Pagi hari yang cerah mewakili perasaan seorang wanita yang kini masih bergelut dalam mimpinya sampai sinar mentari yang menelusup dari arah jendela menyinarinya sampai ia sadar bahwa ini sudah siang dan ia siap menyongsong kehidupannya.
Meskipun kemarin ia mengalami tragedi yang menyedihkan,tapi ia sudah melupakannya.
Ia kini sudah berdamai
Ia adalah Latisya. Setelah seseorang yang datang di mimpinya tadi malam, ia menjadi lebih bersemangat menyelami dalamnya kehidupan di dunia ini.
Sesuai janjinya pada penyemangat hidupnya yang akan selalu ada di hatinya sampai kapanpun. Mulai hari ini ia akan membuktikannya.
"Hoaaam..." Latisya menggeliatkan badannya yang terasa kaku.
Lalu ia beranjak dari kasurnya menuju toilet untuk membersihkan badannya. Tak butuh waktu lama Latisya keluar dari toilet ia sudah rapi mengenakan seragamnya.
Dengan gaya rambut hitam legam yang di kuncir kuda, tubuh jangkung berisi,kulit putih bersih,wajah manis nan mulus dengan polesan make up tipis di tambah dengan bibir yang sexy yang hanya di poles dengan lip balm saja dan jangan lupakan pipi chubby yang menggemaskan.
Itulah perwujudan dari seorang Latisya Anggadipa. Tapi semua itu tertutupi dengan wajah yang datar tanpa ekspresi.
Dan hari ini merupakan hari bersejarah menurut Latisya. Karena ia akan membuka topeng yang menyamarkan identitas Latisya yang sesungguhnya.
Mulai hari ini ia akan memasang ekspresi yang berbeda dari sebelumnya.
Mulai hari ini ia akan lebih ceria,mencoba bersosialisasi dengan orang lain,tidak menyendiri lagi,ia akan lebih banyak tersenyum.
"Semoga senyuman ini tidak tergantikan oleh air mata ya Tuhan." doa' Latisya pada Tuhan.
Drrrt...drrrt
Handphone milik Latisya berbunyi tanda ada pesan masuk.Ternyata itu Azriel.
Azriel👾
Sya?
Apa?
Mau berangkat bareng gak?
Boleh.
Ok. gue jemput sekarang.
Read
"Azriel akan jadi orang pertama yang liat perubahan gue." ucap Latisya semangat.
Tak lama ada pesan masuk lagi.
Azriel👾
Sya gue udah di depan.
Read
Setelah mendapat pesan dari Azriel, Latisya keluar dari kamarnya menemui Azriel. Sebelum itu, ia akan memberitahu supirnya agar tidak usah mengantarnya ke sekolah.
"Pak!" Teriak Latisya pada supirnya. Supir Latisya mendekat ke arahnya.
"Iya non, ada apa? tanya supir Latisya.
"Hari ini Bapak gak usah nganter Tisya ke sekolah, soalnya udah di jemput sama temen." ucap Latisya.
"Oh yang di depan ya non? yaudah gak papa, silahkan non temennya udah nunggu di depan." ucap supir Latisya.
KAMU SEDANG MEMBACA
hanya sebuah topeng [ON GOING]
RandomNote: selama belum tamat,masih tahap revisi. Marah,depresi,kesal,tertekan,dan paksaan itu semua seolah menjadi makanan setiap hari Latisya. Menangis seakan menjadi rutinitas setiap hari.Hanya kegelapan yang setia menemaninya. Bukan tawa,canda,dan ce...