ME VS MY BROTHER : 24

135 11 0
                                    

Ira melangkah menuju balkon rumah sambil merenggangkan tubuhnya. Suara burung yang berkicau dan sinar sang surya yang mulai terbit menyambut Ira pagi ini. Ia menarik nafas dalam-dalam, menghirup udara segar.

Ia berjalan menuruni anak tangga rumah. Ada Zaki, Rama dan Aco di bawah rumah yang sedang sibuk dengan sepeda. Ira menghampiri ketiganya.

''Pagi semuanya.'' sapa Ira dengan senyum lebar. Ketiganya kompak menoleh ke arah gadis itu.

Zaki menoleh dan membalas senyumnya.''Pagi juga, anaknya papa yang cantik.''

''Iya, aku tahu aku cantik.'' jawab gadis itu terkekeh. ''Kalian lagi ngapain?''

''Kita mau jalan-jalan pagi pakai sepeda.''

''Aku juga mau ikut!''

''Nggak usah! Lo di rumah aja. Sepedanya juga cuman ada tiga.'' sahut Rama menatap dingin Ira. Tak suka dan tak ingin gadis itu bergabung.

''Yah, padahal aku pengen banget.'' gadis itu memayunkan bibirnya ke depan. Ira melirik Zaki dan mengeluarkan jurus puppy eyes­ miliknya. Rama yang melihat itu menatap jijik Ira.

''Yaudah, kamu pakai sepedanya papa aja.'' kata Zaki memberikan sepedanya pada Ira membuat gadis itu langsung tersenyum senang.

''Seriusan, pah? Makasih.''

Zaki mengangguk dan berjalan menaiki tangga rumah. Rama menatap malas Ira yang nampak gembira dengan sepeda Zaki. Pagi ini Aco mengajak mereka untuk bersepeda berkeliling kampung. Ira mengayuh sepedanya sambil melihat pemandangan sawah.

Aco mengajak keduanya menuju suatu tempat yang merupakan tempat favorit anak-anak kampung. Ira menatap sekitarnya dengan bingung, ia hanya mengikuti dari belakang kemana arah sepeda Aco.

Saat di perjalanan mereka harus sedikit mendaki dan melewati jalanan yang berbatu. Akhirnya mereka tiba di tempat tersebut. Aco turun dari sepeda dan mengajak keduanya untuk menikmati pemandangan.

''Wow!'' Ira menatap kagum pemandangan yang sangat indah di hadapannya.

''Keren banget.'' gumam Rama geleng-geleng kepala.

Aco menatap keduanya. ''Kau berdua belum pi mandi, toh? (Kalian berdua belum mandi, kan?)''

''Iya.'' jawab keduanya kompak.

''Bagaimana kalau kita mandi di sungai. Di sekitar sini ada sungai. Airnya itu jernih sekali. Rugi ko berdua kalau ndak mandi di sana (Rugi kalian berdua kalau nggak mandi disana)'' kata Aco.

''Hah, mandi di sungai?'' Ira terlihat sedikit terkejut.

''Iyo, kenapa?''

Ira menggaruk tekuknya yang tidak gatal. ''Ya, nggak apa-apa sih.''

''Yaudah, ayok.'' kata Rama bersemangat.

Aco tertawa kecil melihat Ira mendorong sepedanya. ''Mau ko kemana Ira bawa sepeda? (Kamu mau kemana bawa sepeda, Ira?)''

''Lho, bukannya kamu tadi bilang kita mau ke sungai?'' Ira menatap bingung Aco.

''Astaga. Dekat sekali ji sungainya (Dekat banget sungainya). Taruh di situ mi saja sepedanya (Taruh di situ saja sepedanya). Tidak ada ji yang ambil (Tidak ada yang ambil). Siapa juga mau ambil?'' jelas Aco sambil tertawa.

''Emangnya, nggak apa-apa sepedanya di tinggal di sini? Nanti kalau ada yang ambil gimana? Nanti kalau kita nggak bisa pulang gimana?'' gadis itu mulai heboh sendiri membuat Rama menatapnya kesal.

''Nggak usah lebay deh, lo!''

''Tidak ada. Biasa ja sama teman-teman ku main di sini (Biasa saya sama teman-teman ku main di sini). Tidak ada sepeda yang hilang. Ayo.'' kata Aco berjalan lebih dulu di susul Rama. Ira menghela nafas dan menaruh sepeda tersebut dan ikut berjalan di belakang Rama.

ME VS MY BROTHER (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang