suara meriah tepuk tangan di sertai dengan lampu yang menyorot kearah panggung membuat jantung sunoo berdegup dua kali lebih cepat. kalimat rapalan doa terus ia ucapkan, memohon agar diberikan yang terbaik oleh tuhan.
sejak hari dimana sunoo berhasil lolos dalam kompetisi, dirinya tak lagi menaruh ekspetasi terlalu berlebih yang malah hanya akan membuatnya kecewa pada akhirnya. sunoo lebih memilih untuk berserah meski hasil yang datang sama sekali tidak membuatnya dapat tersenyum cerah.
deretan pesan yang datang dari teman-temannya membuat sebuah garis lengkung senyum tercipta pada wajahnya. hatinya menghangat bila mengingat jika dirinya tidak lagi berdiri sendirian.
sebuah tepukan pada bahu sunoo sontak membuatnya terkejut hingga refleks berbalik dengan raut wajah kesal. di belakangnya, terdapat jake yang tengah terkekeh kecil sembari mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya sebagai tanda berdamai.
"..mukamu terlihat kacau sejak pagi tadi. ada apa? apa kau takut?"
anggukan yang diberikan sunoo sebagai balasan atas pertanyaan jake membuat pemuda berdarah blaster australia tersebut memasang senyum teduh. tangannya menepuk pelan bahu sunoo sebagai inisiatif untuk menyemangati sang kawan.
"jangan takut. sejak pertama kali kita bertemu, kau sudah memberikan yang terbaik untuk para juri. pun setelah kau berhasil lolos dan berada dalam masa trainee bersamaku, kau selalu mendapatkan hasil yang memuaskan. hasil akan datang seiring dengan usaha yang di lakukan. dan jika berakhir tidak memuaskan, itu artinya tuhan belum mengizinkan dirimu untuk sukses. dan akan ada saatnya dimana kau bisa menikmati hasil kerja kerasmu sendiri nanti.
untuk saat ini, anggap saja penentuan yang akan kita lewati beberapa menit kedepan merupakan ajang penilaian akan kerja keras yang sudah sama-sama kita lakukan. tenang saja, jika kau gagal aku juga akan gagal. dan jika kau berhasil, akan ada aku yang selalu mendukungmu dari belakang dengan sepenuh hati."
jake memasang senyuman lebarnya begitu melihat raut wajah sunoo yang kian membaik sekarang. tangannya masih tetap berada di posisi yang sama, hingga sunoo menyuruhnya untuk berhenti setelah mengucapkan kata terima kasih.
suara keras yang berasal dari speaker ruang rias seketika membuat jale dan sunoo segera bergegas untuk pergi menuju panggung. keduanya telah bersiap untuk menunjukan penampilan terbaik mereka.
degup jantung yang terus bertalu kencang masih tetap membuat sunoo merasa ketakutan. namun setelah ia pikir, ini adalah penampilan terakhirnya. dan di hari selanjutnya, mungkin akan ada hari yang bisa membuat sunoo merasa lebih ketakutan dari ini nantinya.
oleh karena itu, sebuah senyuman tipis tercipta hingga membuat suasana hatinya berubah tenang. sorak ramai dari arah kursi penonton pun membuat rasa percaya diri sunoo bangkit dengan drastis.
hingga datang waktunya, dimana para juri yang mulai memasuki area panggung dengan beberapa kertas yang berada pada masing-masing diantara mereka. sunoo menggigit bibirnya gugup, terlebih saat tanpa sengaja dirinya bersitatap dengan salah satu diantara juri di depan sana.
"berdasarkan hasil global voting yang dilakukan secara online. telah dipilih beberapa peserta yang berhasil lolos dengan hasil voting terbanyak. diantaranya..."
sunoo perlahan menundukan kepalanya tanpa berani untuk menatap satu persatu penonton yang berada tepat di hadapannya.
"park sunghoon.."
kalimat penenang dari heeseung, jungwon, niki, jake serta sang ibunda terus berputar di kepalanya. helaan nafas berat terus keluar dari belah bibirnya hingga suara dari sang pembawa acara kembali terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
sunoo's dream
Fanfiction☾ hanya cuplikan kisah tentang sunoo yang terus berusaha untuk meraih mimpinya. - kim sunoo (✓) [ selesai // short story ] © puppy-ming 2O2O