Layaknya malam-malam sebelumnya, sunoo memutuskan untuk berdiam diri diatas balkon kamarnya. Ditemani dengan segelas susu hangat juga mantel tebalnya, sunoo menatap kearah bintang-bintang yang bersinar terang diatas langit.
Senyumannya terukir saat angin berhembus kencang kearahnya. Merasakan rasa hangat seolah-olah seseorang tengah memeluknya sekarang. Sunoo menghela nafasnya panjang.
Mengapa hidup yang ia jalani terasa begitu berat? Bahkan terasa sangat sulit untuk mencapai apa yang ia inginkan.
Kepalanya tentunduk saat bulan kembali muncul setelah sebelumnya tertutupi oleh langit malam. Malu. Dirinya tidak bisa bersinar secerah bulan dimalam hari.
Kepalanya masih terasa pening. Ada luka kering pada kepalanya sehabis sunoo pingsan setelah disiksa oleh sang ayah. Bagian ujung bibirnya terluka, sang ayah menamparnya terlalu kuat tadi malam.
Jika saja ia tidak memiliki keinginan untuk menjadi seorang penyanyi, mungkin sunoo tidak akan merasakan sakitnya ditampar oleh ayah sendiri seperti ini.
Sunoo menyenderkan kepalanya pada dinding di belakang nya. Kembali mengingat wajah heeseung, jungwon, niki juga sang ibu yang sering kali menjadi penyemangatnya dikala dirinya merasa terpuruk dan hampir putus asa.
Setidaknya, ia masih memiliki mereka. Meskipun sang ayah yang jelas menolak semua keinginannya, namun sunoo tak akan menyerah untuk membuat sang ayah percaya jika menjadi seorang penyanyi tidak seburuk apa yang ia bayangkan.
Dikeheningan malam, sunoo tidak lagi merasa kesepian. Angin yang selalu berhembus kencang kearahnya juga bulan dan bintang yang senantiasa menemaninya membuat sunoo merasa memiliki teman selain heeseung, jungwon dan niki.
Belum sempat sunoo tersenyum lebar pagi ini, dirinya sudah di suguhi oleh pemandangan sang ayah yang terduduk lesu di bagian pojok ruang makan.
Beberapa botol minuman keras berhamburan disekitarnya. Bau alkohol yang menyengat dari tubuh sang ayah membuat sunoo harus merasakan muak yang amat teramat pagi ini.
Sejak kapan ayahnya menjadi seorang peminum?
Apa yang membuat ayahnya menjadi hancur seperti ini?
Apakah karena dirinya? Karena impiannya untuk menjadi seorang penyanyi papan atas?
Sunoo sedikit menjauh saat sang ayah mendongakan kepalanya dan melemparkan botol minuman keras kearah nya.
"..apa yang kau lakukan disini? pergi!"
"tapi"--
"ku bilang pergi, kim sunoo!"
Mata sunoo terasa panas. Tidak pernah ia menyangka jika kondisi keluarganya akan menjadi sehancur ini. Setelah kepergian sang ibu, ayahnya kini berubah menjadi seorang peminum dan rutin melakukan kekerasan. Sunoo benar-benar kecewa.
"ayah berubah. dan itu semua terjadi setelah bunda pergi. sejak kapan ayah berani untuk meminum minuman keras seperti ini?"
"itu bukan"--
"ini urusanku. aku putramu jika kau lupa!"
"turunkan nada suaramu, kim sunoo! dimana tata keramamu selama berbicara dengan orang yang lebih tua?"
Sang ayah melemparkan botol minuman keras keduanya dan tepat mengenai pundak sunoo. Sunoo meringis. Terasa sangat perih akibat masih adanya sisa air keras yang mengenai bagian pundaknya.
"sunoo kecewa. sunoo bener-bener kecewa sama ayah."
Pintu utama dari rumah keluarga kim tertutup dengan kasar hingga menghasilkan suara debuman yang cukup kencang. Sunoo pergi, meninggalkan sang ayah yang kini tengah mengacak rambutnya frustasi sembari kembali meminum sisa air keras dari beberapa botol minuman yang ia beli.
bersambung..
ps.
kalian sayang kan sama sunoo? kalian gak mau kan kalau sampai senyumannya sunoo hilang? aaaaak aku pengen peluk sunoo :(
KAMU SEDANG MEMBACA
sunoo's dream
Fanfiction☾ hanya cuplikan kisah tentang sunoo yang terus berusaha untuk meraih mimpinya. - kim sunoo (✓) [ selesai // short story ] © puppy-ming 2O2O