Dari hari ke hari sampai minggu ke minggu Azriel dan Latisya semakin dekat. Bahkan mereka di gosipkan mempunyai hubungan yang lebih dari pertemanan.
Mereka sudah tau tentang perasaan mereka. Bahkan setelah Azriel beberapa kali mengutarakan perasaanya pada Latisya, mereka tidak juga meresmikan hubungan mereka dan juga hubungan pertemanan mereka tidak menjadi renggang.
Azriel memaklumi perasaan Latisya karena memang menurutnya untuk meresmikan atau melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih, harus benar-benar serius. Karena itu sudah menyangkut hati. Sebisa mungkin ia tidak akan membuat hatinya tersakiti.
Kini Latisya bersama Rina sedang menonton latihan basket di sekolahnya. Ia di paksa oleh Azriel untuk menemaninya latihan basket dan juga Rina di paksa oleh Satria katanya kalo di temenin sama gebetan latihannya bisa tambah semangat.
Setiap hari Satria gencar mendekati dengan cara menggombali Rina dengan gombalan recehnya.
Sedangkan Rina ia masih sok cuek, padahal kalo dia di gombali oleh Satria meskipun gombalannya receh ia tetap merasa ada rasa yang aneh dalam dirinya, belum lagi pipinya yang terasa memanas dan seperti ada kupu-kupu yang yang berterbangan dalam perutnya.
Meskipun ekspresi yang di berikan Rina pada Satria terkesan tidak peduli atau malah cuek, tapi tidak pada hatinya. Hatinya lemah.
Setiap wanita memiliki hati yang lemah, ia lebih cepat terbawa perasaan. Karena wanita hanya menggunakan hati tanpa logika, sedangkan laki-laki menggunakan logika tanpa hati.
❄️❄️❄️
Tak terasa sudah tiga puluh menit Latisya dan Rina menemani Azriel dkk latihan basket di sekolah. Pertandingan selesai dan semua yang ikut latihan beristirahat sebentar lalu pulang ke rumah masing-masing.
Sebelum latihan selesai, Latisya dan Rina sempat membeli air untuk yang ikut latihan basket.
"Nih!" ucap Latisya dan Rina berbarengan sambil menyodorkan air pada mereka.
"Makasih" ucap Azriel sambil tersenyum pada Latisya lalu di sahuti oleh yang lain.
Meskipun mereka sudah lebih sering bersama dan sering berbincang, tapi tetap saja ketika Azriel tersenyum, ada rasa yang tak biasa dalam tubuhnya. Dan menimbulkan efek pada jantungnya yang berdetak lebih cepat.
"I-iya sama-sama" ucap Latisya gugup
"Pulang bareng gue?" tanya Azriel.
"Boleh." jawab Latisya sambil mengangguk.
"Guys gue duluan ya." pamit Azriel pada teman-temannya.
"Sama Latisya?" tanya Satria.
"Iya. Have fun bro" ucap Azriel pada Satria.
Azriel tau sahabatnya yang satu ini menyukai sahabat baru mereka.
Azriel dan Latisya pun pergi untuk pulang.
"Rin pulang yuk!" ajak Satria.
"Dih enggak ya, mending gue sama yang lain aja dari pada sama lo" ucap Rina jutek.
"Emang sama siapa? yang lain udah pada pulang dan Yusuf sama Ilham pulang bareng"
Rina celingak-celinguk mencari orang-orang. Ternyata benar kata Satria di sini hanua ada Rina, Satria, Yusuf, dan Ilham.
KAMU SEDANG MEMBACA
hanya sebuah topeng [ON GOING]
RandomNote: selama belum tamat,masih tahap revisi. Marah,depresi,kesal,tertekan,dan paksaan itu semua seolah menjadi makanan setiap hari Latisya. Menangis seakan menjadi rutinitas setiap hari.Hanya kegelapan yang setia menemaninya. Bukan tawa,canda,dan ce...