Azriel dan Rina menyusul langkah Latisya.
Setelah sampai di kantin, ternyata teman-teman Azriel sudah ada di kantin.
"Kita gabung ke temen-temen gue yu!" Ajak Azriel.
"Emang gak papa?" Tanya Rina.
"Emang ada apa?" Azriel malah balik nanya.
"Gak papa. Sya gabung mereka gak?" Tanya Rina pada Latisya.
"Terserah." Jawab Latisya.
"Yaudah ayo!" Ajak Azriel sambil menarik tangan Latisya.
"Wiih si Azriel baru dateng juga udah bawa gandengan ,dua lagi bagi dong satu." Ledek Satria.
"Heh emang kita apaan di bagi-bagi." Ucap Rina dengan nada kesal.
"Santai doong gak usah ngegas." Ucap Satria.
"Ayo duduk!" Ajak Satria. Dijawab anggukan oleh Latisya dan Rina.
"Riel kenalin dong." Pinta Satria.
"Yaudah, ini di sebelah gue Latisya."
"Yang itu mah udah tau,lo kan sering cerita tentang dia. Itu tuh yang di sebelahnya Latisya." Pinta Satria sambil menaik turunkan alisnya.
Azriel mendelik pada Satria tetapi sang empu tidak sadar.Latisya bingung mendengar dia sering di bicarakan mereka.
"Oh, dia Rina temennya Latisya."
"Hai Rina." Ucap Satria sambil melambaikan tangannya.
Tapi Rina malah memelototkan matanya. Sontak semua yang melihatnya tertawa.
"Yang sabar ya Sat." Ledek Yusuf.
"Oh iya. Latisya, Rina ini temen-temen gue. Yang duduk depan gue Ilham,sebelahnya lagi Yusuf yang depan lo,dan terakhir yang di pojok,depan Rina, itu..." Azriel menjeda ucapannya.
"Nama lo siapa?" Tanya Azriel menunjuk Satria. Ucapan Azriel membuat semuanya tertawa, tapi Latisya hanya tersenyum.
Azriel yang melihat Latisya tersenyum,segera menutup wajah Latisya membuat sang empu memberontak.
"Lo kenapa sih nutup-nutupin muka gue?" Ucap Latisya kesal.
"Lo tadi senyum,gue gak mau ada orang lain yang liat senyuman lo karena senyum lo manis dan itu hanya gue yang boleh liat." Ucap Azriel sambil tersenyum.
Latisya diam mendengar ucapan Azriel, ucapannya membuat jantungnya berdetak cepat,di perutnya seperti ada banyak kupu-kupu berterbangan,dan jangan lupakan pipinya yang memanas.
"Cukup." Teriak Satria yang mengagetkan semua orang.
"Jangan di terusin Riel,gue gak kuat." Ucap Satria sambil menutup matanya.
"Eh lo kenapa? gak papa kan?" Tanya Rina panik.
"Eh." Satria kaget melihat Rina yang panik karenanya.
"Enggak kok, gue cuma gak bisa liat orang lain uwwu-uwwuan di depan gue, gue punya penyakit uwwu phobia." Sambung Satria.
Rina kaget mendengar ucapan Satria,dan kenapa tadi dia khawatir.
Semua temen-temen Satria geleng-geleng kepala melihat kelakuan Satria.
"Sat pesenin makanan dong,masa daritadi gue gak makan?" Pinta Yusuf.
"Kok gue? Yang lain dong."
"Lu aja lah,masa kita nyuruh ciwi-ciwi pesen makanan sih?"
"Yaudah lo pada pesen apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
hanya sebuah topeng [ON GOING]
RandomNote: selama belum tamat,masih tahap revisi. Marah,depresi,kesal,tertekan,dan paksaan itu semua seolah menjadi makanan setiap hari Latisya. Menangis seakan menjadi rutinitas setiap hari.Hanya kegelapan yang setia menemaninya. Bukan tawa,canda,dan ce...