nine

38 20 0
                                    


Azriel memutuskan untuk menghampirinya.

"Heii." Sapa Azriel sambil menepuk pelan bahunya.

Dia adalah Latisya,dia yang sedari tadi menangis .

Latisya terperanjak kaget saat ada yang menepuk bahunya.

Latisya buru-buru menghapus air mata yang sudah terlanjur keluar mengalir di pipinya.

"Lo kenapa?" tanya Azriel pelan-pelan.

"Gue gak papa." Jawab Latisya.

"Kenapa gak pulang?" Tanya Azriel

"Supir gue gak bisa jemput,ini lagi nungguin angkutan umum."

"Yaudah bareng gue aja,ayo naik!"

Latisya mengangguk lalu naik ke motor Azriel.

"Rumah lo di mana?" Tanya Azriel di balik helm full face nya .

"Nanti gue arahin aja." Jawab Latisya  sedikit berteriak.

"Ya udah. Mau mampir dulu atau makan dulu gak?" Tanya Azriel.

"Enggak. Gak usah,gue udah di tungguin kakek gue."

"Yaudah gak papa."

Setelah sampai di rumah Latisya,Latisya turun dari motor Azriel.

"Makasih ya." Ucap Latisya.

"Iya sama-sama."

"Gue duluan." Pamit Latisya.

Di jawab anggukan oleh Azriel.

Latisya pun kembali ke rumahnya.

Setelah membuka pintu utama,terlihat kakeknya sedang berdiri di hadapan pintu dengan tangan bersilang di dadanya.

Latisya mempunyai kakek yang bernama Ibrohim Anggadipa. Beliau merupakan orang yang mempunyai perusahaan terkenal dan terjaya di Indonesia yaitu
PT. Anggadipa Collection.

Sayangnya beliau hanya mempunyai satu anak,yaitu ibunya Latisya.

Beliau menginginkan Latisya menjadi pemimpin di perusahaannya.

Itulah sebabnya kakeknya sangat over protektif pada Latisya.

Sayangnya sikap kakeknya itu berdampak buruk pada Latisya.

"Kamu darimana?" Tanya kakek Latisya datar.

"M-maaf kek." Jawab Latisya sambil menundukan pandangannya.

"Kamu itu harus belajar jangan main! Nilai kamu harus bagus, supaya bisa meneruskan perusahaan kakek!" ucap kakek Latisya tegas.

"T-tapi kek aku bosan belajar terus, aku butuh hiburan,aku juga mau kayak temen-temen yang lain bisa maiin." jawab Latisya sambil menahan isak tangis.

"Tidak. Kamu tidak boleh keluar apalagi main,kamu harus belajar agar bisa jadi nomor satu di sekolah kamu."

"Hiks... kakek egois!!" Latisya mulai menangis,ia tak

bisa menahan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya.

"TISYA INGAT!!! Kakek gak punya siapa-siapa lagi selain kamu,mama kamu udah gak ada,papa kamu jadi gila kerja di perusahaannya semenjak mama kamu meninggal. KAMU SATU-SATUNYA YANG KAKEK HARAPKAN TISYAA!!!" ucap kakek Latisya dengan amarah.

"TAPI KAKEK EGOIS!!KAKEK SELALAU MAU TISYA JADI YANG KAKEK MAU,TANPA KAKEK TAHU KALO TISYA GAK BISA JADI YANG KAKEK MAU...TISYA GAK BISA KAKEK HIKS" Ucap Latisya marah.

"Tolong mengertilah Latisya,kakek lakuin ini semua demi kamu,demi kebaikan kamu,demi masa depan kamu." Ucap kakek Latisya melembut.

"KAKEK GAK NGERTI TISYA!! YANG KAKEK TAU HANYA TISYA HARUS MENJADI ROBOT KAKEK" Ucap Latisya dengan marah.

hanya sebuah topeng [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang