Waktu pada ponselnya telah menunjukkan pukul dua belas malam. Laki-laki itu bersorak untuk dirinya yang kini telah tiba di warsa ke dua puluh yang pertama kalinya. Menikmati euphoria atas lembar baru yang tak ada duanya.
Dua tangannya bertaut, meramalkan doa dan harapan yang telah lama diidamnya. Mengharapkan apa-apa yang dirindunya.
Hebat dia, merasakan senang dalam ruang sempit dan sunyi.
Hebat dia, merasakan hangat kala dua lengan memeluk diri sendiri lagi.
Laki-laki itu kini sudah dewasa sepenuhnya. Atau mungkin, baru separuhnya? Sunoo tidak lagi kekanakan. Laki-laki itu dibesarkan menjadi insan yang kuat. Sunoo tidak lagi mengeluh lemah dan menyalahkan keadaan. Laki-laki itu telah mengerti bagaimana cara kerja semesta.
Rapal kata syukur yang jumlahnya ribuan selalu diucapkannya. Sunoo tidak takut lagi. Toh, dirinya tidak sendirian sekarang.
Sesekali mengingatkan, bahwasanya Ia memang tidak dikejar oleh apapun dan siapapun. Hanya saja, dirinya yang menghantui diri sendiri demi mencapai apa yang diharap. Padahal rasa takutnya adalah wajar.
Ia disayang. Bukan dengan kasih orang lain yang sifatnya sesaat dan transparan. Tetapi kasih dalam diri yang membuatnya merasa direngkuh tanpa beban.
Bukan Ia yang salah! Perasaannya tidak salah untuk merasa rendah. Toh, bumi tak pernah berhenti berputar. Manusia tak pernah berhenti menilai. Tutup telinga untuk hal-hal yang buruk. Buka mata untuk hal-hal yang baik. Baiklah jika ingin mendengarkan sesekali. Tetapi harap-harap tak lagi menjadi pemukul rata atas segala sakit yang dirasa di dunia.
Terima kasih telah lahir sebagai Kim Sunoo. Kepunyaan dirimu sendiri. Yang mana seharusnya kamu juga bangga akan dirimu yang lahir dengan ribuan harap baik dari manusia lainnya. Terima kasih sudah menjadi kuat dan selalu membanggakan. Terima kasih telah bertahan.
Semoga serta mulia untukmu laki-laki di warsa kosong tiga. Sehat selalu!
Sampai disini...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
