Sesuai janji aku update lagi hari ini.
Selamat membaca gengs, enjoy the story!Minggu telah tiba. Hari di mana kami beristirahat sejenak dari ujian, tapi tidak buat gue karna hari ini gue dan Haechan ada misi khusus untuk mencari tau siapa dalang dibalik kertas contekan itu.
Kebenaran dan keadilan harus ditegakkan karna kalo enggak hukuman untuk gue sudah pasti menanti dan entah hukuman macam apa itu. Jadi gue dan Haechan pergi ke sekolah mencari jejak-jejak fana si pelaku, siapa tau ada petunjuk. Hebatnya punya asisten kayak Haechan, entah darimana dia punya semacam kartu yang bisa mengakses ke segala ruangan di sekolah, bahkan ruang guru sekalipun. Gue curiga Haechan punya orang dalem.
Sekolah sangat sepi, hanya ada satpam yang berjaga di depan dan beberapa tukang bersih-bersih. Mereka tak mencurigai kami sehingga kami bebas bergerak kesana-kemari. Saat ini kami tengah berada di ruang 9-ruangan gue.
"Gue tau Ze siapa pelakunya," ujar Haechan, "udah pasti itu Yeri. Dia kan gak suka sama lo terus juga duduknya gak jauh dari lo. Yakin nih, ayo deh kita langsung lapor aja."
"Bukan Yeri, Chan. Kemarin udah gue pastiin waktu pulang sekolah."
"Terus lo percaya gitu aja? Ayolah dia pasti bohong lo tau sendirikan gimana kelakuan dia."
"Kali ini Yeri jujur, alasan dia masuk akal bahkan dia juga akui kalo hal itu beresiko tinggi buat dia. Walaupun keliatan manja tapi Yeri juga masih bisa pikir panjang sama tindakan yang dia lakuin. Gue percaya sama dia kali ini."
"Lo yakin?" tanya Haechan, dan gue mengangguk mantap. "Terus kalo bukan Yeri siapa? Lo pernah bikin masalah gak tuh sama anak IPA atau Bahasa? Kali aja lo lupa pernah bikin mereka naik darah."
"Dih gue gak sepembuat onar itu ya, gue juga gak kenal sama anak-anak jurusan lain, yang buat gue marah ya kebanyakan anak sejurusan aja yang lainnya cuman jadi penonton atau sok-sok ikutan doang. Lo tau sendiri relasi pertemanan gue nol persen." Gue mendengus sebal,
"Jennie atau Irene sendiri gimana di kelas, apa mereka ngelakuin yang aneh-aneh? Hipotesis gue yang lain bilang Jennie pelakunya. Dia bisa aja kan nyuruh anak jurusan lain di kelas gue buat naro kertas contekan itu, secara Jennie relasi pertemanannya di mana-mana. Kayak siapalah yang gak tau dia?!"
"Nah ini Ze yang bikin gue bingung. Dia di kelas malah anggun, ramah, bahkan setiap istirahat dia suka ngulik bareng sama anak jurusan lain buat mata ujian di jam kedua. Dia gak pernah ke kantin karna banyak babunya di kelas, jadi dia tinggal nyuruh aja kayak bos besar. Beda banget sama yang lo ceritain, dia friend-able keliatannya."
"Ahh... gue lupa soal itu, dia lagi jaga image biar keliatan anak baik. Dengan sikapnya itu dia di cap protagonis dan gue antagonisnya. Udah sering gue liat dia kayak gitu banyak mukanya."
"Woahh tipe kayak Jennie tuh yang suka bikin konflik sosial di masyarakat terjadi. Muka doang cantik tapi ah... dia jauh di bawah lo lah Ze. Seharusnya dia yang dibilang pembuat onar, bukan lo."
"Salut gue dari sekian ribu orang yang sadar hal itu cuma lo doang." Haechan berlagak sok keren di tempat duduknya. Siapa dulu dong Haechan gituloh...
"Lanjut-lanjut, kenapa malah jadi out of the topic," keluh gue melihat gaya Haechan setinggi langit.
"Oke oke. Oh iya gue baru kepikiran, kertas contekan itu ada dimana?" tanya Haechan.
"Ada di bu Yuri karna itu satu-satunya bukti yang dia punya."
"Gue ada ide tapi agak ilegal sih tapi yaudahla khilaf sebentar gakpapa. Gimana kalo kita geledah meja bu Yuri buat nyari kertas contekan itu, nah kalo udah dapet kita geledah juga meja pak Kyu. Nah dari situ-"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll Be There
FanfictionSiapa sangka kedatangan mereka bisa membuat rasa sepi ini sirna? Siapa sangka mereka akan menaruh perhatian kepada si pembuat masalah? Sampai mereka mulai memiliki rasa. Menaruh hati pada sosok jauh dari kata sempurna. Tidak pernah terbayangkan gadi...