ME VS MY BROTHER : 10

188 16 0
                                    

Risya datang sambil membawa dua botol air mineral. Cuaca hari ini benar-benar sangat panas membuat tenggorakan terasa kering. Gadis itu mengipas wajahnya yang berkeringat.
Pak Hasan memberikan kesempatan pada murid perempuan untuk istirahat. Sedangkan, murid cowok di berikan kesempatan bermain bola. Ia duduk di sebelah Ira yang sedang menatap seseorang yang bermain basket di lapangan.

  Tangan Risya terjulur memberikan botol air mineral pada Ira, namun tidak di gubris gadis itu. Ia menggerutkan keningnya melihat Ira yang senyum-senyum sendiri sambil melihat ke arah lapangan basket.

‘’Woi, lo kenapa?’’ Ira mengerjapkan matanya beberapa kali dan menatap kaget Risya di sebelahnya. ‘’Awas, lho kesambet.’’

Ira mencengir sambil menerima botol dari Risya. "Makasih. "

‘’Lo lagi ngeliat siapa senyum-senyum gitu? Pak Hasan?’’ tanya Risya terkekeh membuat Ira tersedak.

‘’ Nggaklah.’’

‘’Terus siapa?’’ Ira tidak menjawab pertanyaan Risya membuat ia semakin penasaran.

Risya melihat Rimba yang sedang bermain basket dan tersenyum. Ia mengangguk mengerti.

‘’Lo liatan dia?’’

‘’Siapa?’’

‘’Itu sana yang lagi main basket.’’ kata Risya menunjuk ke arah Rimba yang sedang bermain basket.

  Seketika pipi Ira bersemu merah. Ia berdehem sambil berusaha menyembunyikan rasa malunya. Risya yang melihat itu tertawa terpingkal-pingkal membuat beberapa temannya menatap bingung gadis itu. Sedang, Ira menundukkan kepalanya malu.

‘’Fiks, lo suka sama dia.’’ celutuk Risya yakin bahwa Ira menyukai Rimba.

‘’Nggak.’’

‘’Yaelah, Ira. Lo itu nggak bisa bohongin gue. Buktinya, lo senyum-senyum ngeliat dia. Gue pernah baca di internet, kalau seseorang melihat orang sambil tersenyum artinya dia suka sama orang itu.’’ jelas Risya.

‘’Masa sih?’’

‘’Iya. Makanya, rajin-rajin membaca. Budayakan membaca.’’ Risya menepuk dadanya bangga . ‘’Wah, gue udah bisa jadi duta Bahasa, nih.’’

Ira hanya tertawa melihat Risya. Ia kembali menatap Rimba yang masih bermain basket di lapangan. Hingga tatapan keduanya bertemu, Ira langsung salah tingkah di tempatnya. Ia membuang wajahnya, tak berani menatap Rimba. Sedangkan, Rimba yang melihat itu tersenyum.

***

  Pak Anto dengan kacamatanya terlihat sibuk  menjelaskan materi. Seluruh siswa diam dan  memperhatikan Pak Anto yang menjelaskan materi. Tangan mereka bergerak mencatat apa yang keluar dari mulut pria parubaya itu.

‘’Ada yang bisa sebutkan faktor-faktor yang memengaruhi kerja enzim?’’

Pak Anto menatap para murid, menunggu salah satu mereka mengangkat tangan dan menjawabnya. Namun, tidak terlihat tanda-tanda dari mereka yang mengangkat tangan. Semua diam dan saling menatap satu sama lain, berharap ada yang mewakili mereka.

‘’Saya pak!’’

Pak Anto tersenyum.‘’Ya, silahkan Rama.’’

‘’Faktor-faktor yang memengaruhi kerja enzim adalah suhu, derajat keasaman, konsentrasi substrat, konsentrasi enzim dan zat inhibitor dan aktivator.’’ semua siswa yang ada di kelas menatap Rama yang menjelaskan.

‘’Baik, terimakasih Rama.’’ semua orang bertepuk tangan. Rama kembali duduk dan tersenyum. Tak sia-sia semalam ia mempelajari materi itu. Sehingga ia bisa menjawab pertanyaan dan mendapatkan nilai plus dari Pak Anto, tentunya.

ME VS MY BROTHER (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang