❤❤❤
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
اَلْخَبِيْثٰتُ لِلْخَبِيْثِيْنَ وَالْخَبِيْثُوْنَ لِلْخَبِيْثٰتِۚ وَالطَّيِّبٰتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَالطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبٰتِۚ اُولٰۤىِٕكَ مُبَرَّءُوْنَ مِمَّا يَقُوْلُوْنَۗ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌ ࣖ
"Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga)."
QS. An-Nur[24]:26Daun-daun kering dari pohon besar depan rumah Sarah berjatuhan, membuat Sarah harus menyapu ulang halamannya. Sementara itu, ia harus segera pergi ke masjid desa sebelah karena kajiannya akan dimulai setengah jam lagi. Sarah memberhentikan aktifitasnya sejenak ketika mendengar suara bundanya yang agak serak.
"Nak, biarkan saja! Lebih baik sekarang kamu berangkat ke kajian itu, takut mereka sudah menunggu!" saran bunda Sarah sambil keluar membawa piring berisi gorengan untuk suaminya.
"Baik, Bunda," balas Sarah sambil meletakkan sapu.
"Ayah, Bunda, Sarah berangkat dulu ya!" pamit Sarah pada kedua orang tuanya sambil menjabat tangan mereka.
Ketika Sarah hendak pergi dengan berjalan kaki, tiba-tiba saja Laila dari arah belakang datang dan menawarkan tumpangan pada Sarah. Sarah pun menerimanya dengan senang hati.
Karena jarak antara rumah Sarah dan masjid itu tidak begitu jauh, akhirnya Sarah dan Laila pun sampai di masjid itu dalam waktu 7 menit. Ketika sampai di sana, Sarah disambut dengan ramah tamah. Sarah dipersilahkan masuk dan langsung mengisi kajian karena acaranya sudah sampai pada sesi inti.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!" salam Sarah dengan wajah yang ceria.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab seluruh jamaah yang hadir di masjid itu.
"Innalhamdalillahi nahmaduhu wanasta'inu wanastaghfiruhu wana'udzubillahi min syuruuri anfusinaa wamin sayyiaati a'maalina. Man yahdillah falaa mudhillalahu wamin yudhillhu falaa haadiyalahu. Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadan abduhuu warosuluh", doa Sarah membuka majlis.
"Sahabat beriman yang dirahmati Allah, pada kesempatan kali ini, saya ingin mengajak kepada jamaah yang hadir di majlis ini dan mengajak pada diri saya sendiri tentunya, untuk memahami berbagai permasalahan seputar bid'ah yang sering terjadi di masyarakat kita dan yang sudah dianggap biasa. Bid'ah ini terbagi dalam beberapa macam. Ada yang tingkatannya tinggi, ada yang sedang, bahkan ada pula yang rendah. Salah satu contoh bid'ah yang paling sering dilakukan oleh masyarakat Islam yang awam adalah mengenang kematian 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, dan 1000 hari. Coba bayangkan! Apakah setelah dilakukan itu, ruh semua orang yang meninggal dapat kembali? Ada juga orang yang beranggapan bahwa sebelum 40 hari, ruh orang yang baru meninggal akan kembali kepada keluarganya. Sesungguhnya mereka tidak paham akan hakikat kematian. Orang yang sudah meninggal itu telah lepas seluruhnya dari kehidupan dunianya. Mereka tengah mempersiapkan kehidupan mereka di alam akhirat!" terang Sarah dalam kajiannya.
"Contoh bid'ah yang lain, yaitu larangan menikah di bulan Sura atau bila dalam kalender hijriah disebut bulan Muharram. Anggapan sebagian masyarakat jika menikah di bulan ini akan membawa petaka, akan membuat yang punya hajat tidak selamat, akan mendatangkan marabahaya, dan lain sebagainya. Ketahuilah, bahwa anggapan semacam ini dinamakan SYIRIK. Ya, syirik, perbuatan yang amat dibenci oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ada satu hadits shahih terkait hal ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/228696183-288-k930271.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Apa dengan Bid'ah? [Slow Update]
SpiritualSarah Rahimah, seorang gadis muslimah yang memperjuangkan dirinya untuk berhijrah dan menjauhi segala bid'ah. Hidupnya begitu sederhana. Meski sangat cantik, ia lebih suka menutup wajahnya dengan cadar agar terhindar dari pandangan laki-laki yang bu...