4

16 9 0
                                    

"Revan Lo kenapa sih? Hobi banget bengong, gak laper lo? Penggalau sejati emang."
Celetuk Kevin yang tidak kuasa melihat sahabatnya lebih menyelami dunia bawah sadar.

Revan hanya menghembuskan nafas kasar, sebagai jawaban bahwa dia sudah lebih dari cukup lelah menghadapi permasalahan cinta dihidupnya.

Revan yang mencintai Lintang Anjani sejak bertahun-tahun lamanya tanpa kepastian, sedangkan hatinya masih menginginkan Silvia agar tidak berhenti mencintainya. Egois. Emang, tapi itulah yang ada di hati Revan sekarang.

"Bim, Napa temen Lo?." Tanya Kevin masih berusaha mengetahui penyebab bungkamnya Revan.

"Gak tau. Tolak lagi kali." Jawab Bima asal. Karena sudah terlalu hafal jika Revan sudah ribuan kali ditolak dan akhirnya hanya melamunkan diri.

"Silvia kenapa gak berangkat Van?." Tanya Bima yang sejak tadi tidak melihat Silvia.

"Sakit." Jawab Revan seadanya.

"PANTES GALAU." Jawab Bima dan Kevin bersamaan, sudah dipastikan penyebabnya adalah itu.

"Lo udah nyerah apa sama si Lintang?." Tanya Bima kepo.

"Gak tau. Tapi capek juga gue nunggunya." Jawab Revan malas.

"Nah itu Lo tau. Udah nyerah aja, kaya gak ada cewek lain selain Lintang." Ujar Kevin.

"Lo gampang ngomong kaya gitu, gue?." Kata Revan.

"Sorry boss. Lagian hari-hari Lo diisi cuma sama kegalauan, gue kan sebagai teman yang baik juga ikut prihatin." Jawab Kevin melow.

"Gue sih sependapat sama Lo Vin, sama Silvia aja Van yang udah jelas." Dukung Bima.

"Tapi gue nya yang susah." Revan mengacak rambutnya frustasi dan memilih pergi sebelum kepalanya berapi.

"VAN MAU KEMANA LO?." Teriak Kevin.

Revan tidak menjawab dan hanya terus melangkah menuju kantin, dia butuh makan sebelum pelajaran selanjutnya dimulai.

Tak lama kedua sahabatnya menyusul dengan sedikit berlari, sebab langkah Revan yang kelewat panjang.

"Mau ke kantin Lo?." Tanya Bima.

Revan hanya bergumam lirih sebagai jawabannya. Tak lama ia sudah memasuki pintu kantin dan mengedarkan pandanganya guna mencari tempat duduk yang kosong.

Dan tanpa sengaja matanya tertuju pada gadis yang membuatnya jatuh hati sekaligus jungkir balik, dengan dihiasi tawa bersama teman-temannya. Cantik. Tidak pernah berubah. Sama seperti hatinya. Miris.

"Kenapa Lo diem?." Tanya Kevin yang tidak mendapati sahabatnya berjalan lebih lanjut.

Kemudian Kevin dan Bima mengikuti arah pandang Revan dan menangkap sosok manusia yang membuat sahabatnya jadi kalang kabut.

"Udah.. katanya mau makan." Ujar Bima kesal dan menarik paksa Revan untuk duduk di kursi pojok, kebetulan penghuninya sudah minggat.

"Mau makan apa Lo Van? gue yang pesenin?." Tanya Bima.

"Sekalian ya Bim? Mie ayam sama es jeruk."

"Yoi. Woy Revan mau pesen apaan?." Tanya Bima tidak sabar dan segera menghadapkan wajah Revan kehadapanya untuk berhenti mengamati objek yang tidak pasti.

"Samain aja sama Lo." Jawabnya.

Bima hanya membuang nafas pasrah akan sifat Revan jika sudah melihat Lintang dan berlalu pergi untuk memesan makanan.

"Van, kok Lintang disini? Bukanya dia jurusan firma hukum ya? Ibarat kata nih dari Sabang sampai Merauke antara firma sama ekonomi." Tanya Kevin alay.

You Are My Love (End✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang