Same Page - 15

6.5K 636 9
                                    

Author's POV

Seorang pria paruh baya tengah menatap ke arah luar jendela. Memikirkan perlakuannya tadi terhadap anaknya. Selama 27 tahun ia menjadi seorang ayah, belum pernah ia mendidik anaknya dengan kekerasan fisik. Ada sedikit rasa bersalah disana.

Sebuah tangan tiba-tiba menyentuh pundak Tawan dengan lembut, "Apa selama ini cara mendidiku salah?" tanya Tawan yang tetap pada posisinya. New menghela nafas,

"Selama ini setiap aku menegurmu tentang cara mendidik Arm dan Nanon, kau selalu berkata bahwa kau tau yang terbaik untuk mereka"

"--Mereka semakin Dewasa Tay, dan akan menemukan jalan dan tujuan hidup mereka masing-masing. Kau tidak bisa terus menerus menjadi kendali atas mereka. Terlebih lagi kau memaksakan Nanon untuk hidup dengan seseorang yang bukan menjadi pilihannya, apa kau mau melihat Nanon tidak bahagia? kedua putra kita itu sama seperti bom atom yang bisa meledak kapan saja. Kali ini Nanon, jangan sampai nantinya Arm juga seperti ini. Kebahagiaan mereka itu nomer satu untukku yang bukan orangtua kandung mereka, sedangkan kamu mempunyai darah yang mengalir dalam tubuh mereka sayang. Aku mohon, pikirkan lagi ya" sambung New panjang lebar, lalu meninggalkan suaminya sendirian.

Di lain tempat Arm dan Nanon tengah asik berbincang di dalam kamar Nanon. Hati New menghangat melihat kedua putranya yang sudah sama-sama dewasa ini sedang asik dengan pembicaraan mereka. Sama seperti 20 tahun lalu saat mereka masih sangat kecil, berlarian kesana kemari, membuat rumah berantakan seperti kapal pecah sampai New dibuat pusing oleh tingkah mereka. New tersenyum dan kemudian bergabung dengan mereka.

"Lagi ngomongin apa sih anak Papa?"

Mereka menoleh ke arah New bersamaan. "Abis liat Press Conference nya Pawat Pa" jawab Arm dengan senyum lembutnya.

"P' ayo taruhan, menurut lo Daddy akan marah gak setelah liat video ini? Gak usah mahal-mahal, kalo gue menang Tesla Roadster lo buat gue, tapi kalo lo yang menang..... Hmm" Nanon berfikir sejenak.

"Kalo gue menang, Mansion lo di Chiang Mai buat gue. Deal?" ujar Arm.

"Sialan lo! gak sebanding harganya!" teriak Nanon. New yang sedari tadi melihat tingkah mereka hanya bisa tertawa.

Ohm Pawat POV

Setelah selesai menggelar Press Conference, aku langsung kembali ke kantor untuk menyelesaikan pekerjaan yang dua hari ini tertunda.

Ketika ingin membuka handphone untuk melihat proposal dari beberapa divisi, aku melihat foto Nanon di layar wallpaper. Dan seketika aku teringat belum menghubunginya hari ini. Segera aku menghubunginya.

"Hey babe" ujarnya semangat. Rasa lelah ku seharian ini langsung hilang saat mendengar suara semangatnya.

"Kamu lagi dimana?" Tanya ku.

"Masih dirumah, kayaknya gue akan tinggal disini dulu beberapa hari ini. By the way, gue nonton PressCon lo tadi, keren banget sih Pawat, siapa yang ajarin?"

Jika ia tinggal dirumahnya, aku tidak bisa sesuka hati bertemu dengannya, tidak bisa menghabiskan waktu dengannya, dan juga tidak bisa mencium dia sepuasnya.

Hhhhhh...apa lagi kali ini? "Apa maksudmu dengan 'tinggal disini beberapa hari'?" ujarku.

Ia berdecak sebal, "Gue lagi selesaiin masalah sama Daddy disini, Sabar ya Paw" jelasnya yang membuatku harus pasrah. "Apa Daddymu masih marah? Dia gak ngelakuin apapun sama kamu kan? Atau menyuruh kamu untuk jauhin aku?" Tanya ku dengan serius.

"Ng...Engga kok, Daddy cuma diem aja pas gue jelasin ke dia, Thats why gue harus tinggal disini beberapa hari, karena gue mau, saat gue pulang ke Apart nanti, masalah ini udah selesai"

Aku menghela nafas lega. Setidaknya Nanon baik-baik saja disana. "Baiklah, aku sudah sampai di kantor. Kabari aku apapun yang terjadi dengan mu. Love you Non"

To be continue

Short part huh? Wkwkwkw Maaf guys, lagi mulai membiasakan diri bagi waktu untuk nulis sama Kuliah yang semakin hari semakin pusing karna udah semester akhir, Tapi sebisa mungkin tetep upload.  Terimakasihhh buat semua yang masih baca, vote, dan comment 💖💖

Bed Buddy (OhmNon) (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang