❤️❤️❤️
Apakah baik seorang manusia dipanggil hewan?
Apakah pantas kau memanggil temanmu dengan sebutan yang buruk?
Jaga ucapanmu!
Jangan kau panggil orang lain sesukamu!
Tak semua orang dapat menerima itu
Mengertilah, wahai kawanku~Sarah Rahimah~
***
Sarah dan Laila berjalan menuju warung Mbok Jun-suatu warung dekat rumah Sarah. Di warung itu, terdapat beberapa lelaki yang saling bercengkrama. Di sana juga ada Ammar dan cs-nya. Salah satu dari mereka, ada yang menyalakan rokoknya. Laila yang tak tinggal diam jika ada orang yang membuat polusi pun menyambar rokok itu lalu menginjak-injaknya. Si empunya rokok itu tampak geram dan menatap tajam Laila.
"Heh, Monyet! Maksud lo apa nginjek rokok gue, hem?" tanya Ari-teman Ammar-yang sangat murka. Bagaimana tidak murka? Ia baru saja membeli rokok itu. Tapi, rokok itu bernasib malang sebab diinjak Laila.
"Kak Ari, nama dia itu Laila, tolong jangan panggil dia seperti tadi!" peringat Sarah.
"Tahu apa sih, lo, Ustadzah Gadungan?" Ari menyeringai.
Braaakkk
"ARIII!" Dengan marah, Ammar menggebrak meja. "Jangan sekali-sekali lo nyebut Sarah sebagai Ustadzah Gadungan, ngerti lo?" Mata Ammar mendelik.
"Abis mereka ngeselin, Mar!" Ari menggerutu.
"Heh, Kak, lagian yang ngeselin siapa, sih? Yang ada Kakak tuh yang ngeselin! Bikin polusi udara, aja! Rokok Kakak itu mengandung zat kimia berbahaya, Kak," ucap Laila yang sangat benci dengan bau rokok.
"Suruh siapa, lo ke sini? Nggak ada yang nyuruh, kan? Pergi lo dari sini! Dasar Parasit!"
"Astaghfirullah, Kak. Tolong jaga ucapan, Kakak!" Sarah membela Laila yang sepertinya 'baper' dengan ucapan Ari tadi sehingga ia ingin menangis. "Kakak tidak boleh seperti itu, Kak. Berkatalah yang baik atau diam, Kak!" nasehat Sarah.
"Nggak usah sok ngajarin gue deh, lu! Anak kecil, tahu apa?"
Ammar menepuk pundak Ari. "Dah lah, Ri, ngalah sama perempuan!" ujar Ammar yang membuat Ari bungkam.
"Mungkin pengetahuanku memang tak sebanyak Kakak, tapi aku hanya ingin menjelaskan bahwa Kakak harus berkata yang baik agar tak melukai perasaan orang lain!"
"Halaaah ... temen lo aja yang baperan," sahut Ari.
"Karena mayoritas perempuan itu bertindak dengan perasaan, Kak. Asal lo tahu!" kesal Laila.
Sarah merangkul Laila agar gadis itu segera tenang. Ia juga menepuk-nepuk punggung Laila pelan. Setelah dirasanya gadis itu tenang, seperti biasa, Sarah akan mengeluarkan tausiyah singkat.
"Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
![](https://img.wattpad.com/cover/228696183-288-k930271.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Apa dengan Bid'ah? [Slow Update]
SpiritualSarah Rahimah, seorang gadis muslimah yang memperjuangkan dirinya untuk berhijrah dan menjauhi segala bid'ah. Hidupnya begitu sederhana. Meski sangat cantik, ia lebih suka menutup wajahnya dengan cadar agar terhindar dari pandangan laki-laki yang bu...