ᴜɴᴛɪᴛʟᴇᴅ ° ²⁷

132 25 2
                                    

Kicauan burung yang menyambut pagi tak membuat Jisoo beranjak dari tempat tidur. Sebab perkataan Jinyoung yang mengatakan bahwa pria itu akan mendatanginya di rumah sakit nanti, Jisoo tak bisa tidur. Iya, sampai pagi datang pun mata wanita itu tak bisa terpejam. Ketika ia memejam, pertanyaan Jinyoung langsung memenuhi kepalanya.

Jisoo memijit pelan pelipisnya. Seketika kepala pusing. Jisoo berniat takkan masuk hari ini, tetapi bukankah itu berlebihan? Lagi pula, walaupun ia tak masuk, Jinyoung masih bisa mendatanginya langsung ke rumah. Oh, tapi tunggu dulu. Sepertinya tidak. Jisoo berada di apartemen, dan Jinyoung tak tahu apartemennya.

Oke. Jisoo takkan masuk hari ini. Ia akan menghubungi Doyoung dan memberitahu pemuda itu. Jisoo mencabut nirkabel dari ponselnya yang sudah terisi penuh dari semalam lalu mencari kontak Doyoung.

Baru saja jarinya membuka aplikasi kontak, sebuah notifikasi pesan muncul.

Jinyoung

Aku akan ke sana saat waktu makan siang karena pagi ini ada rapat. Sampai nanti, dokter Kim.

Jisoo mendesis dan memejam sesaat. Niatnya menghubungi Doyoung pun terurung saat membaca pesan dari Jinyoung.

Dan yang Jisoo lakukan selanjutnya adalah meletakkan ponsel di kasur dengan kasar lalu menyibak selimut dan turun dari tempat tidur menuju kamar mandi dengan mengurungkan niat agar tidak masuk hari ini.

* * *

"Selamat pagi, Dokter Kim."

"Pagi, Gyuri."

Jisoo yang tadinya sudah ingin pamit pergi ke ruangan tiba-tiba mengurungkan niat saat tak sengaja matanya menangkap sosok Nyonya Park berjalan ke arah meja resepsionis dengan kaca mata hitam yang bertengger di hidung. Jisoo dengan cepat membungkuk sopan pada Nyonya Park saat wanita itu berhenti di depannya.

Pemikiran Jisoo saat ini adalah, dia pasti ingin membalas dendam pada Jisoo karena masih tak terima Jihoon meninggal.

"Selamat pagi, Nyonya. Ada yang bisa dibantu?" Suara Gyuri menyahut.

"Tadinya aku ingin meminta bantuanmu mencari seseorang, tapi karena orang yang kucari sudah ada di sini jadi ..., " jawab Nyonya Park sambil memandang Jisoo dan menggantung omongannya.

Jisoo menoleh ke arah Gyuri. Keduanya saling tatap kemudian Jisoo kembali melihat ke arah Nyonya Park. "Anda mencari saya?"

Tidak salah lagi pemikiran Jisoo tadi. Ibu Jinyoung memang ingin menemuinya.

Tak mengangguk atau pun menggeleng, Nyonya Park langsung menjawab, "Ada yang ingin kubicarakan denganmu."

Jisoo lagi-lagi membuang pandangan ke arah Gyuri. Perempuan dibalik meja resepsionis itu ikut khawatir sebab takut kejadian Nyonya Park yang menyerang Jisoo terulang kembali. Kejadian itu memang sudah diketahui oleh para staf rumah sakit.

"Kalau begitu, mari ke ruangan saya, Nyonya," ajak Jisoo sembari memberi jalan kepada Nyonya Park untuk pergi ke ruangannya.

Begitu Nyonya Park melangkah, Jisoo menyusul dari belakang dengan perasaan was-was dan takut. Kepalanya sudah sakit memikirkan pertanyaan Jinyoung yang belum ia jawab, dia tak mau bertambah sakit karena dijambak ibunya Jinyoung. Jisoo menggeleng kuat mencoba menyingkirkan pikiran negatifnya itu dan berharap semoga tak ada apa pun yang terjadi.

The FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang