ᴜɴᴛɪᴛʟᴇᴅ ° ³¹

93 17 0
                                    

Jisoo menghentikan langkah di depan ruangan lalu berbalik menatap Jinyoung yang setia mengekor sedari tiba. Pria itu baru saja mengantarnya kembali ke rumah sakit setelah keduanya makan siang bersama tadi.

"Terima kasih sudah mengantarku," ucap Jisoo.

Jinyoung tersenyum dan mengangguk. "Mau kujemput nanti saat pulang?"

Jisoo mengerut. "Memangnya kau tidak sibuk?" tanya wanita itu sebab selalu melihat Jinyoung bebas saja untuk mengantar-jemput dirinya. Padahal yang ia tahu posisi Jinyoung termasuk orang yang sibuk dengan pekerjaannya.

"Hanya mengantarmu pulang tidak akan menganggu waktu kerjaku," jawab Jinyoung.

Jisoo mendelik. "Ya sudah, nanti kukabari kalau sudah waktu pulang."

Jinyoung tersenyum mendengar hal itu. "Baiklah, kalau begitu kau masuk saja. Aku akan kembali ke kantor."

Jisoo mengangguk. "Hati-hati," katanya.

Jinyoung mengusap pelan rambut Jisoo lalu berlalu pergi. Sedangkan Jisoo masih terus memandang punggung Jinyoung yang perlahan menjauh. Ia tersenyum mengingat kini sudah tak ada lagi yang harus dipikirkan tentang perasaannya karena semua telah jelas. Dia memang menyukai Jinyoung, hanya saja terlambat menyadari akan hal itu.

* * *

"Jinyoung!"

Jinyoung menghentikan langkah begitu mendengar ada yang menyerukan namanya. Ia berbalik dan mendapati seorang wanita berlari kecil ke arahnya.

Jinyoung mengerut. "Suzy?"

"Kenapa kau disini? Siapa yang sakit?" tanya Suzy pada pria itu.

"Tidak ada yang sakit. Aku hanya mengantar Jisoo."

Jisoo? Batin Suzy.

"Kau sendiri sedang apa di sini? Ingin menjenguk siapa?" Jinyoung balik bertanya.

"Youngjae. Kau tahu, 'kan dia punya asma? Kemarin dia pingsan karena asmanya kambuh. Jadi, mereka membawanya kemari."

"Di mana ruangannya?"

* * *

Youngjae berdecak. "Sudah kubilang aku hanya kelelahan. Dia bohong soal penyakitku, Kak. Aku tak apa, sungguh."

"Masih sok kuat sekali kau ini. Jelas-jelas teman kerjamu mengatakan kalau kau sempat sesak napas lalu pingsan. Bisa-bisanya mengatakan hanya kelelahan," Suzy membalas dengan ketus melihat Youngjae yang membela diri di depan Jinyoung.

"Kenapa aku tidak diberitahu kalau kau dirawat disini?" tanya Jinyoung mengalihkan 'pertengkaran kecil' Youngjae dan Suzy.

Suzy yang berdiri di samping Jinyoung dengan tangan yang menyilang di depan dada itu menoleh pada Jinyoung. "Katanya, dia tak mau kau tahu."

Youngjae melempar tatapan ke Suzy. Ia melototkan mata memberi isyarat pada wanita itu seperti mengatakan, 'kau diam saja'. Namun, Suzy tak peduli.

"Kenapa tak mau aku tahu?"

"Kak, aku hanya sakit biasa. Bahkan hari ini sudah bisa pulang. Wanita disampingmu saja yang berlebihan dengan mengatakan bahwa aku harus dirawat lebih lama."

"Berlebihan apanya? Kau memang—"

"Apa Dokter sudah memeriksamu?" tanya Jinyoung memotong omongan Suzy yang ingin berdebat lagi dengan Youngjae.

Youngjae mengangguk pelan. "Ya, sudah. Pagi tadi."

"Apa yang dokter katakan?" tanya Jinyoung lagi.

"Dokter mengatakan bahwa sesak napas yang dia alami memang karena penyakitnya itu," Suzy menjawab.

The FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang