Tak lama setelah bel tanda masuk berbunyi, guru masuk ke kelas XI IPS 1 dengan membawa penggaris kayu panjang. Guru apalagi yang identik dengan guru yang selalu membawa penggaris kayu panjang? guru mata pelajaran matematika.
Selain pelajarannya yang di anggap keramat oleh murid kelas ini, guru nya pun dianggap keramat oleh para muridnya.
Guru matematika yang tak lain dan tak bukan yang mempunyai nama lengkap Dedy Jumaedi merupakan guru killer yang disegani oleh para muridnya.
" Assalamualaikum." sapa Pak Dedy.
" Waalaikumsalam." Ucap seluruh murid kelas XI IPS SATU.
Pelajaran pun dimulai dan semua murid khusuk dengan pelajaran matematika yang mereka pelajari saat ini.
______________
Setelah 3 jam mereka menggeluti pelajaran matematika akhirnya nya bel tanda istirahat berbunyi.
Bel tersebut merupakan penyelamat mereka. Pak Dedy dan seluruh murid kelas itu segera membereskan peralatan belajarnya dan segera keluar kelas untuk menuju ke kantin.
Begitu pula dengan Latisya dan Rina. Tetapi mereka menunggu semua keluar terlebih dahulu. Karena mereka tidak ingin berdesak-desakan untuk keluar.
Setelah semuanya keluar barulah Latisya dan Rina keluar.
Tetapi ada yang aneh menurut Latisya biasanya selalu ada Azriel yang menunggu di depan pintu kelas untuk mengajaknya ke kantin tetapi sekarang tidak ada bahkan setelah percakapan di telepon tadi malam Azriel tidak menghubungi nya sampai sekarang.
Mereka pun pergi ke kantin bersama dan seperti biasa mereka akan bergabung dengan Azriel dan kawan-kawan.
"Haii." sapa Latisya Pada Azriel, Satria, Yusuf, dan Ilham.
"Haii." jawab mereka kecuali Azriel.
"Lo kenapa?" tanya Latisya Pada Azriel.
"Gak." jawab Azriel singkat.
Latisya tidak mempedulikan nya. Ia pun duduk di bangku yang kosong. Tapi tetap berada di meja yang yang sama dengan Azriel dkk.
"Belum pesen makanan?" tanya Rina.
"Belum, kita baru aja dateng." jawab Satria.
"Ya udah biar gue pesenin. Kalian yang biasa kan?"
Mereka semua mengangguk tanda setuju.
Rina pun beranjak dari bangkunya menuju stand makanan yang mereka pesan.
"Tunggu!" cegah Satria.
Rina menoleh ke arah Satria.
"Biar gue temenin." ucap Satria.
"Ya udah ayo!"
Satria dan Rina melanjutkan berjalannya untuk memesan makanan.
Di bangku yang di tempati Latisya dan Azriel dkk hening melanda mereka.
Biasanya Azriel akan gencar menggoda Latisya. Tapi sekarang Azriel diam saja sambil memainkan handphonenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
hanya sebuah topeng [ON GOING]
RandomNote: selama belum tamat,masih tahap revisi. Marah,depresi,kesal,tertekan,dan paksaan itu semua seolah menjadi makanan setiap hari Latisya. Menangis seakan menjadi rutinitas setiap hari.Hanya kegelapan yang setia menemaninya. Bukan tawa,canda,dan ce...