Bagian 4 (Berkhalwat dengan yang Bukan Mahram)

383 29 14
                                    

❤❤❤

Lebih baik sendiri daripada berdua dengan yang tak halal bagi kita
Lebih baik menjaga diri daripada terjerumus dalam kemaksiatan
Lebih baik memperbaiki hati daripada mempercantik wajah
Lebih baik menilai diri sendiri daripada menggunjing orang lain

~Sarah Rahimah~

***

    
     Tiupan angin lembut menyapu wajah Sarah yang tertutup cadar. Alhamdulillah, sudah satu tahun ini Sarah istiqomah menggunakan penutup wajah. Kini hidupnya terasa lebih aman dan nyaman.

Drttt ... drttt ... drttt

     Terdengar suara getar ponsel Sarah yang menandakan ada yang menghubunginya. Sarah pun cepat-cepat mengangkat teleponnya. Terdengar suara seseorang yang begitu senang dari seberang sana. Dan ternyata itu adalah suara Laila, sahabat Sarah.

     Setelah Laila memutuskan sambungan teleponnya, Sarah langsung bergegas pergi menemui seseorang di taman kota. Tak lupa Sarah pun berpamitan terlebih dahulu kepada bundanya yang kebetulan sedang ada di rumah.

     Dan sesampainya di sana, Sarah begitu terkejut mengetahui ada seseorang yang menutup matanya dari arah belakang. Dan orang itu adalah Laila.

"Rah, hari ini gue bener-bener seneng banget! Lo tahu nggak kenapa?" ucap Laila sambil tertawa.

"Aku nggak tahu Laila. Coba kamu ceritain deh!" jawab Sarah jujur.

"Oke. Hari ini gue mau kencan, Rah! Gimana, bagus kan hari gue!" ujar Laila sambil membanggakan diri.

"Astaghfirullah, Laila! Aku sarankan kamu jangan pergi. Berkhalwat itu dosa, Laila. Itu termasuk perbuatan mendekati zina. Di dalam Al-Qur'an sudah dijelaskan. Kamu jangan melanggar perintah Allah, Laila! Aku nggak mau kamu menyesal di akhirnya!" ujar Sarah yang masih gigih memperingatkan Laila.

"Kenapa sih Rah, lo nggak pernah ngertiin gue! Lo selalu ngekang-ngekang gue. Yang ngejalanin hidup siapa? Gue kan? Lo itu cuman wanita pengganggu selama ini! Lo nggak pernah ngedukung semua yang gue mau. Kalau gini caranya, lebih baik persahabatan kita berakhir sampai di sini. Lagi pula, gue bukan teman yang bisa membawa lo ke dalam kebaikan. Gue nggak akan mungkin ngebawa lo ke surga. So, persahabatan kita selesai, dan jangan hubungin gue lagi!" jelas Laila panjang lebar dengan mencurahkan semua emosi yang dipendamnya kepada Sarah selama ini.

"Baik, Laila, kalau itu keinginan kamu. Tapi, kalau suatu saat kamu butuh bantuan, jangan pernah ragu untuk meminta bantuanku. In syaa Allah, aku pasti bantu kamu kok. Dan jangan pernah lupakan aku sebagai sahabatmu, Laila!" balas Sarah sambil menyeka air mata Laila.

"Stop, Sarah! Gue nggak mau denger kata-kata lo lagi! Bye!" gertak Laila yang mulai berjalan meninggalkan Sarah.

"Iya, Laila. Kalau suatu saat hati kamu terluka, jangan pernah sungkan ya cerita sama aku!" pesan Sarah yang masih bisa di dengar Laila.

     Setelah meninggalkan Sarah di taman tadi, Laila sekarang sudah bersama dengan kekasihnya di sebuah bendungan yang pemandangannya indah dengan pohon-pohon rimbun namun tak terkesan seram. Keadaan di bendungan tersebut terbilang sangat sepi karena hanya ada mereka berdua di sana.

     Kekasih Laila yang bernama Majnun itu memberikan sebuah kado kepada Laila. Dan Laila langsung menerimanya dengan hati yang berbunga-bunga. Bagaimana tidak, setelah dibuka, isi kado tersebut adalah sebuah kalung yang selama ini diinginkan Laila. Laila pun berhambur memeluk Majnun, kekasihnya. Majnun membalas pelukan itu, lalu mengecup kening Laila.

Ada Apa dengan Bid'ah? [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang