"..aku iri padamu."
Sunoo duduk dihadapan jake yang kini tengah menyantap hidangan makan malamnya. Sebelumnya, baik sunoo dan jake sama-sama bercerita tentang pengalamannya satu sama lain.
Dan selama sunoo bercerita, jake hanya diam sembari menunduk dan sesekali menyuapkan makanan pada mulutnya setelah mendengar cerita dari sunoo tentang pengalamannya dalam mengikuti sebuah audisi.
"apa yang membuatmu iri padaku?"
"kau memiliki banyak pengalaman. kegagalan yang sejak kecil telah kau alami, namun kau sama sekali tidak menyerah meskipun sempat hampir putus asa. kau tau? sebuah kegagalan merupakan kunci utama sebelum menuju kesuksesan. penampilanmu sangat hebat tadi dan aku bangga! aku benar-benar iri karena aku tidak bisa menampilkan penampilanku sebagus itu. aku terlalu gugup, bahkan panik. kurasa ditahap selanjutnya aku akan segera pulang."
Sunoo terkejut saat mendengar penuturan jake. Lagi dan lagi ucapan heeseung berputar di kepalanya.
"..pegang selalu kata-kataku, ada sekian banyak orang yang terus berusaha untuk menjadi dirimu saat ini."
Sunoo tersenyum tipis. Semua yang heeseung katakan benar-benar nyata, dan tidak seharusnya sunoo merasa tidak pantas sebelumnya.
"tapi bukankah kau juga mengalami hal yang sama sepertiku? bahkan penampilanmu sebelumnya jauh lebih hebat dibandingkan penampilanku! lagu yang kau bawakan benar-benar cocok dengan karaktermu, dan aku menyukainya. jangan memandang rendah dirimu, jake. kau pantas, dan kita akan sukses bersama-sama."
Jake tersenyum dan berucap terima kasih pada sunoo. Sepertinya besok sunoo benar-benar harus menemui heeseung dan menyampaikan rasa terima kasihnya juga jake pada remaja berusia 20 tahun tersebut.
"ini sudah malam, kau ingin aku mengantarmu pulang?"
Sunoo menggelengkan kepalanya dan berjalan beriringan bersama jake kearah pintu keluar restoran. Hari ini benar-benar berjalan sesuai dengan apa yang ia perkirakan. Dan sunoo tidak bisa menahan senyumannya saat kembali mengingat apa saja yang ia lakukan hari ini.
Kembali bernyanyi dihadapan juri, bertemu rekan baru, serta mengalami berbagai perasaan yang bercampur menjadi satu. Kapan terakhir kali sunoo mengalami semua hal ini.. sebelum sang ayah menyuruhnya untuk berhenti?
..
Sesampainya dirumah, hening menyapa indra pendengaran sunoo. Suasana rumah terasa sunyi, dan bahkan tidak ada lampu yang menyala. Jantung sunoo berdegub sedikit lebih kencang, ia merasa tidak tenang.
Dan saat lampu dinyalakan, sosok sang ayah telah berdiri dihadapannya dengan kedua tangan yang melipat didepan dada.
"apa yang kau lakukan hingga pulang selarut ini?"
Sunoo bungkam. Bingung harus menjawab apa. Apakah ia harus jujur kembali pada sang ayah? Atau.. Kembali merahasiakan semuanya?
"nenekmu mengabariku, ia bilang jika ia sempat melihatmu dikawasan kota ulsan. apa yang kau lakukan disana?! kau mau membuatku semakin dipermalukan hanya karena impianmu?!"
Tubuh sunoo didorong hingga membentur tembok. Sang ayah mendekat dan menjenggut rambut sunoo sekuat tenaga hingga sunoo merasakan pusing yang amat teramat menyakitkan. Kepalanya dibenturkan ketembok, pandangan sunoo kini mengabur dan bahkan sunoo mulai tidak mendengarkan apa yang ayahnya ucapkan.
"kau tidak berguna! menyesal aku sempat menganggapmu sebagai anakku! untuk apa kau lahir kedunia ini jika hanya untuk mempermalukanku?!"
Sunoo pikir, istilah 'jangan terlalu kencang saat tertawa, karena setelahnya pasti akan menangis' memang benar adanya. Tidak seharusnya sunoo terlalu bahagia, karena setelahnya pasti akan ada masalah yang menimpa.
Ini baru langkah awal, dan ia sudah disiksa layaknya budak. Apa yang akan sang ayah lakukan jika impian sunoo kelak akan tercapai nantinya?
bersambung..
ps. sunoo maaf aku jahat banget sama kamu (ToT) ayo berdoa semoga book ini gak bakal berakit-rakit kita kehulu sad ending kemudian, okay!
KAMU SEDANG MEMBACA
sunoo's dream
Fanfiction☾ hanya cuplikan kisah tentang sunoo yang terus berusaha untuk meraih mimpinya. - kim sunoo (✓) [ selesai // short story ] © puppy-ming 2O2O