Chapter 4

36.6K 2.6K 34
                                        

Medley Highschool, tempat dimana mimpi buruk Hanna dimulai. Hanna tidak menyangka butuh waktu 10 tahun untuk Hanna menginjakkan kaki di sekolah ini lagi, well lebih tepatnya 10 tahun kebelakang. Hanna ingin memastikan teori nya sekali lagi, jika benar Hanna kembali ke masa lalu. Berarti pada masa ini, Hanna adalah murid perempuan yang paling ditakuti di Medley High.

Sesaat setelah Dafa menurunkan Hanna didepan gerbang sekolahnya, terlihat murid-murid berjalan sambil menghadap ke lantai semuanya. Bahkan murid cowok juga. Hanya murid kelas 3 lah yang tidak menghadap lantai saat melihat Hanna lewat.

"Oke, ini fakta pertama kalau dulu orang memang gak bisa lihat ke mata gue,"

Saat memasuki gerbang sekolah itu, guru yang berada didepan gerbang juga terlihat membuang muka tidak ingin memandang wajah Hanna.

"Guru juga gak suka sama gue, fakta kedua,"

Walaupun sudah lewat 10 tahun, Hanna masih mengingat dengan jelas letak kelasnya dimana dan tempat-tempat lainnya.

Selama perjalanannya ke kelasnya, Hanna melihat bahwa semua orang ketakutan melihatnya. Didepan kelas Hanna terdapat kaca yang sangat besar, membuat banyak orang yang bercermin saat lewat disitu. Saat Hanna sampai, mereka langsung bubar, membuat cermin itu khusus menjadi milik Hanna. Sebenarnya Hanna heran, apa yang ditakuti orang dari dirinya? Apakah karena Hanna berasal dari keluarga yang kaya raya? Ya, benar. Apakah karena jika Hanna bermasalah dengan siswa lain atau pihak sekolah, pasti 'uang' dari Dafa akan menyelesaikan hal itu? Ya, benar juga. Hanna memang jahat (dulu), tapi kenapa tidak ada yang berani dengannya? Lihat saja orang didepannya ini, sudah bajunya kedodoran, gaya rambut nya pun aneh. Jika ada anak seperti ini di tahun 2020, pasti Hanna lah yang jadi korban bullying.

Hanna 2010 ingat jika dulu korban nya melapor kepada guru, pasti Hanna 2010 akan 'mengganggu' anak itu lebih parah lagi. Karena itulah murid-murid di Medley High tidak ada yang berani dengan Hanna. Hanna tidak peduli dengan hukuman yang diberikan guru, karena pada akhirnya Hanna akan lolos dari hukuman dan akan melakukan hal itu lagi. Tidak ada kata jera dalam kamus Hanna 2010.

Ketika Hanna masuk kedalam kelasnya, suasana kelas itu menjadi hening. Senyap tidak bersuara. Hanna 2010 pasti sangat senang dengan keadaan ini, berbeda dengan Hanna 2020 yang merasa sangat sesak karena canggung nya keadaan ini!

"What the hell? Mereka gaada yang ngomong satu pun...?" batin Hanna. Hanna langsung duduk di bangku kosong yang tinggal berada paling belakang. Bangku paling belakang merupakan bangku favorit Hanna dari dulu. Melihat bangku itu masih kosong bisa dipastikan bahwa tempat duduk Hanna berada disitu.

"Ini gue kok serasa dikucilkan ya? Apa ini bener gue dulu kaya gini? Oh my God..." batin Hanna.

5 menit dalam keheningan, akhirnya hilang juga karena adanya jeritan dari seorang siswi.

"Hannaaaaa!" teriak cewek itu kedalam kelas. Hanna melihat bahwa cewek itu adalah Aurin! Satu-satunya teman dekat Hanna saat SMA! Mereka bisa dekat karena memiliki hobi yang sama, yaitu nakal dan membully anak-anak di Medley High. Hanna tidak menyangka akan berjumpa dengan Aurin lagi, karena setelah tamat SMA dulu, Hanna dan Aurin kehilangan kontak.

"Aurin!" Hanna langsung bangkit sambil berlari kearah Aurin dan memeluknya, Aurin membalas pelukan Hanna. Hanna dan Aurin melihat anak-anak didalam kelas itu menatap mereka berdua dengan tajam.

"Heh!" Aurin memukul meja. "Kenapa mata lo pada? Gak pernah liat orang pelukan?" lanjutnya. Sontak anak-anak itu terkejut dan langsung menatap kebawah. Hanna jadi merasa tidak enak kepada anak-anak di kelas itu, tapi untuk memastikan bahwa dirinya benar-benar kembali ke masa lalu Hanna akan mengikuti jalannya alur hari ini, tidak melakukan hal aneh, termasuk menjadi baik secara tiba-tiba. Selang 5 menit kejadian itu, bel berbunyi. Menandakan upacara bendera akan segera dimulai. Murid-murid di kelas itu mulai sibuk mempersiapkan topi dan dasi yang merupakan atribut wajib saat mengikuti upacara.

"Shit, gue lupa bawa topi Hann, lo bawa?" Hanna membuka tasnya dan tidak menemukan apapun didalamnya. Bahkan buku tulis dan pulpen pun tidak ada! Hanna benar-benar gila! Yang ada dipikiran Hanna tadi pagi hanyalah Ibunya dan situasi yang tidak masuk akal ini.

"Hahahaha lo gesrek ya? Masa' bawa tas kosong sih," ucap Aurin sambil tertawa.

"Heh heh heh, lo dan lo," Aurin kembali menunjuk dua orang murid perempuan yang baru saja mau keluar dari ruangan itu.

"Topi, sini," Aurin menunjuk ke arah topi mereka dengan maksud memberikannya kepada Hanna dan Aurin. Melihat murid sebelumnya dilempar ranselnya oleh Aurin, membuat kedua murid ini bergegas melepas topinya dan memberikannya kepada Hanna dan Aurin.

"Hah.. masih pagi aja udah ada aja orang yang diganggu sama si Aurin...," batin Hanna.

Saat berbaris dilapangan, Hanna dan Aurin langsung berdiri dibarisan paling belakang, karena jika paling depan, mereka akan terkena cahaya matahari. Hanna melihat dari sudut pandangannya bahwa dua murid yang memberikan topinya tadi dihukum oleh guru karena tidak memakai topi. Hanna merasa bersalah. This is all wrong. Kenapa dulu Hanna bisa seperti ini?

Lain lagi saat bel istirahat berbunyi, tiba-tiba ada anak dari kelas lain yang datang ke kelas Hanna sambil membawa makanan dan minuman. Jika Hanna tidak salah mengingat, dulu ia memerintahkan setiap harinya untuk setiap kelas membawakan dirinya makanan dan minuman. Target Hanna selalu berubah-ubah karena itulah korban Hanna juga banyak.

"Hanna i-ini setoran gue," ucap murid yang bernama Fina dari kelas 11-1 itu. Hanna terkejut karena perkiraannya benar. Hanna 2010 benar-benar anak aneh, bagaimana bisa dirinya menyuruh anak lain membawakan makanan untuk dirinya? Apakah Hanna 2010 tidak bisa membeli makanannya sendiri? Padahal Hanna memiliki banyak uang untuk bisa membeli hal apapun. Mengingat hal ini lagi membuat Hanna benar-benar jijik dengan dirinya yang dulu. Tapi Hanna 2020 harus tetap dalam karakter 'jahat' nya hari ini. Setelah memberikan banyak makanan dan minuman kepada Hanna, Aurin langsung berkata,

"Hann kita harus cari target baru ni, anak kelas 11 kan udah pernah semua, sekarang anak kelas 10, yuk? Gue punya satu target yang anaknya ngeselin banget, jijik gue lihat nya,"

"Kelas 10?" tanya Hanna memastikan.

"Yaps, namanya Kirana, gue gak suka aja lihatnya dari dulu, keliatannya anak gatau diri," jelas Aurin panjang lebar sambil menarik tangan Hanna dan membawa nya ke koridor anak kelas 10. Seperti membelah lautan, saat Hanna dan Aurin berjalan, murid-murid yang berada disekitar mereka langsung menyingkir semuanya. Sampai dikelas 10-1, Aurin langsung menggebrak meja.

One More ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang