ragu.

737 124 8
                                    

Dua tahun lamanya setelah dimana sunoo kembali dilanda rasa hampa sebab kepergian sang ayah. Luka yang membekas masih dapat sunoo rasakan meski tidak seperih biasanya.

Berbekal dukungan dari banyak pihak, sunoo kembali bangkit dan menjalani masa latihannya dengan baik sebagai pengalihan rasa sakit dalam hatinya. Tubuhnya yang basah karena keringat, rambut yang terasa lengket serta pipi yang semakin tirus nampak membuktikan seberapa besar keinginan sunoo untuk mencapai impiannya.

Sunoo membaringkan tubuhnya diatas marmer putih dingin setelah selesai melakukan latihan. Kaus putih yang ia kenakan kini nampak sedikit tembus pandang karena keringat yang membuatnya basah.

Perlahan, sunoo memejamkan matanya. Berusaha untuk berpikir positif sembari mempersiapkan diri sebelum pengumuman hasil penilaian.

Esok, adalah hari yang selama ini sunoo tunggu. Pengumuman yang akan diberikan langsung oleh sang pemilik agensi membuat jantung sunoo berdetak lebih cepat dari biasanya.

Bagaimana jika sunoo gagal?

Apa yang akan ia lakukan jikalau memang sunoo gagal dalam audisi kali ini?

Helaan nafas keluar dari belah bibir sunoo. Kepalanya terasa pening, pun tubuhnya yang mulai terasa panas membuat sunoo bergerak tidak nyaman.

Sunoo segera bangkit dan berjalan menuju sebuah ruangan kecil yang kini menjadi tempat untuk dirinya tinggal. Rumah besar yang sebelumnya menjadi tempat tinggal keluarga kim kini beralih ke tangan pamannya.

Seluruh harta warisan diberikan pada keluarga sang ayah. Termasuk rumah serta perusahaan yang di dirikan oleh ayahnya.

Kedua netra indah sunoo memandang lurus kearah langit yang mulai menggelap. Senyumannya terpatri saat bintang-bintang mulai muncul bersamaan dengan sang rembulan yang bertugas menggantikan matahari.

Pikirannya benar-benar kosong. Namun sunoo tidak bisa mengelak jika dirinya kini masih dilanda rasa ragu serta takut dalam hatinya.

Semilir angin yang datang menerpa wajah sunoo membuat nafasnya kembali teratur. Pikirannya tertuju pada ucapan sang ibu tempo lalu. Ucapan yang sampai sekarang selalu menjadi bunga tidur untuk sunoo jikalau dirinya merasa takut seperti saat ini.

"..yang namanya sebuah kompetisi, menang kalah itu hal biasa. kalaupun sunoo kalah, sunoo masih punya banyak kesempatan di lain hari untuk kembali bangkit. hidup itu bukan perihal menyerah dengan keadaan. sunoo harus kuat, sunoo bukan lagi anak kecil yang masih harus di suapi. sunoo harus terbiasa dan mulai berjalan di jalan yang sunoo bangun sendiri, okay? bunda percaya sama sunoo."

Tak henti-hentinya sunoo merapalkan doa di dalam hatinya. Bayang-bayang wajah berseri sang ayah juga ibunya membuat sunoo semakin merasa tidak tenang. Untuk kali ini, sunoo memohon pada tuhan. Semoga ia tidak lagi membuat kedua orang tuanya kecewa. Semoga ia tidak lagi membuat sang ayah marah. Semoga ia dapat berhasil dan membuat harum nama keluarganya.

Yah.. Semoga saja.

 Semoga saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

bersambung..

ps. menjelang ending tapi kok aku makin ngerasa gak yakin, ya? rasa percaya diriku mendadak hilang wkwk.

oh iya, untuk trailer nyusul ya! mungkin agak lama, soalnya aku lumayan sibuk akhir-akhir ini. bahkan trailer october pun masih belum selesai :')

sekitar dua atau tiga chap lagi sunoo's dream tamat. makasih yaa buat yang udah senantiasa baca karya iseng aku ini!! semoga dengan adanya sunoo's dream kalian bisa sedikit termotivasi dan maju selangkah lebih jauh untuk keluar dari zona nyaman. semangatt!!

sunoo's dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang