ME VS MY BROTHER: 26

150 14 0
                                    

Ira duduk di halte bus depan sekolah menunggu Rama datang menjemputnya. Cowok itu pulang duluan, karena Ira ada kelas tambahan. Ia melirik jam di pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul setengah enam.

Warna langit mulai berubah dan sang surya perlahan akan kembali ke tempatnya. Ira memperhatikan sekitar sekolahnya yang sepi. Teman-temannya sudah pulang semua. Rata-rata mereka membawa motor ke sekolah. Andai ia bisa membawa motor pasti ia tidak akan menunggu seperti ini.

''Ck, kak Rama mana, sih? Lama banget.'' gerutu gadis itu mengecek ponselnya. Ia kembali menelfon Rama dan di angkat cowok itu.

''Halo, lo di mana? Lama banget.''

''Tunggu bentar. Gue ada di rumahnya Fatir. Ini baru mau jalan.'' jawab Rama membuat Ira ingin memakan cowok itu. Ia kira Rama sudah berada di perjalanan ternyata ia masih di rumah Fatir.

''Cepatan, gue sendiri nih!'' kata Ira marah-marah.

''Iya, tunggu.''

Ira mematikan panggilan dengan kesal. Sangat menyebalkan. Ira kembali melihat sekitarnya yang sepi dan hanya ia sendirian duduk di halte. Sang raja matahari perlahan-lahan tenggelam. Suara adzan mulai berkumandang.

Ia tidak tahu harus melakukan apa. Ira sangat gelisah dan cemas. Di pandanginya ponselnya dengan khawatir. Tak lama sebuah mobil berwarna hitam berhenti di depan halte. Ira tersenyum, akhirnya cowok itu datang juga.

Ira menggerutkan keningnya saat yang turun dari mobil bukanlah Rama. Ia mulai merasa cemas dan khawatir. Tiba-tiba dua orang berpakaian serba hitam dengan mengenakan masker menarik paksa gadis itu masuk ke dalam mobil.

Ira memberontak dan berteriak meminta tolong. Namun, beberapa detik kemudian ia tak sadarkan diri setelah salah satu dari orang itu membekap mulutnya dengan sapu tangan. Dengan tergesa-gesa mereka memasukkan tubuh Ira dan mobil itu pun pergi.

Ira di culik!

Tak lama kemudian Rama datang bersama motornya. Sesuai dengan perintah Ira yang menyuruhnya menjemput di halte depan sekolah. Rama menggerutkan keningnya melihat Ira tidak ada.

''Tuh, anak kemana sih?'' gerutu Rama. Ia mengambil ponselnya dan menghubungi gadis itu, namun ponselnya tidak aktif. Rama berulang-ulang kali mencoba menghubungi Ira, namun hasilnya tetap sama.

Rama mulai sedikit cemas. Apalagi hari mulai gelap. Ia memutuskan untuk masuk ke dalam sekolah, mungkin saja gadis menunggunya di dalam sekolah. Saat di pintu gerbang ia bertemu dengan satpam.

''Eh, nak Rama. Ada apa ke sini?'' tanya Pak Satpam ramah.

''Pak, apa masih ada kegiatan di dalam?''

Ia menggeleng. ''Nggak ada. Satu jam yang lalu semuanya udah pada pulang. Ini bapak mau kunci gerbang. Ada apa?''

''Oh, saya kira masih ada. Saya mau jemput adek saya. Bapak ada lihat nggak siswi yang duduk di halte?'' tanya Rama.

''Iya, tadi bapak ada lihat,'' jawabnya membuat Rama sedikit lega. ''Tapi, pas bapak pergi sebentar terus balik lagi ke sini. Bapak nggak lihat dia. Bapak mikir mungkin dia udah di jemput.''

''Hah?'' Rama menatap terkejut penuturan pak satpam. ''Bapak lihat nggak dia pulang sama siapa gitu?'

''Aduh, saya nggak lihat. Memangnya adik kamu minta di jemput di mana?''

''Di depan halte, pak.''

''Saya nggak tahu dia pulang bareng siapa.''

Rama terdiam sebentar. Seketika perasaan khawatir dan cemas mulai mengusiknya. Ia yakin gadis yang pak satpam lihat itu adalah Ira. Ia pamit pada pak satpam dan menghampiri motornya yang terparkir di depan halte.

ME VS MY BROTHER (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang