"Mommy, Revi pingin es krim." Ujar seorang gadis kecil itu sambil menarik baju sang mommy.
"Mana sayang? sama Daddy aja ya. Mamah biar istirahat dulu. Kasian nanti dedeknya." Ujar sang daddy memberi pengertian.
Gadis itu mengangguk setuju, lantas menggandeng tangan sang daddy untuk membeli es krim.
"Maafin Revi ya mom, pasti dedek sama mommy capek. Mommy mau beli apa? Biar Revi beliin sama Daddy."
"Gak usah sayang. Kamu beli aja sama Daddy, mommy nunggu disini." Ujarnya sambil tersenyum.
"Beneran?." Sang mommy hanya mengangguk. "Ya udah Revi kesana dulu bentar ya mom."
"Iya." Jawabnya.
Stevanny Silvia Wira. Memandang penuh bahagia kearah Revi yang baru berusia dua tahun yang mampu membuatnya takjub akan sikap dewasa yang dimilikinya. Kini ia sedang mengandung anaknya yang kedua, tinggal menunggu hari lagi bayi kedua akan melihat dunia.
Giovanni Revan Bagaskara. Gelarnya sebagai CEO muda yang berwibawa membuatnya disegani para karyawannya dikantor. Tapi jika sudah menyangkut keluarga kecilnya ia akan mengubah sifatnya menjadi penyayang juga perhatian.
Stevanny Revia Bagaskara. Adalah anak pertama dari pasangan muda tersebut. Kebahagiaan akan bertambah karena akan bertambah pula kehadiran bayi kedua mereka.
Memiliki otak yang cerdas diusianya yang baru menginjak dua tahun kurang tiga bulan. Sifatnya yang sudah pengertian dan tidak manja. Bahkan saat ia tau bahwa akan memiliki seorang adik ia rela menjadi tangan kanan Silvia saat sang mommy membutuhkan sesuatu.
"Daddy gak mau?." Tanyanya.
"Gak. Buat Revi aja. Mau beli yang rasa apa?." Tanya Revan.
"Coklat."
"Revi suka coklat?."
"Banget dad." Ujarnya antusias.
"Mau beli coklat gak?."
Revi hanya mengangguk semangat.Dulu ia kira coklat itu pahit, tapi saat melihat Tante Ersya-nya dengan hikmat memakan coklat batangan membuat Revi ingin mencicipi juga walau hanya secuil. Sejak saat itu ia sering makan coklat bersama tantenya tanpa sepengetahuan orang tuanya. Siapa yang menduga bahwa coklat termasuk salah satu makanan favorit Revi sekarang.
"Tapi jangan kebanyakan ya! Nanti giginya rusak."
Revi hanya mengangguk lagi. Tidak bertanya lebih lanjut kenapa tidak boleh makan coklat kebanyakan. Karena ia sudah tau, sesuatu yang berlebihan akan berdampak tidak baik nantinya. Revi pintar.
Revan memberikan es krim rasa coklat pada Revi, dengan suka cita Revi segera melahapnya.
Silvia tengah menahan sakit diperutnya, sejak pagi perutnya memang sudah terasa mulas. Apakah bayinya akan segera keluar supaya bisa ikut merasakan kebahagiaan keluarga yang lain? Seperti begitu.
Revan menggendong Revi untuk menuju tempat yang sedang diduduki Silvia. Saat melihat istirnya ia membesarkan pupil matanya, sebab Silvia yang terlihat menahan sakit dan wajahnya yang pucat.
"Daddy, mommy kenapa?." Tanya Revi panik.
Revan segera berlari kearah Silvia. "Sayang kamu kenapa?." Tanyanya cemas.
"Kayanya.. mau.. keluar deh." Ujar Silvia terbata.
Revan beralih melihat kaki Silvia, benar saja disana audha ada cairan yang mengalir. Ketuban Silvia sudah pecah.
"Revi gak papa kan jalan sayang? Daddy mau gendong mommy."
"Adek mau keluar?." Tanya Revi polos. Revan hanya mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Love (End✓)
RomansaFOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! Giovanni Revan Bagaskara mendeskripsikan sebuah cinta dengan katanya "Cinta adalah segelintir rasa dari banyaknya rasa yang manusia rasakan. Membuat yang merasakan menjadi tidak karuan baik terbalas maupun tidak. Cinta yang...