ME VS MY BROTHER : 4

240 21 0
                                    


Dafa berlari tergesa-gesa menuruni satu persatu anak tangga. Tiba di lantai dasar, ia celingak celinguk melihat koridor yang sepi. Ia pun memutuskan untuk berlari ke ruang OSIS untuk meminta pertolongan. Para senior yang sedang asik berbicara terdiam dan menatap bingung Dafa yang berdiri di depan pintu dengan nafas yang terputus-putus.

‘’Eh, lo kenapa? Kayak habis di kejar setan?’’ tanya Fatir bingung.

Dafa mencoba mengatur nafasnya. Setelah bisa bernafas dengan baik ia pun berbicara. ‘’Kak tolongin teman gue.’’

‘’Teman lo kenapa?’’

‘’Dia terkunci di lantai 3.’’

Hidayat yang masih menggunakan kostum pocongnya  terkejut. ‘’Hah? Serius lo, gue kira misinya sudah selesai?’’

‘’Nggak, kak. Kita sementara lagi jalanin misi di pos 6 itu.’’ jelas Dafa.

‘’Pos 6?’’

  Tak lama kemudian Rama muncul dan terkejut melihat anak OSIS yang sedang berkumpul dan duduk santai di ruang OSIS. Ia menatap bingung Dafa yang ada di ruang OSIS dengan wajah panik.

‘’Lo semua ngapain di sini?’’ tanya Rama bingung.

‘’Lho, bukannya misi ini udah selesai? Dan, kita semua di suruh kumpul di sini?’’ jawab Ahmad jadi bingung.

Rama menggerutkan keningnya. ‘’Hah? Siapa yang bilang?’’

‘’Kak, tolongin teman gue dong.’’ sahut Dafa sedikit merasa kesal karena tidak ada yang meresponnya.

‘’Teman lo kenapa?’’ tanya Rama.

‘’Dia kekunci di lantai 3, kak.’’ jawab Dafa.

‘’Siapa yang kekunci?’’ tanya Rama lagi.

Dafa berdecak kesal. ‘’Ira, kak.’’

   Rama membulatkan matanya setelah mendengar jawaban Dafa. Ia langsung keluar dan berlari tergesa-gesa menaiki satu persatu anak tangga di susul beberapa anak OSIS dan Dafa yang mengikutinya di belakang. Jantung Rama berdegup sangat kencang.

   Tiba di ruangan yag menjadi pos 6, Rama langsung mencari keberadaan Ira. Ia melihat Risya yang sedang menangis di depan pintu gudang. Risya mendongakkan kepalanya melihat Rama yang datang bak super hero.

‘’Kak tolongin Ira. Dia kekunci di dalam, gue takut dia kenapa-napa. Soalnya dari tadi gue panggil dia nggak nyahut, kak. Gue takut.’’ jelas Risya dengan bibir bergetar.

   Rama mencoba membuka pintu tersebut, namun terkunci. Ia pun mencoba mendobraknya, namun ia gagal. Beberapa anak OSIS menghampiri Rama yang sedang mendobrak pintu.

Rama terus mencoba hingga pintu itu terbuka. Ia menekan saklar lampu dan terkejut saat melihat tubuh Ira yang terkapar dengan balok yang cukup besar menimpa kepalanya. Risya terkejut melihat Ira pingsan. Rama langsung mengangkat balok itu.
Rama berjongkok dan membawa kepala Ira di pahanya sembari menepuk pelan pipi gadis itu. ‘’Dek, bangun.’’

   Melihat Ira yang tak kunjung sadar Rama langsung menggendongnya dan membawa ke UKS. Risya ikut di belakang Rama sambil menatap cemas Ira yang pingsan. Farhan dan anak OSIS yang lainnya tinggal dan menyelidiki apa yang terjadi di ruangan tersebut.

  Rayu yang sedang baring-baring manja mendengarkan lagu di UKS, terkejut dan langsung bangun saat Rama datang dan mendorong pintu sangat keras sambil menggendong salah satu peserta MOS yang pingsan.

Rama membaringkan tubuh Ira di atas bankar dengan sangat hati-hati.
‘’Ini kenapa, Ram?’’ tanya Rayu menatap Ira.

‘’Gue nggak tahu.’’ jawab Rama tenang, tapi dari raut wajahnya ia terlihat sangat cemas.

ME VS MY BROTHER (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang