ME VS MY BROTHER : 13

157 12 0
                                    

Ira mengucek matanya saat sinar matahari menyorotnya. Gadis itu merenggangkan kedua tangan dan bangun.

Ia melihat matahari yang sudah hadir dan berhasil membangunkannya. Ia berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci wajah kusutnya. Ia mendengar suara pantulan bola yang di pantulkan.

  Ira melangkah menuju balkon. Di bukanya pintu balkon dan pemandangan kompleks rumah seketika menyambut. Ia tersenyum dan menarik napas dalam-dalam, mensyukuri nikmat yang Tuhan berikan padanya. Ia masih bisa bernapas sampai saat ini.

  Mata gadis itu beralih ke bawah, melihat Rama yang sedang bermain basket bersama Zaki. Ia tersenyum saat Zaki menyapanya sambil memberikan kecupan. Ira turun ke bawah untuk menemui Nila. Tiba di ruang makan, ia melihat Nila yang sedang sibuk menyiapkan sarapan. Gadis itu membantu Nila mengoles selai di roti.

   Ia menghampiri Zaki dan Rama yang asik bermain basket sambil meletakkan sarapan untuk keduanya. Gadis itu duduk di kursi sambil menatap keduanya bermain.

Zaki terlihat sangat lihai merebut bola dari Rama dan berhasil memasukkan bola ke dalam ring. Pria parubaya itu bersorak dengan napas yang terengah-engah.

   Jangan ragukan kemampuan bermain basket Zaki. Meskipun ia sudah tua, keahliannya tak akan hilang di makan umur. Ya, meskipun tak sekuat dulu. Ia menghampiri Ira dan memakan rotinya. Sedangkan, Rama masih asik bermain basket.

  Zaki masuk ke dalam untuk mandi. Dua jam lagi ia ada rapat bersama rekan bisnisnya. Meskipun begitu ia selalu menyempatkan diri untuk berkumpul bersama keluarga. Rama menghembuskan napas dan duduk di kursi samping Ira.

  Ira menatap Rama yang sedang mengunyah rotinya. Keringat yang bercucuran di keningnya, rahang yang tegas, hidung yang mancung dan alis yang tebal. Ternyata kakaknya itu ganteng juga, pantasan satu sekolah memburu cowok itu.

‘’Kak.’’

‘’Hm?’’

‘’Makasih ya, lo udah lindungin gue waktu di cafe.’’ Ira tersenyum mengingat kejadian di cafe.

‘’Dih, geer banget lo jadi orang.’’ kata Rama sinis membuat Ira menatap kesal cowok itu. ‘’Siapa juga yang lindungin lo?’’

Ira memayunkan bibirnya.‘’Nyebelin!’’

  Rama menghiraukan Ira dan mengambil bola basket. Cowok itu kembali bermain. Ira yang melihat itu menghampiri Rama dan berusaha menganggunya bermain. Ia berusaha merebut bola dari Rama, namun tak berhasil.

  Ira tak menyerah, ia terus berusaha merebut bola dari Rama. Rama yang melihat Ira yang ingin merebut bola darinya, memantulkan bola ke kanan dan ke kiri dengan lihai dan berlari menjauh dari Ira sambil memantulkan bola.

  Ia terkekeh melihat Ira yang berusaha merebut bola darinya, namun gagal. Ira menarik baju Rama dan berusaha mengambil bola dari tangan cowok itu, namun tak berhasil. Ia jadi kesal sendiri.

  Rama yang melihat Ira capek merebut bola darinya, tertawa sinis.

‘’Segitu doang?’’

  Ira menatap sinis Rama dan berbalik. Ia jadi malas bermain dengan Rama. Ira tahu, ia tidak akan pernah berhasil merebut bola dari Rama. Daripada membuang-buang tenaganya, lebih baik mandi.

‘’Awwh!’’ Ira meringis saat bola menghantam kepalanya dari belakang.

‘’Cemen banget! Gitu aja udah nyerah. ’’ kata Rama meremehkan. ‘’Payah!’’

Ira menatap tajam Rama. ‘’Gue nggak payah! Gue bisa, kok.’’

  Ira menghampiri Rama dan merebut bola dari cowok itu. Kini bola ada di tangan gadis itu, Ira berlari menjauh dari Rama sambil memantulkan bola. Gadis itu bergerak ke kanan dan ke kiri saat Rama mencoba merebut bola darinya.

ME VS MY BROTHER (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang