Jisoo meringis saat mengambil ponsel di nakas, lengan kanan terserang rasa nyeri. Sebab selalu mengulang gerakan yang sama dalam waktu yang lama, mengakibatkan lengan kanannya terasa sakit. Semalam Jisoo lupa--selebihnya malas--mengolesi salap. Jisoo pikir sakitnya akan hilang esok pagi, ternyata lebih bertambah nyeri dan sakit.
Jisoo kemudian duduk bersandar pada headboard tempat tidur. Dengan cepat ia menggeser panggilan yang awalnya ia kira dari Nyonya Kim, ternyata Doyoung.
"Ada apa, Doyoung?"
"Kakak tidak ke rumah sakit?"
Jisoo lagi-lagi meringis ketika lengan kanan yang sakit itu tak sengaja ia angkat untuk menyelipkan rambut di belakang telinga. Sontak Jisoo cepat-cepat kembali menurunkan dan mencari posisi yang pas agar tidak merasakan sakit.
"Sepertinya, tidak. Lenganku sakit, memangnya kenapa?"
"Ah, begitu, ya? Pasien Kakak ada di sini."
"Bilang padanya, hari ini aku belum bisa datang, kembali besok saja."
"Tapi dia sudah menunggumu daritadi, Kak."
"Sampaikan maafku padanya, aku benar-benar tidak bisa datang. Lenganku sangat sakit, Doyoung,"
Katakanlah Jisoo tidak profesional karena ia lebih mementingkan kesehatannya dari pada kesehatan pasien. Sebab jika dokter sakit, bagaimana bisa mengobati pasiennya? Lagi pula, sama saja jika Jisoo datang, tak ada yang bisa ia lakukan. Yang ada hanya merepotkan orang lain.
"Berikan ponselmu padanya, biar aku yang bicara," ujar Jisoo saat merasa Doyoung hanya diam tidak berani mengatakan apa yang Jisoo sampaikan tadi.
Setelah itu, terdengar suara Doyoung yang berbicara dengan seseorang. "Tuan, Dokter Kim ingin bicara denganmu."
"Halo?"
"Halo, Tuan. Maaf hari ini aku tidak bisa datang, kondisiku sedang tidak stabil. Kau bisa datang besok, aku janji akan--"
"Di mana rumahmu?"
"Huh?" respon Jisoo kaget karena ditanya seperti tadi.
"Ini aku, Jinyoung."
"Oh, Jinyoung? Maaf, tapi jadwal Jihoon--"
Tut.
Jisoo menjauhkan ponsel dan melihat ke layar. Ia mengerut saat panggilan sudah diputuskan.
"Tidak sopan sekali," gerutu Jisoo.
Begitu Jisoo akan meletakkan ponsel kembali, ia baru menyadari ada notifikasi panggilan dan pesan. Wanita itu menggilir layar ke bawah untuk melihat si penelepon dan pengirim pesan tersebut.
4 Panggilan tak terjawab dari Park Jinyoung
6 Pesan belum dibaca dari Park JinyoungJisoo mengerut. Dalam batinnya bertanya kenapa Jinyoung menelepon dan mengirim pesan berulang kali.
Park Jinyoung
Dokter Kim, hari ini aku boleh menemuimu? Ada yang ingin kuberitahu (06.28)
Aku akan menemuimu di rumah sakit (06.29)
Dokter Kim? (06.40)
Tolong angkat teleponnya (06.42)
Tolong bantu aku, Dokter Kim (07.03)
Aku sudah di rumah sakit, kau belum datang? (07.33)Lalu satu pesan terbaru muncul membuat Jisoo semakin bingung membacanya. Bukan huruf-huruf, melainkan maksud dari pesan itu yang membuat Jisoo bingung.
Di mana alamatmu? Aku akan menjemputmu. Tolong bantu aku.
Begitu Jisoo akan membalas, satu panggilan masuk dari orang yang sama membuatnya mengurungkan niat. Jisoo langsung menggeser panggilan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Feeling
Fanfiction[Fanfiction] Mengobati banyak pasien dalam satu hari tidak keberatan, tetapi kenapa meminta Jisoo membalas perasaan Jinyoung rasanya berat sekali?