ME VS MY BROTHER : 21

127 12 2
                                    

Zaki membuka pintu kamar dan menggerutkan keningnya saat tak melihat Rama di kamarnya. Ia ingin mengajak cowok itu untuk membantunya membersihkan halaman belakang rumah. 

   Zaki masuk ke dalam kamar sambil memperhatikan kamar Rama yang bersih dan rapih. Ia mengetuk pintu kamar mandi sambil memanggil cowok itu. Mungkin Rama ada di kamar mandi. Zaki pun membuka pintu kamar mandi dan tak menemukannya.

''Tuh, anak kemana?'' gumam Zaki menutup kembali pintu kamar mandi.

Ia pun memutuskan untuk menunggu Rama di halaman saja. Mata Zaki tak sengaja melihat sebatang rokok di dalam tong sampah dekat pintu kamar mandi. Penasaran, ia mengambil benda itu.

''Ini rokoknya siapa?''

Ia membawa rokok itu dan keluar dari kamar Rama. Ekspresi wajahnya terlihat datar, namun dari sorot matanya memperlihatkan ia sangat marah. Untuk saat ini ia tidak ingin menduga sesuatu, ia ingin meminta penjelasan atas rokok yang ia temukan di kamar Rama.

***

''Ini, mah. Semua belanjaannya.'' Rama baru saja pulang dari minimarket. Nila menyuruhnya membeli bahan-bahan untuk membuat kue. Wanita itu tersenyum mengambil belanjaan dari Rama.

''Makasih, kak. Kamu di tungguin sama papa di halaman belakang, tuh. Bantu papa bersihkan halaman.'' kata Nila sambil mengeluarkan bahan-bahan dari kantong plastik. Rama mengangguk dan pergi ke halaman belakang. Ia menghampiri Zaki yang sedang duduk di kursi dengan tatapan kosong ke depan.

''Dari mana kamu?" tanya Zaki dingin.

''Dari beli bahan-bahan kue mama. Oh ya, apa yang mau di bantu, pah?''

''Duduk.''

Rama bingung melihat sikap Zaki yang mendadak dingin. Tak biasanya pria parubaya itu bersikap dingin padanya. Ada apa ini. Rama langsung duduk di hadapan Zaki.

''Papa mau tanya. Ini rokoknya siapa?'' Zaki menunjuk sebatang rokok yang ada di atas meja dengan dagu. Pupil mata Rama melebar melihat rokok yang ia buang tadi pagi di tempat sampah. Ia berusaha terlihat setenang mungkin, padahal ia sangat kaget.

''Nggak tahu, pah.'' jawab Rama.

''Papa nemuin ini di dalam tempat sampah di kamar kamu.''

''Rama nggak tahu, pah.''

''Terus, ini punya siapa?'' tanya Zaki menunjuk rokok itu. ''Punyanya teman kamu atau punya kamu?'' Rama hanya diam saat Zaki bertanya tentang rokok itu.

''Kenapa diem?'' gertak Zaki. Ia terlihat sangat marah.

Rama menghela nafas. ''Iya, itu rokoknya Rama.''

''Papa kira kamu bisa di percaya, Ram.'' dari nada bicaranya, Zaki terdengar kecewa. ''Kenapa kamu merokok? Kan sudah papa bilang. Jangan merokok! Itu nggak baik untuk kesehatan kamu dan orang di rumah.''

Nila datang membawakan secangkir kopi untuk Zaki. Ia melihat Zaki yang sangat marah membuat Nila bertanya-tanya kenapa pria itu marah. Mata Nila melotot saat melihat sebatang rokok di atas meja.

''Ada apa, pah?'' tanya Nila melihat Zaki marah-marah.

''Anak mu sudah pandai merokok.'' jawab Zaki melirik sinis Rama.

Ia terkejut dan menatap Rama. ''Kamu merokok, kak?'' Rama hanya mengangguk singkat.

''Mulai sekarang kamu nggak usah keluar rumah. Nggak usah kumpul bareng teman-teman kamu. Papa percaya, pasti teman-teman kamu yang bawa pengaruh buruk sama kamu.'' kata Zaki membuat Rama menatap tak terima Zaki.

''Pah,''

''Ini akibatnya, kalau kamu di kasih kepercayaan malah di salah gunakan!'' Zaki beranjak pergi meninggalkan Rama. Cowok itu mendengus kesal. Benar-benar menyebalkan.

ME VS MY BROTHER (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang