Tak terasa weekend telah berakhir.
Dan hari ini merupakan hari yang tidak di sukai semua murid,yaitu hari senin.
Dimana di pagi hari semua murid di haruskan berdiri di lapangan selama kurang lebih satu jam untuk melaksanakan upacara.
Di barisan kelas XI Ips tiga terlihat seorang pria yang sedang memperhatikan seorang eanita yang ada di barisan kelas XI Ips satu yang tidak jauh dari barisannya hanya terhalang satu kelas.
Dia adalah Azriel yang sedang memperhatikan perempuan yang sejak kemarin-kemarin mengganggu pikirannya, dengan nama lengkap Latisya Anggadipa.
"Kenapa gue kepikiran cewe itu terus sih?"monolog Azriel.
Karena penasaran,setelah selesai upacara Azriel mengikuti Latisya.
"Tunggu!"panggil Azriel dengan sedikit teriak.
Karena Azriel tidak menyebutkan nama,alhasil semua yang da di sana menoleh ke arahnya, tapi yang di maksud tidak menoleh sedikit pun.
"Latisya tunggu!" teriak Azriel lagi. Azriel menahan lengan Latisya agar cewe itu berhentu melangkah
Akhirnya Latisya menoleh ke arah Azriel.
Latisya mengerutkan keningnya,ia bingung karena seingat Latisya, dia tidak pernah berurusan dengan orang lain, karena ia tak pernah sekalipun mengobrol dengan dengan orang orang di sini.
Setelah bisa mensejajarkan dirinya, Azriel jadi bingung sendiri mau ngomong apa, bahkan dia bingung kenapa dia bisa menyuruh Latisya berhenti sebentar.
"Nama gue Azriel,gue dari kelas XI Ips tiga. Nama lo siapa? lo anak baru?" tanya Azriel tanpa jeda.
Setelah lama tak ada jawaban
"Ekheem" Latisya berdehem, lalu melepaskan lengannya dari cowo yang menahannya tadi lalu pergi begitu saja menuju kelasnya.
"Hufft...kenapa gue tahan nafas? kok gue deg-degan ya?cewe itu jutek banget sih?tapi kayak ada yang di sembunyiin dari cewe itu. Dia bahkan gak jawab pertanyaan gue, tapi anehnya gue kok makin penasaran ama tuh cewe. Ah udahlah balik ke kelas aja deh."
Sesampainya di kelas,ternyata teman-teman Azriel sudah lebih dulu sampai, terlihat Ilham dan Yusuf sedang mengobrol, sedangkan Satria terlihat sedang sibuk dengan buku-bukunya.
Azriel pun menghampiri mereka.
"Woyy lu pada lagi ngapain?" Tanya Azriel
"Kita lagi ngomongin ntar latihan basket." jawab Ilham.
"Iya, lu latihan kan riel?" Tanya Yusuf.
"Iya, gue latihan. Kalo lu Sat lagi ngapain? sibuk bener."
"Diemm gue lagi ngerjain tugas Pak Dedy keburu masuk nih." Jawab Satria ngegas sambil buru-buru nyontek tugas dari Ilham.
"Biasa ae lah gak usah ngegas." Jawab Azriel sambil duduk di kursinya.
"Diem! Emang lu udah ngerjain tugas Pak Dedy?" Tanya Satria.
"Belum hehe..." jawab Azriel sambil nyengir kuda.
"Waah udah berasa jadi jagoan lu gak ngerjain tugas?"
"Gue males,gus gak suka matematika,bikin pusing. Biarin ajalah, lagian gue gak akan ngejalanin hukumannya, mending gue ke kantin hehe..." Jawab Azriel tanpa rasa berdosa.
"Terserah lu ajalah." Final Satria.
Tak lama bel masuk berbunyi dan setelah itu Pak Dedy guru matematika masuk ke kelas XI Ips tiga dengan penggaris kayu.
"Assalamualaikum anak-anak" sapa pak Dedy
"Waalaikumsalam pak"jawab serempak murid kelas XI Ips tiga.
"Sekarang ayo kumpulkan tugas yang minggu kemarin bapak kasih!" titah Pak Dedy
"Iya pak" jawab seluruh penghuni kelas itu.
Seluruh penghuni kelas XI Ips tiga serentak mengumpulkan tugasnya, kecuali Azriel tentunya. Merasa ada yang ganjil, Pak Dedy bertanya pada muridnya.
"Emm...semua murid kelas ini ada berapa?
"Tiga puluh lima Pak."Jawab Alvin sang ketua kelas.
"Ada yang tidak masuk?"
"Tidak Pak"
"Di sini yang mengumpulkan tugas hanya ada tiga puluh empat orang,siapa satu orang lagi yang tidak mengumpulkan tugas?"
Dengan wajah tanpa dosanya, Azriel mengacungkan tangannya.
"Saya pak." Jawab Azriel tanpa ada rasa takut sedikitpun.
"Azriel,kenapa kamu tidak mengumpulkan tugas?"
"Saya tidak mengerjakan tugas pak."
"Kenapa kamu tidak mengerjakan tugas"
"Hanya saya dan Tuhan saja yang tahu pak,bapak gak boleh tahu."
Mendengar jawaban Azriel, membuat Pak Dedy menjadi semakin marah, tetapi berbanding terbalik dengan seluruh murid kelas XI Ips tiga itu,mereka malah tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Azriel.
"DIAMM!" Teriak Pak Dedy membuat seluruh penghuni kelas itu diam.
"Azriel. Sekarang kamu keluar hormat bendera di lapangan outdoor sampai jam istirahat tiba!" Perintah Pak Dedy.
"Iya pak." Jawab Azriel santai sambil berjalan keluar kelas.
Setelah sampai di pinggir lapangan, ada yang menarik perhatian Azriel.
"Eh itu cewe yang selalu ada di pikiran gue akhir-akhir ini. Dia di hukum juga?kebetulan. Tadinya gue ogah panas-panasan di tengah lapangan,tapi kalo ada dia sih gue rela hehee"
_____________________________
Siapa ya cewe yang selalu ada di pikiran Azriel?jangan-jangan author lagi xixi😂
Pesan author: "menghalu lah sekarang sepuas-puasnya sebelum mengalu itu di larang"😂😂Jangan lupa vote yaa...
KAMU SEDANG MEMBACA
hanya sebuah topeng [ON GOING]
RandomNote: selama belum tamat,masih tahap revisi. Marah,depresi,kesal,tertekan,dan paksaan itu semua seolah menjadi makanan setiap hari Latisya. Menangis seakan menjadi rutinitas setiap hari.Hanya kegelapan yang setia menemaninya. Bukan tawa,canda,dan ce...