Nanon POV
Jam menunjukan pukul 11 malam. Setelah sampai di Apartemen pukul 8, aku langsung tertidur dengan lelapnya. Dan sekarang aku merasakan sebuah pergelangan tangan yang melingkar, memeluk tubuhku dari belakang. Mengganggu tidurku yang sedang nyenyak. Aku menghela nafas saat melihat orang yang memeluk tubuhku itu. Segera ku balikan badan agar bisa menatapnya.
Aku tertawa pelan, ini sangat bukan Pawat. Ia tidak pernah lupa untuk membersihkan dirinya sebelum tidur. Namun lihat sekarang, ia masih menggunakan kemeja kerjanya lengkap, dan wajahnya menunjukan bahwa ia sangat amat lelah.
Tanganku mengusap wajahnya pelan, membuat tidurnya semakin terlelap. Hari yang berat untuk kami, dan masih tidak tau apa yang akan terjadi lagi kedepannya.
Entah sejak kapan aku memiliki perasaan yang lebih dari sekedar menyayangi seorang teman kepadanya, padahal mempunyai status, atau melakukan hal yang biasa orang pacaran lakukan adalah hal yang menggelikan. Sekarang aku menjilat ludahku sendiri.
Ia membuka matanya perlahan dan membuat aku terkejut. "Yah gue ganggu ya?" ujarku yang merasa bersalah. Namun ia tersenyum simpul, dan kembali memejamkan matanya.
"Maaf untuk tadi, aku terlalu emosi".
"Udah berapa banyak lo bilang maaf hari ini?" tanyaku yang tetap mengusap wajahnya.
Ia memelukku lagi, dan mengecup pucuk kepalaku dengan lembut. "Non, bisa gak mulai sekarang kita berdua saling jujur dan terbuka satu sama lain?" ujar Pawat.
Aku menyirit heran
"Yaa aku mau kita saling jujur. Karena ternyata cukup sakit saat tau kamu dijodohin sama Nong Prim, dan aku baru tau dari Daddymu" jelas Pawat.
Kenapa dia harus mengetahuinya disaat seperti ini sih? Sialan Grandpa Tay Tawan!
"Lo tau gue kan? Gue gak mau dijodohin, dan menurut gue itu urusan gue sama Daddy. So, Biar itu jadi urusan gue sama dia, you dont have to worry"
Ia tersenyum dalam tidurnya, "Aku tau kamu cinta banget sama aku, sampai Nong Prim yang menurut aku cantik pun kamu tolak" ujar Pawat percaya diri.
"Jujur gue geli dengernya" jawabku spontan yang mengundang gelak tawa Pawat. Lama kelamaan kami mulai masuk ke dalam mimpi masing-masing.
*****************************
08.00 am"Hari ini gue pulang kerumah Paw, gimanapun keadaannya gue pasti harus mempertanggung jawabkan apa yang udah gue lakuin" ujar ku sambil menuang secangkir teh di gelas Pawat yang tengah memakan sarapannya.
Pawat menatapku dengan tatapan dalam, dan aku menyirit bingung "Kenapa?" Tanya ku heran. "Jika terjadi apapun, please hubungi aku"
"I can handle it" jawabku sambil menggenggam tangannya. Pawat berencana untuk menggelar Press Conference hari ini, dan aku akan menghadapi Daddy juga hari ini, semoga saja semuanya berjalan sesuai rencana.
Aku kembali melanjutkan sarapanku. "Babe, aku ingin meralat perkataan ku kemarin" ujar Pawat setelah menyeruput teh hangatnya. "Aku tidak hanya berjuang untukmu. From now on, i will fight for us" sambungnya.
Author's POV
Nanon telah sampai di Mansion keluarga Kirdpan yang mewah itu. Disambut oleh beberapa pelayan yang membukakan pintu mobilnya. Suasana cukup tegang saat Nanon mulai melangkah masuk ke dalam.
Ia bertanya kepada salah satu pelayan yang ada didekatnya, "Daddy dan Papa dimana?"
Pelayan itu menjawab "Tuan sedang berada di ruang keluarga lantai 2, bersama dengan khun Arm juga". Ia mengangguk dan kembali berjalan ke tempat yang ia tuju.
Ada sedikit rasa ketakutan di hati Nanon yang berusaha ia tutupi agar jangan sampai ada orang yang mengetahuinya. Karena kali ini ia akan benar-benar berjuang untuk pilihannya.
"Masih ingat pulang kau rupanya?" ujar Tawan yang membuat New dan Arm menoleh ke arahnya secara bersamaan. Entah mengapa, suasana di ruangan tersebut mendadak jadi sunyi sekaligus tegang.
Nanon menghela nafas, lalu tersenyum terpaksa "Aku akan menerima semua hukuman yang Daddy berikan kepada ku. Kau ingin mencopot jabatanku? mengambil semua fasilitasku? mengurungku di neraka ini? atau ingin menghapusku dari daftar warisanmu? Silahkan Dad, tapi jangan kau sentuh Pawat, atau berusaha memisahkan kami" jelasku dengan tegas.
Arm terbelalak mendengar adiknya yang entah dari mana memiliki kekuatan sebesar itu untuk melawan Daddy. Begitupun dengan New, Hatinya bergemuruh takut akan terjadi peperangan antara Bapak dengan anak ini setelah melihat wajah suaminya yang sudah merah menahan emosi.
Ia memecahkan suasana dengan menyuruh Nanon untuk bicara dengan kepala dingin, "Hey Buddy, duduklah dulu. Baru kita bicarakan semua ini dengan baik-baik"
Tawan melepas kacamata yang ia kenakan dan meletakan di nakas samping tempat duduknya, kemudian mendekat ke arah Nanon.
PLAK
New dan Arm segera menghampiri Tawan dan langsung menahannya agar tidak terjadi hal lain yang tidak di inginkan. Para pelayan yang menyaksikan hal itu juga menjadi ketakutan dan segera berlari meninggalkan mereka. Nanon memegangi pipinya yang masih berdenyut nyeri. Ia memejamkan matanya menahan amarah yang sangat menggebu dalam dirinya.
"Hampir 25 tahun kau hidup denganku, dan sekarang kau berani membantahku hanya demi dia?!" ujar Tawan dengan emosi.
Nanon tertawa renyah, "Seharusnya kau bertanya pada dirimu Dad, Apakah caramu mendidik aku dan P'Arm sudah benar?"
To be continue
By the way, aku udah mikirin buat endingnya nih. Happy atau Sad yaa enaknya?
THANK YOU GUYSSS
KAMU SEDANG MEMBACA
Bed Buddy (OhmNon) (Complete)
RomanceOhm Pawat, seorang CEO salah satu perusahaan terbesar di Bangkok terlibat skandal dengan Nanon Korapat yang merupakan CEO dari Kirdpan Company. Jadi apakah berita skandal tersebut benar adanya? Most Impressive Rank #1 Gmmtv (3/12/21) #...