Bagian 17 (Antara K-POP dan Dajjal)

272 17 2
                                    

❤❤❤

Zaman telah berubah
Tidak sedikit pemuda di zaman ini yang salah dalam mengidolakan seseorang
Mereka kehilangan sosok panutan yang sesungguhnya
Mereka terlalu sibuk mengutip Barat
Mereka terperdaya oleh Oppa-Oppa Negeri Ginseng

Sudah mulai rusak generasi bangsa ini
Demi konser, mereka rela menghabiskan banyak uang
Demi idola, mereka rela membelanya mati-matian
Demi cinta, para wanita rela berjoged-joged seakan kehilangan rasa malu

Di mana sosok itu?
Sosok panutan umat akhir zaman yang sesungguhnya
Kembalikan idola kami umat Islam, Ya Rahman
Kembalikan keidolaan kami pada Muhammad
Yang telah mendoakan kami beribu abad yang lalu

~Sarah Rahimah~

    
     Seminggu sudah berlalu, kini kondisi Laila sudah benar-benar pulih. Ia pun sudah mendapat izin untuk pulang. Semua orang yang ada di sana tampak bahagia. Terukir jelas dari wajah Sarah yang sangat bahagia atas sahabatnya. Kedua sahabat itu berpelukan sejenak sebelum akhirnya mereka keluar meninggalkan kamar 705 tempat Laila dirawat.

     Ketika berjalan menuju parkiran rumah sakit, Laila dihebohkan dengan idola rahasianya yang akan menggelar konser di kotanya. Ia pun menjerit seketika. Membuat Sarah langsung menanyakan perihal apa yang membuatnya begitu senang. Namun yang ditanya malah senyum-senyum sendiri.

     Tiba di parkiran, Sarah melihat Ibrahim yang tengah duduk dengan seorang gadis. Terbesit di hatinya sedikit rasa cemburu. Namun, Sarah berusaha menampik rasa itu.

"Dek!" panggil Muhammad yang melihat Sarah termenung.

"Eh iya, maaf, Kak!" balas Sarah seraya menerima helm yang diberikan oleh kakaknya.

     Sarah berboncengan dengan Muhammad, sementara Laila berboncengan dengan kakaknya. Mereka berempat pun keluar meninggalkan area rumah sakit.


🍀🍀🍀

   
     Sarah tampak kebingungan mencari bolpoinnya. Ia merogoh-rogoh meja belajarnya, namun hasilnya nihil. Lalu ia mencoba untuk merogoh tasnya, namun hasilnya tetap nihil. Sementara itu, ia harus segera mengerjakan PR-nya yang sangat banyak. Kalau sudah seperti ini, bagaimana ia akan mengerjakan PR jika penanya saja belum ditemukan.

"Cari apa, Dek?" tanya Muhammad seraya melangkahkan kakinya masuk ke kamar adiknya.

"Bolpoin Sarah hilang, Kak!" balas Sarah pasrah.

"Beli aja, Dek!" saran Muhammad.

"Kalau itu Sarah juga tahu, Kak, tapi kemarin Sarah baru beli bolpoinnya satu pack. Masa langsung hilang?" balas Sarah sambil berpikir keras mengingat-ingat di mana ia meletakkan bolpoinnya.

     Semakin Sarah berpikir, kepalanya semakin sakit. Ia pun merehatkannya sejenak di atas tempat tidur. Melihat adiknya yang kelelahan, Muhammad berinisiatif untuk membelikannya bolpoin. Ia pun segera keluar kamar dan pergi begitu saja.

     Di perjalanan, Muhammad melihat Laila yang sedang bertengkar dengan seseorang. Ia pun berhenti untuk melerai mereka.

"Ada apa ini?" tanya Muhammad pada Laila dan kakaknya yang sedang bertengkar.

"Ini loh, Kak Hasyim nggak ngizinin aku nonton konser!" jelas Laila.

"Oh, konser apaan?" tanya Muhammad lagi.

Ada Apa dengan Bid'ah? [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang