Same Page - 9

7.5K 754 15
                                    

Nanon POV

Kekacauan tidak hanya terjadi di kantor Pawat, tetapi terjadi juga di kantorku. Banyak wartawan yang sudah menunggu di depan, berharap aku akan menemui mereka dan memberikan keterangan.

Jane baru saja sampai di apartemenku 5 menit lalu. Aku tidak bisa ke kantor dalam keadaan seperti ini. "Ini minum dulu biar sedikit lebih relax" ucap Jane sambil meletakan teh buatannya dihadapanku

Aku hanya diam tidak merespon. Di saat seperti ini, untuk meneguk segelas teh saja sangat sulit. "Gue gak siap pulang ke rumah, gue gak siap ketemu Daddy" ujarku yang masih melamun.

"Non, sebenernya apa yang lo takutin dari semua masalah ini? Jabatan lo? Reputasi lo?" tanya Jane yang mulai bertanya serius. Aku tersadar dari lamunanku dan mulai berfikir tentang pertanyaan Jane.

Aku menjawab "Gue gak munafik, Gue takut kehilangan posisi gue, dan reputasi gue, gue juga takut Daddy gak mau ngakuiin gue sebagai anak lagi. Selama gue hidup, gue gak pernah ada untuk diri gue sendiri, selalu gue lakuiin untuk Daddy dan Karna Daddy. Tapi ada yang buat gue lebih takut dari itu semua, dan gue gak tau apa"

Jane menghela nafas gusar, "Intinya lo tuh takut terjadi sesuatu sama Pawat, iya kan? udah deh lo gak bisa bohongin perasaan lo terus Non. Hubungan lo sama dia tuh udah lebih dari sekedar hubungan saling menguntungkan yang bullshit itu"

Sial, aku jadi makin berfikir sekarang.

"Dari mana lo bisa asal nebak gitu?" tanyaku

"Karena disini lo udah pake hati Non. Lo bisa terus menerus denial sama diri lo sendiri, tapi enggak dengan gue. Lo sayang sama dia"

Aku berfikir sejenak, mengingat saat melihat Pawat tidur dengan Pria itu, ada rasa sakit disana.

Aku menggeleng pelan "Gue masih ragu kalo soal itu. Terus sekarang apa yang harus gue lakuiin? Jane, gue suruh lo dateng buat kasih gue ide, ayo dong bantu gue"

Jane menghela nafas kasar, "Sekarang, lo harus ketemu sama Pawat, kalian tuh harus selesaiin bareng, jangan sendiri sendiri gini dong. Cepet lo ganti baju! Gue anter ke kantor Pawat" perintah Jane mutlak.

Ohm Pawat POV

Janhae mengetuk pintu ruanganku, setelah mendapat persetujuan dariku ia segera masuk dan mendekat kearah meja

"Jan, tolong cancle rapat dengan Financial Dapartement hari ini" ujarku kepada Janhae

"Baik pak, Tapi ada seseorang yang ingin bertemu dengan bapak"

Aku menyirit bingung, disaat keadaan seperti ini, sebaiknya tidak bertemu orang dulu. "Tidak, aku tidak bisa diganggu" jawabku tegas

"Tapi tamu anda berasal dari anak perusahaan Kirdpan Company pak"

Nanon? Apa iya? Tapi siapa lagi jika bukan dia

"Okey suruh dia masuk"

Janhae langsung memanggil orang tersebut untuk masuk ke dalam. Dan benar saja, itu Nanon.

"Bagaimana kau bisa kesini?" Tanyaku panik. Ia langsung melepas kacamata dan topi yang ia kenakan. 

"Gue gak bisa diem aja Paw, lo kira gue gak kepikiran? Gak panik? Daddy sampe mau gantiin jabatan gue di kantor!" Bentak Nanon.

Aku berjalan mendekatinya. Memeluk untuk menenangkan dia yang harus terkena imbasnya. "Maaf Non, aku minta maaf. Kamu harus terseret ke dalam lingkaran ini" Aku semakin mempererat pelukannya

"Terserah kamu mau percaya sama aku atau enggak, tapi aku bisa jamin kalo aku gak ngelakuiin apapun sama dia Non" Aku melepaskan pelukannya dan menatap mata sendunya

"Tadi pagi, saat aku pergi mandi, celanaku masih terpasang rapih, beserta belt ku yang masih dengan sizenya. Enggak mungkin setelah berhubungan dan pusing karna mabuk aku pakai celana beserta belt lagi kan? Kamu pasti tau gimana aku setelah sepanjang malam making love sama kamu" Ujarku

Ia memutar bola matanya jengah, dan itu terlihat lucu.

Oke, kembali pada mode serius, "Tapi serius Non, aku sangat yakin ini perbuatan Earth. Kamu percaya sama aku kan?"

Nanon mendorong badanku pelan, "Paw, we're just friends right? Kenapa lo sampe panik gitu jelasin ke gue? Lo mau tidur sama siapapun seharusnya bukan urusan gue kan?"

Ada rasa sakit yang tiba-tiba menyerang dadaku saat Nanon berkata seperti itu. Semua yang Nanon kata kan memang benar. "Gak tau, tapi aku ngerasa kalo kamu harus tau yang sebenarnya" jawabku.

Ia membuang wajah ke samping, seperti kecewa dengan jawabanku. Aku menyirit bingung.

"Paw, kita tuh sama"

"--Sama-sama gak sadar kalo kita udah pake perasaan di hubungan ini" bentak Nanon yang langsung mencium bibirku dengan kasar. Aku sangat terkejut, namun bisa mengimbangi ciumannya.

To be continue

SEE U GUYSSS 💖

Bed Buddy (OhmNon) (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang