[ 05 ]

97 49 9
                                    


enjoy the story...


Badan gue sudah cukup kesakitan berjam jam dalam posisi terikat. Kaki terasa pegal dan sakit karna refleks menahan tubuh, belum lagi lutut gue yang perih karna bergesekan dengan tali. Sumpah gue udah gak kuat, badan rasanya sakit semua, perut juga linu bekas tendangan Jennie. Pipi terasa panas akibat tamparan tadi.

Dalam keadaan lemah, samar-samar gue mendengar langkah kaki. Syukur ada orang yang liat. Keberadaannya semakin dekat, dan di kesadaran terakhir gue bisa denger orang itu teriak menyebut nama gue. "ZE-ZEANA?" Akhirnya gue jatuh pingsan.

"ZEANA?! Astaga kenapa bisa gini?" Taeyong sangat panik melihat keadaan gue yang gak karuan, sudah tak berbentuk. Tangan Taeyong bergerak menyingkirkan anak rambut yang menutupi muka gue. Sayatan di pipi langsung terlihat, belum lagi pipi yang memerah dan sedikit bengkak bekas tamparan tadi. Noda putih juga terlihat di kedua pipi, lalu di rambut yang berantakan, seragam dan area kaki. Sangat memprihatinkan.

Peka gue tak sadarkan diri, Taeyong bergegas menolong. Taeyong mengambil posisi berlutut untuk melepaskan ikatan di bagian lutut, sudah kebuka Taeyong lanjut membuka ikatan di bagian badan. Taeyong memeluk gue sambil membuka tali di balik pilar itu, agar saat tali terlepas tubuh gue jatuh ke Taeyong bukan ke lantai.

Semua tali sudah terlepas. Tubuh tak berdaya gue jatuh tepat ke pelukan Taeyong, dengan sigapnya juga Taeyong menangkap tubuh gue. Dalam posisi berjongkok, Taeyong menyenderkan punggung gue di dadanya untuk melepaskan selotip.

"Zeana, kok keadaan lo bisa gini sih? Siapa orang yang tega ngelakuin ini sama lo? Bener-bener gak punya pikiran!" Taeyong merapihkan rambut dan mengelus pipi gue untuk menghilangkan noda tepung. Dia juga sedikit mengelap keringat di pelipis gue. Tanpa menunggu lama, Taeyong menggendong gue ala bridal style menuju UKS.

-

Kringg... Bel pulang berbunyi.

"Untuk semuanya jangan lupa kerjain tugas yang saya berikan hari ini. Di pertemuan selanjutnya akan kita bahas. Jika tidak ada pertanyaan lagi saya permisi, terima kasih.." Doyoung menutup kelas pertamanya.

"Iya Pak..." Ucap seisi kelas kompak.

Doyoung meninggalkan kelas terlebih dahulu dibanding semua murid. Lorong kelas masih terlihat sepi, belum sepenuhnya keluar. Dengan menenteng bukunya Doyoung berjalan menuju ruang guru.

Tap.. tap.. tap.. Langkah Doyoung berhenti karna mendengar sekaligus melihat kepanikan orang di depan sana. "Apa yang terjadi?" Gumamnya. Ternyata itu Taeyong, ia terlihat buru-buru sambil menggendong seorang siswi yang keadannya mengenaskan. Tampilannya berantakan.

"Astaga, Apa yang terjadi sama siswi itu?" Doyoung bertanya-tanya melihat kepergian Taeyong.

-


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I'll Be ThereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang