"..ini yang namanya sesuatu yang bisa bikin kamu bangga?"
Sunoo menundukan kepalanya dihadapan sang ayah. Hari ini adalah pengumuman hasil seleksi audisi yang sempat sunoo ikuti. Hasilnya, sunoo berhasil masuk.
Tidak sia-sia sunoo rela begadang untuk sekedar mengetes suara dan berlatih setiap malam demi bisa masuk kedalam audisi tersebut.
Tapi sunoo melupakan satu hal, jika sang ayah tidak akan pernah mau mendukungnya sekalipun ia menjadi yang terbaik diantara orang-orang disekitarnya.
"jawab pertanyaan papa!"
Sunoo semakin menunduk. Ditangannya, sebuah kertas bertuliskan 'Kim Sunoo , 17 tahun , lulus' kini diremat hingga kusut tak berbentuk.
"kamu tau berapa lama papa nahan malu didepan keluarga papa disaat kamu malah nolak untuk jadi penerus perusahaan papa? kamu bikin papa malu, kim sunoo! kamu gak pernah sama sekali bikin papa bangga."
Sebuah gelas yang terletak tidak jauh dari sang ayah kini menjadi pelampiasan amarah. Dilemparnya gelas tersebut hingga pecah berkeping-keping tepat didekat sunoo.
"papa kecewa sama kamu."
Sunoo tidak bisa lagi membendung air matanya. Jika memang usahanya sejak kecil sia-sia, untuk apa ia dilahirkan sebagai seorang anak dengan impian menjadi seorang penyanyi?
Sunoo tidak pernah mendengar kata bangga dari sang ayah, bahkan setelah puluhan kali sunoo berusaha, sang ayah tetap kecewa padanya. Ayahnya tidak pernah merasa bangga pada sunoo.
Sunoo melangkahkan kaki menuju kamar mandi. Menatap dirinya dari pantulan cermin lalu menampar pipinya sekeras mungkin hingga memerah.
"..sunoo laki-laki! kenapa sunoo nangis?! sunoo lemah! sunoo gak pernah bikin papa bangga! sunoo nyusahin! sunoo cuman benalu dikehidupan papa! kenapa sunoo gak pernah bikin orang bangga sama sunoo!"
Tangisannya pecah. Tubuhnya terjatuh lemas. Dan malam ini, sunoo kembali berharap ibunya ada disampingnya. Mengelus sayang kepalanya sembari berkata '..bunda bangga sama sunoo'.
Tapi semuanya mustahil. Sunoo tersenyum miris saat kembali melihat pantulan dirinya dari cermin.
"kamu ngecewain, kim sunoo."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
