Nanon POV
Aku mendengar helaan nafas Pawat yang baru saja membersihkan dirinya sebelum pergi tidur. Ya, malam ini ia menginap dirumahku, karena Daddy yang menyuruhnya.
Sesuai dengan perjanjian dengan Daddy, bahwa aku harus kembali ke rumah ini. Pawat masih sedikit marah soal itu karena aku langsung menyetujui syarat dari Grandpa Tay.
Lagi pula, daripada Daddy berubah pikiran, lebih baik aku terima saja kan?
"Udah dong ngambeknya" ujarku menghadapnya. Ia memejamkan mata berpura-pura tidur.
"Dari pada Daddy gak ngijinin kita, ya mending gue tinggal disini lah" tegasku. Ia langsung menatapku, memasang wajah marahnya
"Terus aku gimana?" Tanya Pawat yang tidak kalah tegasnya.
"Ya kan kita masih bisa ketemu setiap hari" jawabku yang mulai menurunkan intonasi suara.
"Terus aku tidur sama siapa?" ujarnya dengan wajah datar.
Aku berusaha menahan tawaku. Dia pikir setiap hari aku dan dia tidur bersama? Perasaanku selama ini kita tidur bersama jika ada perlu saja.
Gelak tawaku pecah sampai membuat Pawat terheran melihatku.
"Apasih?" Sambung Pawat kesal dan tiba-tiba saja menangkup wajahku dengan kedua tangannya. Menatapku dalam, sehingga menghentikan gelak tawaku.
"Aku serius, kalo kamu lupa, kita belum menyelesaikan beberapa ronde tempo hari"
Dan Pawat langsung menyerang bibirku dengan ganasnya dan merubah posisinya di atasku. Aku yang belum sadar penuh masih berdiam tidak membalas sampai Pawat menggigit bibir bawahku.
Aku mendorong tubuhnya pelan, namun dia tetap memaksa lidahnya masuk sambil berusaha menurunkan celana tidurku. Mau tidak mau aku jadi mengimbangi permainannya.
"Nghhh..." desahku saat Pawat mulai menciumi daerah leher, dan memegangi dengan lembut benda dibawah sana. Oh god, aku tidak tahan lagi.
Sekarang aku yang berada diatasnya, menghentikan beberapa saat ciuman kami dan mengambil nafas dalam. "Pelan-pelan, ini dirumah. Gue gak bisa teriak kalo sakit Paw!" Ujarku memperingatinya.
Ia tersenyum sensual, "Enggak janji" dan Pawat kembali menyerangku. Aku membalas ciumannya yang sangat agresif itu, sambil berusaha mengingat apakah masih ada kondom didalam laci kamar ini. Tapi karena Pawat yang sangat bernafsu dan aku melihat tubuh Pawat yang entah bagaimana sudah naked, jadi mau tidak mau aku harus mengikuti tempo permainannya.
"Non, boleh ya gak pake kondom?" Ujarnya tiba-tiba yang membuat mataku membulat. Aku berfikir sejenak, tapi sepertinya diamku menjadi persetujuan untuk Pawat.
Dengan sengaja ia menggesekkan juniornya "Ahh..jangan gila, pake dulu nghh.."
Aku bersusah payah menahan desahan ini sambil membuka laci di samping tempat tidurku. Dan sedikit terkejut karena tidak ada kondom, namun hanya ada Lubricant yang dulu ku gunakan.
"Nghh...shiaaa" Jika seperti ini, enak di Pawat!
"Gak usah pakai lubricant Non, sekarang aja kamu udah basah" ucap Pawat dengan santai tanpa dosa.
Aku sangat amat malu sekarang. Buru-buru aku memalingkan wajah ke samping,
"i hate you so much" umpatku. Ia tertawa mendengarnya dan kembali menciumku. "Kamu sexy kalo lagi gini" ucapnya di sela-sela ciuman kami.
********************
Author's POVArm tengah berdiri di balkon kamarnya, sambil menghisap sebuah rokok. Kamarnya memang di apit oleh kamar Nanon dan juga kamar kedua orangtuanya.
Pria itu berdecak sebal karena mendengar suara desahan yang entah dari mana. "Ini Nanon atau Daddy sih? Ganggu aja orang mau santai" ujarnya yang langsung mematikan rokok tersebut dan berjalan masuk ke kamarnya.
Di lain tempat. New juga tengah menahan desahannya saat Tawan memulai ronde berikutnya.
Nanon POV
"Selamat pagiii Buddy! Ayo bangun, Jane sudah menyuruh Papa untuk membangunkanmu karena hari ini ada Meeting dengan Client" teriak Papa sambil membuka jendela kamarku.
Aku menyiritkan mata saat sinar matahari itu mengganggu tidurku yang sangat nyenyak ini. Oh ya, kemana Pawat? Ku buka mata perlahan dan meraba ke samping, namun hasilnya nihil.
"Pawat sudah berangkat ke kantor, bahkan dia sudah ikut sarapan dengan kami, dan kau belum juga bangun" ujar Papa yang saat ini sedang bertolak pinggang disamping tempat tidur. Aku terlonjak kaget saat mengingat kejadian semalam dan langsung mengecek pakaianku. Ahh aman, aku baru ingat, semalam setelah pegulatan panas dengan Pawat, susah payah aku memakai kembali bajuku.
"Ada apa denganmu?" tanya Papa keheranan. "Nope, aku mimpi lagi main hujan dan bajuku basah, tapi ternyata benar itu hanya mimpi" jawabku dengan cengiran lebar, merasa aneh dengan alasanku.
Papa menatapku dengan tatapan bingung, namun menghiraukan
"Yasudah, ayo segera mandi dan berangkat ke kantor, Jane sudah menyuruhmu segera berangkat, dan jangan lupa sarapan terlebih dahulu" ujarnya sambil berjalan keluar kamar.
Aku melihat ke arah jam dikamarku, dan terbelalak kaget "EYY SATT". Sudah pukul 10 sekarang. Sialan, kenapa tidak ada yang membangunkan ku
To be continue
Doneeeee! Terimakasih yang sudah baca, vote, dan Comment. See you next part 💖💖
Note : Credits to the owner of the pict in the media cover #Twitter
![](https://img.wattpad.com/cover/255758959-288-k169178.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bed Buddy (OhmNon) (Complete)
RomanceOhm Pawat, seorang CEO salah satu perusahaan terbesar di Bangkok terlibat skandal dengan Nanon Korapat yang merupakan CEO dari Kirdpan Company. Jadi apakah berita skandal tersebut benar adanya? Most Impressive Rank #1 Gmmtv (3/12/21) #...