Same Page - 17

6.3K 621 23
                                    

Tawan menaikan satu alisnya, "Silahkan pilih"

"Kau sudah gila!" Teriak Nanon dengan emosi. Tangannya sudah mengepal kuat, menaruh semua emosi di kepalan tangan yang sewaktu-waktu bisa menghancurkan apapun di depannya.

Tawan masih dengan posisi santainya melihat Nanon yang berusaha keras menenangkan dirinya agar tetap tenang. Cukup lama keheningan terjadi didalam ruangan itu.

"Aku memilih untuk tetap berada di keluarga ini dan meninggalkan Pawat" Jawab Nanon dengan nada sedihnya yang membuat Tawan terkejut dalam hati.

"Tapi semua bukan karena warisanmu atau kekuasaan yang keluarga ini punya, Melainkan karena keluarga adalah yang terpenting untukku. Mommy, Papa dan P'Arm adalah alasanku memilih keluarga ini. Aku tidak akan mungkin menukar 1 orang dengan 3 orang penting dalam hidupku" sambungnya dengan air mata yang mulai menggenang di bawah matanya.

Pria paruh baya itu tersenyum mendengar jawaban dari anaknya.

Ia menganggukan kepalanya sambil berkata "Pilihan yang sangat tepat".

Nanon masih dengan posisinya, memejamkan mata agar dapat berfikir dengan jernih. Ia kalut sekarang.

"Untuk itu kau berhak menerima hadiahmu"

Dan terdengar suara ketukan dari arah pintu ruang kerja Tawan.

************************
Ohm Pawat POV

Saat sedang melanjutkan makan malam, Suara dering Handphone ku berbunyi. "Sorry Dad" ujarku pada Daddy yang terkesan tidak sopan menerima telfon saat sedang makan malam. Buru-buru aku melihat nama sang penelfon.

*P'Arm Is Calling*

"Hallo P'?"

"Paw, lo bisa ke rumah sekarang?" ujar P' Arm disebrang sana. Aku berfikir sejenak, apa terjadi sesuatu pada Nanon?

"Apa semua baik-baik saja?" Tanyaku yang sedikit panik.

"Hmm..Daddy minta lo dateng kesini sekarang juga, bisa?"

Aku menatap ke arah Daddy dan Papi yang juga menatap ke arahku meminta pejelasan. "Ngg... baiklah aku akan segera kesana" jawabku kemudian mematikan sambungan itu.

"Dad, Pi Maaf sekali aku ada urusan mendadak"

Daddy mengangguk tanda memperbolehkan aku pergi. "Is everything alright son?" tanya Papi. Aku tersenyum ke arahnya "Everythings fine Pi, Aku jalan dulu"

*************************
Untungnya rumah aku dan Nanon cukup dekat, sehingga tidak memakan banyak waktu untuk sampai di rumahnya. Sesampainya aku di sana, segera ku serahkan kunci mobilku pada salah satu pelayan dan berlari masuk ke dalam.

"Hey bro, long time no see. Langsung masuk aja ke ruang kerja Daddy. Dia udah nunggu lo" ujar P'Arm. Aku mengikuti langkahnya dan berhenti tepat di depan pintu.

"Gue anter sampe sini aja okay? silahkan masuk sendiri"

Aku menatap P'Arm dengan tatapan bingung, namun akhirnya aku mengikuti perintahnya untuk masuk ke dalam. Ku ketuk pintu ruang kerja Uncle Tay, dan mendengar suaranya dari dalam. "Masuk"

Ku putar knop pintu dan menemukan Nanon yang berdiri membelakangi pintu serta Uncle Tay yang sedang duduk menghadapku.

"Selamat malam Uncle" Ucapku menyapanya dengan sopan. Nanon langsung menoleh ke arahku secepat kilat, dan aku melihat wajah sendunya dan terdapat air mata di wajahnya

Ia menatapku dan Uncle Tay bergantian. "Apa maksud mu dengan hadiah Dad?" tanya Nanon bingung.

Author's POV

Suasana di dalam ruangan tersebut berubah menjadi canggung. Nanon menatap Tawan dengan penuh kebingungan.

"Buddy, aku hanya menguji mu saja" Tawan berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati Nanon, menepuk kedua pundaknya.

"Maaf selama ini Daddy tidak memikirkan kebahagiaanmu sayang. Sekarang kau bebas memilih apapun yang ingin kau ambil, Daddy akan selalu mendukungmu mulai sekarang" Ujar Tawan.

Nanon langsung memeluk pria paruh baya di depannya itu.

Ohm yang bingung dengan apa yang sedang terjadi disini hanya bisa tersenyum. Ikut merasakan kebahagiaan yang dipancarkan oleh Nanon.

"Is it real? Thank you Dad" Ucap Nanon sambil melepas pelukannya.

"Terimakasih Uncle sudah mengizinkan Nanon untuk memilih apa yang dia inginkan" sambung Ohm.

Tawan menatap ke arahnya, "Sekarang tugasmu bertambah, Ku titipkan Nanon padamu"

Nanon berdecak sebal, "Dad! aku bukan anak-anak". Tawan tersenyum mendengar ucapan putranya.

"Namun Daddy tidak memberikan ini secara cuma-cuma, harus ada syarat yang kamu penuhi"

Ia menyirit bingung menghadap Tawan, "Apa?"

"Kau harus kembali tinggal di rumah ini, tidak ada penolakan. Take it or leave it?" Ujar Tawan yang membuat mata Ohm membulat. Nanon tertawa renyah.

Ia bingung.

Bisa-bisa setelah ini ia akan di terkam oleh Ohm.

Pintu ruang kerja Tawan terbuka, menampilkan sosok Arm yang berjalan santai masuk bergabung dengan mereka. "Dad, jadi kau sudah menyetujui hubungan mereka? Kau sudah tidak marah lagi?" Tanya Arm

Tawan menyirit bingung dengan pertanyaan anaknya. "Ya, Daddy akan belajar untuk bisa mendukung semua pilihan anak-anak Daddy mulai sekarang"

Arm menyeringai menatap Nanon. "Mansion lo di Chiang Mai, Sah jadi punya gue!" ujar Arm yang diakhiri dengan memberikan Smirk kepada Nanon lalu melaju pergi ke luar

"OII! SHIAAAAA! ITU BELUM DEAL! EY SATTT!" Teriak Nanon

To be continue

Udah yukk konflik-konfliknya wkwkwkw Hilal ending sudah mulai keliatan ni guys :p

Terimakasih buat yang masih baca, vote, dan comment 🧡🧡

Bed Buddy (OhmNon) (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang