Keluarga Revan sedang menikmati sarapan pagi untuk menambah energi, karena sudah sangat dipastikan jika aktifitas hari aktif akan sangat menguras tenaga. Hari senin yang cerah, Revan berniat untuk berolahraga terlebih dulu, sebab kuliahnya dijadwalkan pukul 09:00, maka dari itu banyak waktu yang bisa ia gunakan untuk bersantai sejenak.
"Kak, gak kuliah pagi?." Tanya Ersya.
"Kok tau?."
"Nebak doang. Lagian Lo juga masih bau iler, belum mandi kan?." Kata Ersya.
"Enak aja Lo! Gue gak mandi seminggu juga masih wangi kali!." Sentak Revan tak terima.
"Iyain, biar cepet!." Balas Ersya. "Kak, anterin gue dong!." Pintanya.
"Gak mau. Males. Gue mau santai di rumah." Jawab Revan cepat.
"Gak asik Lo kak. Kali-kali kek bikin adeknya bahagia, lumayan kan nombok pahala." Ujar Ersya.
"Kenapa tiba-tiba pingin dianter sama gue?." Tanya Revan.
"Ya.. gak papa. Emang harus ada alesannya gitu?."
"Lagi pengen akur Sya?." Tanya Alexa.
"Bisa dibilang begitu. Ayolah kak!." Ajak Ersya sambil merengek.
"Iya, iya. Cepetan." Dengan hati yang terbilang berat Revan menuruti ajakan adik bawelnya. "Bentar, gue ambil kunci mobilnya dulu." Ujarnya dan segera melangkah, untung saja makanannya sudah habis.
Didalam mobil hanya ada kesunyian. Ersya yang fokus dengan ponselnya sambil sesekali terkekeh dan Revan yang tentunya fokus dengan jalan yang hari ini sama seperti hari aktif lainnya. Padat.
Jarak rumah dengan sekolah Ersya tidak terlalu jauh, hanya butuh waktu lima belas menit untuk sampai tujuan. Dan saat sampai, Revan masih melihat Ersya yang setia dengan ponselnya serta tidak sadar jika mobil sudah berhenti cukup lama.
"Turun!." Perintah Revan kesal. "Kaya orang kurang saraf otak aja Lo!." Sentaknya.
"Sirik banget Lo jadi orang!." Sentak Ersya tak kalah sadis kemudian turun dan menggebrak pintu dengan kencang. "Udah sana jalan!." Perintahnya.
"Gue kepo sama Lo. Kapan Lo mau bilang 'Terima kasih'? Nyesel gue udah mau diajak sama orang mulut knalpot bocor kaya Lo!." Ujar Revan.
"Makasih. Ribet banget!." Balas Ersya tak kalah kesal, kemudian pergi begitu saja meninggalkan Revan.
Revan pulang dengan hati yang menggumpal dan yang ingin ia lakukan selanjutnya juga untuk menetralkan gumpalan hatinya adalah jogging.
Setelah empat puluh lima menit ia habiskan untuk aktifitas pagi berupa olahraga, Revan mendudukkan pantatnya diatas kasur sebelum mandi guna menghilangkan keringat yang masih sebesar biji sawi.
Lalu tangannya meraih ponsel dan menemukan beberapa pesan dari grup alumni angkatannya yang biasanya selalu sepi kini terlihat hidup dan terus berbunyi pertanda balasan demi balasan terkirim disana.
Group Alumni SMA Nusantara ANGKATAN 31
Gozhi: Reunian yok!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Love (End✓)
RomansaFOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! Giovanni Revan Bagaskara mendeskripsikan sebuah cinta dengan katanya "Cinta adalah segelintir rasa dari banyaknya rasa yang manusia rasakan. Membuat yang merasakan menjadi tidak karuan baik terbalas maupun tidak. Cinta yang...