"..ini anakmu? kim sunoo?"
Sang pemilik nama tersenyum lalu membungkuk sopan. Berdiri disamping sang ayah dengan setelan yang berkelas, juga tidak lupa dengan rambut yang ditata sedemikian rupa agar terlihat lebih pantas disandingkan dengan sang ayah.
"ya, dia putraku. kim sunoo."
"bukankah dia menolak keras untuk menjadi penerus keluarga ini? untuk apa dia disini?"
Senyuman yang sebelumnya terlihat cerah kini berubah menjadi senyuman miris. Bahkan sekarang tidak hanya ayahnya yang malu untuk memiliki keturunan seperti sunoo.
"saya sudah membujuknya, karena saya yakin dia mampu untuk menjadi penerus dari keluarga ini."
"dia ingin menjadi penyanyi, bukan menjadi pengusaha sukses seperti kita. apa yang akan dia lakukan saat menjadi pemimpin perusahaan? bernyanyi untuk menghibur para karyawan?"
Suara tawa mendominasi ruangan besar yang penuh dengan hiasan mewah disetiap sudutnya. Sunoo ingin menangis, sungguh.
Apa hanya karena impiannya untuk menjadi seorang penyanyi seluruh anggota keluarganya menatapnya dengan pandangan hina?
Seburuk itukah impian sunoo?
Sesulit itukah sunoo ingin mewujudkan impiannya? Bahkan tanpa dukungan dari anggota keluarganya sendiri?
"permisi, saya izin untuk pergi ke toilet."
Sunoo berjalan tergesa menuju toilet yang terletak jauh dari keramaian. Membiarkan ayahnya bersenang-senang tanpanya yang hanya membuat sang ayah malu.
Sesampainya ditoilet, sunoo memandang dirinya sendiri dengan senyum kecut yang terpampang jelas pada wajah tampannya.
"..papa bener, sunoo cuman bisa bikin semua orang malu."
Satu tetes air mata mulai membasahi wajah sunoo. Katakan saja sunoo ini rapuh, sunoo hanya memberikan sisi positifnya pada orang lain yang berada disekitarnya, tapi tidak untuk dirinya sendiri.
"..sunoo cuman bisa bikin orang malu, sunoo cuman bisa bikin keluarga ini terpandang hina oleh orang lain karena sunoo punya impian untuk bisa jadi penyanyi."
"..sadar, kim sunoo! sadar! gak ada yang mengharapkan kamu sama sekali di dunia ini!"
Satu tamparan keras sunoo berikan pada wajahnya sendiri. Menatap pantulan dirinya yang nampak hancur dengan bekas merah pada pipi kanannya.
"..bunda sunoo capek, ayo cepet jemput sunoo supaya sunoo bisa tenang sama bunda. papa malu punya anak kaya sunoo, sunoo lemah, bunda. gak ada yang mau punya keturunan kaya sunoo, sunoo cuman benalu di keluarga ini bunda. sunoo ingin pergi, bunda. sunoo capek!"
Kakinya berjalan keluar dari toilet dan pergi menjauh dari gedung besar bernuansa putih tersebut. Menaiki sebuah taxi untuk pergi tanpa tujuan guna membuat hatinya kembali seperti semula.
Hidup sunoo memang nampak sempurna, hidup sebagai keturunan orang-orang sukses, bergelimang harta juga rumah besar dan masuk ke sekolah paling elit dikotanya.
Tapi untuk apa semua itu jika saja sunoo tidak memiliki kasih sayang dari seluruh anggota keluarganya?
"..loh? kak sunoo?"
bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
sunoo's dream
Fanfiction☾ hanya cuplikan kisah tentang sunoo yang terus berusaha untuk meraih mimpinya. - kim sunoo (✓) [ selesai // short story ] © puppy-ming 2O2O