ME VS MY BROTHER : 22

135 10 0
                                    

''NGGAK MUNGKIN!''

Rama terbangun dari tidurnya. Napasnya tersenggal-senggal. Ia menatap sekitarnya dengan bingung. Rupanya tadi ia hanya bermimpi. Rama mengusap wajahnya sambil menghela nafas. Entah mengapa mimpinya tadi terasa begitu menyata.

''Astagfirullah.''

Ia menatap jam di dinding yang menunjukkan pukul 20.00. Tak lama Bibi datang sambil membawakannya nasi goreng sesuai dengan permintaanya. Bibi sedikit bingung melihat Rama yang berkeringat seperti habis lari di kejar setan.

''Ini, mas nasi gorengnya.'' kata Bibi sambil meletakkan piring tersebut di atas meja.

''Makasih, bi. Taruh aja di situ. Saya mau solat dulu.'' Rama bangun dari sofa dan melangkah ke kamarnya. Sepertinya, ia kelelahan dan tertidur tadi di sofa.

''Oh ya, mas. Tadi bapak nelfon, katanya nyuruh mas Rama ke rumah sakit.'' Bibi menatap penasaran Rama. ''Emangnya, siapa yang sakit mas?''

''Ira kecelakaan di tabrak mobil.''

Bibi terkejut. Ia sama sekali tidak mengetahui bahwa gadis itu kecelakaan dan masuk rumah sakit. ''Astagfirullah. Kasihan sekali mbak Ira.''

''Yaudah, saya mau ke kamar dulu.''

Saat tiba di depan pintu kamarnya, Rama terdiam. Di liriknya pintu kamar Ira yang tertutup rapat. Entah mengapa Rama merasa ada sesuatu yang hilang. Biasanya mereka selalu bertemu di depan pintu kamar masing-masing. Sekarang terasa sepi. Pemilik kamar itu sedang terbaring lemah di rumah sakit.

Rama membuka pintu dan masuk ke dalam kamar. Setelah mengambil air wudhu, Rama melebarkan sajadah di atas lantai dan solat. Ia mengangkat tangannya seraya berdoa kepada Tuhan.

''Ya Allah, tolong sembuhkan adik hamba, Ira. Hanya engkaulah yang maha kuasa dan maha besar. Memang, hamba masih marah dan jengkel kepadanya. Tapi, hamba tidak mau Ira kenapa-napa. Semoga ia cepat sembuh, ya Allah. Aamiin.''

Kini ia merasa lebih baik setelah mendoakan gadis itu. Setelah selesai solat ia segera turun ke ruang keluarga dan menyantap nasi gorengnya sebelum berangkat ke rumah sakit. Ia juga membawa beberapa baju Ira seperti yang di perintahkan oleh Nila.

Rama tiba di rumah sakit. Sekarang Ira sudah dipindahkan ke ruang inap agar ia bisa beristirahat dengan tenang. Zaki mengajak Nila untuk pulang kerumah, namun wanita itu menolak dan ingin menemani Ira. Zaki pun pulang ke rumah untuk bersih-bersih dan beristirahat.

Rama meletakkan tas yang berisi pakaian Nila dan Ira di atas meja dan menghampiri Nila yang duduk diam di samping bankar Ira. Di tatapnya anak perempuannya yang masih belum sadarkan diri.

''Mah, ayo makan dulu. Mama pasti belum makan.'' kata Rama dengan hati-hati. Ia takut wanita itu marah dengan kehadirannya.

Nila menoleh dengan mata sendu dan menatap sejenak Rama lalu menghela nafas. Rama langsung menyiapkan makanan untuk Nila. Ia duduk di kursi sambil menatap makanan yang di bawakan oleh Rama.

''Kamu nggak makan?'' tanya Nila, ia terlihat lesu sekali.

''Sudah di rumah tadi.'' jawab Rama sambil tersenyum. Nila hanya mengangguk sekilas dan menyantap makanannya. Rama menatap Ira yang terbaring lemah dengan alat bantu pernafasan. Setelah selesai makan, Nila pergi ke mushollah untuk melaksanakan salat isya. Ia merasa lebih tenang bila ada Rama yang menjaga Ira.

***

Rama menatap Ira yang belum sadarkan diri. Sudah seminggu ia koma setelah operasi. Rama benar-benar menyesal dan menyalahkan dirinya yang tak bisa menjaga dan melindungi Ira dengan baik. Ia benar-benar menyesal.

ME VS MY BROTHER (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang