🥰JANGAN LUPA BAHAGIA🥰
Hari terasa begitu cepat melaju. Minggu pagi yang cerah dengan sinar matahari yang hangat membangunkan Revan dari tidur nyenyaknya.Kornea matanya mengerjap, menyesuaikan cahaya matahari yang masuk melalui celah jendela. Ia ingat betul dengan janjinya yang akan membantu lintang untuk mendekorasi ulang kamarnya.
Revan mengambil ponselnya untuk mengirim pesan kepada Silvia, hanya memastikan rencana yang Silvia buat akan terlaksana.
Revan: Vi, jadi dekor kamarnya?
Sambil menunggu jawaban dari Silvia, Revan memutuskan untuk mencuci muka dan gosok gigi terlebih dahulu.
Tepat setelah Revan keluar dari kamar mandi dengan hanya wajahnya yang terlihat basah dan segar, ponselnya berbunyi tanda pesan masuk.
Silvia: Jadi. Gue udah beli bahannya. Kalo Lo udah siap langsung ke sini aja.
Revan tak sengaja menarik sudut bibirnya keatas, membentuk sebuah senyuman yang begitu tipis.
Revan berlalu lagi menuju kamar mandi, kali ini niatnya untuk mandi walaupun ia tau pekerjaan yang akan ia lakukan pasti akan menodai bajunya.
Setelah menyelesaikan urusannya di kamar, Revan turun dan melihat semua anggota keluarganya yang lain sedang asik menonton televisi yang menampilkan drama china dan berbagai camilan serta minuman kaleng yang banyak tergeletak tak tertata.
Kedua orang tuanya yang duduk diatas sofa, dengan tangan kanan Andre yang merangkul pundak Caella dan tangan kirinya yang bekerja memasukan kentang goreng ke dalam mulutnya. Ersya dan Alexa yang memposisikan diri dengan duduk bersila.
Revan tersenyum melihat anggota keluarganya yang begitu harmonis. Revan beruntung, ia memiliki keluarga yang berkecukupan dan tidak pernah terjadi konflik.
"Tumben udah pada nongki aja." Ujar Revan mengambil alih fokus keluarganya yang tengah serius dengan drama tersebut, sambil duduk dan mencomot kripik singkong milik Ersya.
"Gak tau nih, papah niatnya mau berduaan doang sama mamah, Ersya sama Alexa malah ikut nimbrung." Jawab Andre.
"Ersya udah gak bisa tidur lagi. Papah kan tau, anak papah yang satu ini rajinnya nomor urut satu dari yang lain." Ujar Ersya membanggakan diri dan berbicara menghadap sang papah.
"Bisa aja kamu." Ujar Andre. "Kamu mau kemana Van? Rapih banget." Tanya Andre.
"Revan mau ke rumah Silvia pah, Silvia mau dekor ulang kamarnya." Jawab Revan.
"Sebenarnya aku pingin ikut, tapi males." Kata Ersya menimpali.
"Baguslah. Gak ada pengganggu." Kata Revan. "Ya udah Revan pergi dulu." Pamit Revan dan orang tuanya hanya mengangguk meng-iya-kan.
Revan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, menikmati hati minggu yang begitu damai dan hatinya yang lebih baik dari kemarin.
Revan tidak mau ambil pusing dengan sikap Lintang yang menunjukkan berubahan yang cepat. Terbukti, seminggu ini Lintang kerap mengajaknya dengan alasan membeli buku yang ujung-ujungnya mampir ke cafe dan membuang waktu untuk mengobrol tidak penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Love (End✓)
RomanceFOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! Giovanni Revan Bagaskara mendeskripsikan sebuah cinta dengan katanya "Cinta adalah segelintir rasa dari banyaknya rasa yang manusia rasakan. Membuat yang merasakan menjadi tidak karuan baik terbalas maupun tidak. Cinta yang...