Bagian 8 (Musik Senjatanya Orang Kafir)

307 22 10
                                    

❤❤❤

Tiada bunyi yang lebih indah kecuali Al-Qur'an yang dibacakan
Tiada tulisan yang lebih cantik kecuali huruf-huruf Al-Qur'an
Tiada ucapan yang lebih mulia kecuali bacaan ayat-ayat Al-Qur'an
Tiada sajak yang lebih menarik rangkaiannya kecuali Al-Qur'an
Tiada ilmu yang benar kecuali yang bersumber dari Al-Qur'an
Tiada pemberi peringatan kecuali Al-Qur'an
Tiada pemberi syafaat kecuali Al-Qur'an yang dibaca oleh orang yang beriman

~Sarah Rahimah~

     Cuaca di siang hari ini amat terik. Matahari seakan mengeluarkan energi ganda. Atas izin Allah juga, langit masih tetap kokoh dengan membawa keutuhannya. Ditambah dengan guratan awan putih yang turut menghiasi langit nan biru. Sarah dan Laila pun duduk di bawah pohon untuk bertukar udara. Karena cuaca yang begitu panas, Laila terus saja mengeluh dan berkata yang tidak-tidak.

"Aduuuuh, Ya Allah! Cuacanya panas banget sih!" gerutu Laila sambil mengibas-ngibaskan kerudungnya.

"Jangan ngeluh, atuh!" nasehat Sarah.

"Gimana nggak ngeluh, orang panas gini!" keluh Laila.

"Nerakanya bocor kali ya?" celetuk Laila.

"Astaghfirullah hal'adzim, Laila! Jangan ngomong gitu! Istighfar, dan ucapkanlah perkataan yang baik-baik!" nasehat Sarah lagi.

"Astaghfirullah! Iya deh," balas Laila.

     Setelah percakapan itu, heninglah di antara keduanya sampai terdengar alunan musik yang memekakkan telinga mereka.

"Laila, kamu denger musik, nggak?" tanya Sarah.

"Iya, aku denger! Tapi di mana ya?" tanya balik Laila.

"Coba kita cari asal suaranya yuk!" ajak Sarah.

"Tapi musik kan haram, Rah, ngapain kita mau ke sana?" tanya Laila yang tak paham maksud Sarah.

"Udah, ikut aja!" ajak Sarah sambil menggandeng tangan Laila.

     Sarah dan Laila pun berjalan mencari sumber musik itu. Ketika tiba di balai desa, Sarah terperangah melihat pemain musik tersebut yang pakaiannya amburadul dan banyak tato di sana sini.

"Subhanallah!" ucap Sarah reflek.

Dengan penuh keberanian, Sarah mendatangi para pemain musik tersebut.

"Assalamu'alaikum!" salam Sarah pada mereka.

"Wa'alaikumussalam!" jawab mereka kompak.

"Wah, ada bidadari cantik mampir ke sini, nih!" goda salah seorang dari mereka.

"Iya, lo bener! Dua, lagi, Bro!" tambah yang lainnya.

"Pulang aja yuk, Rah! Ngapain sih kita ke sini! Nggak ada faedahnya juga!" gerutu Laila sambil menarik-narik tangan Sarah agar pergi dari sana.

"Nanti aja ya, Laila!" tolak Sarah halus.

"Hmmm!" balas Laila yang memasang wajah menangis.

     Tanpa memperhatikan Laila lagi, Sarah mulai memfokuskan tujuannya datang ke mari untuk menasehati para pemain musik tersebut agar tidak bermain alat musik lagi.

"Maaf, Akhi-akhi semuanya! Saya ingin memberitahu kalian bahwa kalian sedang tersesat! Maukah ku bantu tunjukkan jalan yang lurus?" tawar Sarah pada pemain alat musik itu.

Ada Apa dengan Bid'ah? [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang