ᴜɴᴛɪᴛʟᴇᴅ ° ²

304 49 2
                                    

Jisoo melambatkan langkah kaki begitu akan sampai. Matanya menyipit ke arah dua pria yang tengah duduk di bangku depan ruangannya. Jisoo mengerut kebingungan karena merasa tidak pernah membuat janji dengan dua orang itu sebelumnya.

Itu bukan pasienku, batin Jisoo.

Akan tetapi, Jisoo seperti mengenal salah satu diantara keduanya. Ia kemudian mengambil ponsel di saku jas lalu mencari kontak Doyoung dan langsung menghubungi pemuda itu.

"Kau yakin mereka mencariku?" tanya Jisoo begitu Doyoung mengangkat sambungan teleponnya.

"Iya, Kak. Memangnya kenapa?"

"Aku rasa bukan pasienku. Aku tidak pernah melihat mereka sebelumnya,"

"Mungkin saja mereka pasien yang baru ingin berkonsultasi dengan Kakak?"

"Ah, benar juga."

"Kakak pasti berpikir mereka orang jahat, kan? Tenang, Kak, kalau mereka berbuat sesuatu padamu, teriak saja. Di rumah sakit, kan, ada keamanan."

Jisoo mendengus. Ia pikir Doyoung akan menawarkan diri menjadi pahlawan untuk membantunya.

"Iya, Doyoung. Terima kasih untuk informasinya. Aku tutup."

Belum mendengar respon Doyoung, Jisoo sudah memutuskan sambungan telepon. Ia kembali memasukkan ponselnya ke tempat semula.

Jisoo kemudian melangkah ke arah dua pria itu. Senyum manis yang terkesan menyambut menghias di bibir Jisoo.

"Maaf sudah membuat kalian menunggu," tutur Jisoo.

Jackson dan juga Jinyoung bangun dan menunduk sopan pada Jisoo yang sudah lebih dulu dilakukan wanita itu.

Jackson melempar senyum kecil pada wanita itu. "Tidak, kami yang minta maaf karena sudah datang diwaktu istirahatmu."

Jisoo membalas dengan senyum. "Mari masuk," ajaknya lalu melangkah masuk ke ruangan disusul dua pria itu.

Saat membuka pintu ruangan, mata keduanya langsung dimanjakan dengan lukisan cantik bunga Lotus berwarna putih yang digantung di dinding menghadap ke arah pintu masuk.

Mata Jinyoung menjelajahi tempat itu dan mendapati aromaterapi Tulip Essential Oil yang didesain keren menyerupai vas bunga terletak di atas meja kaca di sisi kiri ruangan yang juga disediakan satu sofa panjang menghadap ke arah meja kerja Jisoo.

Dapat Jinyoung simpulkan bahwa Jisoo adalah tipe wanita simpel, suka kedamaian, dan suka membaca buku. Hal itu terlihat jelas pada satu rak buku yang terbuat dari kayu, berdiri di sisi ruangan sebelah kanan.

Jinyoung dan Jackson duduk setelah dipersilahkan oleh Jisoo. Sedangkan wanita itu tengah sibuk membolak-balik kertas sebuah buku dari tempat duduknya.

"Boleh tahu nama kalian?" tanya Jisoo melirik Jinyoung dan Jackson secara bergantian lalu kembali menunduk melihat jurnal yang berisikan nama pasien serta jadwal konsultasi.

Jackson mengangkat kedua alis. "Aku pikir kau sudah mengenalku,"

Jisoo sontak mengangkat kepala menatap Jackson dengan kebingungan. Ia lalu berusaha mengingat wajah pria itu yang memang tidak asing baginya.

Jacksong tersenyum. Ia berkata, "Kau mungkin sudah lupa. Aku Jackson, Wang Jackson. Kita pernah jadi partner saat memandu acara ulang tahun sekolah dulu."

Jisoo memiringkan kepala mencoba mengingat lagi. Sedetik kemudian dia melebarkan mata.

"Astaga! Kau ... Jackson si pria yang suka tebar pesona itu?"

The FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang