Quintuple update is coming.
Happy reading!
"Kak, lepasin." Gue coba melepaskan diri dari pelukan Taeyong.
"Gue harusnya percaya sama lo, harusnya gue gak bersikap dingin dan harusnya gue bantuin lo. Saat butuh bantuan seharusnya gue ada di samping lo. Maafin gue Ze, maafin..."
"Iya iya, yaudah lepasin."
"Enggak. Gue gak pantes nerima maaf lo, gue udah jahat."
Si Taeyong kenapa si, lagi modus apa ngerasa bersalah beneran? "Yaudah Kak, lepasin gue. Gak bisa napas ini." Taeyong meluknya emang erat banget. Napas gue jadi ragu-ragu mau keluar.
"Kalau lo masih marah, gue gak akan lepasin."
"Enggak, gak marah. Cepetan lepasin!"
"Tuh kan lo masih ketus sama gue."
"Gue marah kalau lo terus meluk gini. Gue gak bisa napas."
"Eh iya maaf..." Akhirnya Taeyong melepas pelukannya dari gue. Gue menghembuskan napas lega, berasa hidup lagi. "Lo beneran udah gak marah kan sama gue?" tanya Taeyong.
Gue sengaja tak menjawab, dari tadi udah mikir buat kabur. Sikap Taeyong masih membekas dipikiran gue, bikin kesel. Mendapat waktu yang pas gue berlari gesit ke pintu keluar, enggan berlama-lama dengan Taeyong karena masih gendok.
Bruk! Tak kalah cepatnya Taeyong mengejar dan menutup kembali pintu yang hampir terbuka. Dia menguncinya lalu membalikkan dan menyandarkan punggung gue dibadan pintu. Kedua tangannya sempurna memblokir tubuh gue. Lagi, wajah Taeyong sangat dekat sekarang sambil memberi tatapan mengintimidasi.
"Lo gak bisa kabur dari gue," ucap Taeyong. Gue menelan ludah canggung.
"Apasi, minggir deh gue mau pulang." Gue hendak berbalik tapi Taeyong menahannya. Ia malah semakin deket sama gue.
"Kalau sikap lo masih ketus sama gue, lo gak bisa pulang."
"Orang biasanya juga gue kayak gini."
"Jangan pikir gue gak tau. Lo jelas-jelas kesel sama gue. Nih liat dahi lo berkerut, terus bibir lo juga ketekuk." Taeyong menunjuk jidat dan bibir gue.
"Sok tau," gumam gue.
"Tau. Gue tau semua isi hati dan perasaan lo. Gue tau sekarang lo lagi marah dan kesel sama gue, karena...hati gue bisa ngerasain. Hati gue sakit nerima sikap ketus dari lo, Ze."
Kumat lagi kan anehnya, ni orang selalu buat gue bertanya-tanya. Sama itu kegeeran juga. "Lebay lo Kak. Udah gue mau pulang."
Orang serius dibilang lebay. "Lo senyum dulu baru gue lepasin."
"Lagi sariawan gak bisa senyum." Taeyong langsung mendekatkan mukanya seperti ingin mencium gue. Sial gue gak bisa napas.
Pluk! Telapak tangan gue menutup muka Taeyong lalu menyingkirkannya segera. "Mau apa lo jangan macem-macem!"
"Lo mikir apa emangnya? Gue cuman mau liat beneran sariawan apa enggak."
"Gak mikir apa-apa juga. Duh, Kak Taeyong minggir deh jangan deket-deket, gue-"
"Grogi ya sedeket ini?"
"Biasa aja. Gak nyaman aja."
"Makanya lo senyum dulu abis itu gue lepasin. Kalau lo gak mau senyum tandanya lo suka deket-deketan gini sama gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll Be There
Fiksi PenggemarSiapa sangka kedatangan mereka bisa membuat rasa sepi ini sirna? Siapa sangka mereka akan menaruh perhatian kepada si pembuat masalah? Sampai mereka mulai memiliki rasa. Menaruh hati pada sosok jauh dari kata sempurna. Tidak pernah terbayangkan gadi...