Hanna tidak bisa tidur malam ini, terima kasih kepada guru matematika dan guru sejarahnya nya yang memberikannya tugas yang harus dikumpul hari Rabu ini. Hanna hanya mempunyai 2 hari itu mengerjakan tugas itu.
Hanna menatap langit-langit kamarnya, hidup memang tidak bisa diprediksi. Sudah hampir 1 minggu Hanna berada disini, orang-orang sudah mulai menerimanya. Tapi Hanna berpikir, apa sebenarnya tujuannya berada disini saat ini?
Apa yang membuat Hanna bisa kembali ke masa ini?
Mengapa harus di masa ini?
Banyak pertanyaan yang muncul di kepala Hanna. Sekeras apapun Hanna mencoba, ia tidak bisa menemukan alasannya. Ia hanya ingat setelah mengalami kecelakaan itu, saat Hanna membuka mata ia sudah kembali ke tubuhnya 10 tahun yang lalu.
"Aku harus mencari tahu berbarengan dengan mengubah image aku dimasa ini," batinnya.
Keesokan paginya, Hanna bertanya kepada Ayu untuk membantunya mengerjakan tugas matematika dan sejarah yang membuat Hanna kepikiran tadi malam. Ia sudah mengajak Aurin untuk mengerjakannya juga, tapi anak itu malah tidur.
"Hanna maaf kalo matematika gue gak paham ngerjainnya.. tapi sejarah gue bisa bantu kok," Hanna bernafas lega, setidaknya satu tugas nya bisa selesai hari ini. Selagi mengerjakan tugas itu, Hanna dikejutkan dengan Ayu yang tiba-tiba bertingkah seperti ia mendapatkan ide yang bagus.
"Ah gimana kalo lo nanya Rio aja untuk tugas matematika nya?" celetuk Ayu.
"Rio..? Kenapa sama dia?"
Memangnya anak itu pintar dalam urusan matematika? Bahkan Hanna yang sudah hidup selama 27 tahun tidak paham juga dengan pelajaran aneh itu.
Pikiran Hanna sirna saat Ayu menjelaskan kalau Rio pernah memenangkan olimpiade matematika saat kelas 1 SMA dulu, bahkan Rio sedang mempersiapkan dirinya untuk mengikuti olimpiade tahun ini!
"Dia sepintar itu?"
"Banget! Jadi siap ngerjain tugas sejarah ini, lo datengin aja dia Hann," ucap Ayu. "Oiya, kalau udah dapat gue bagi jawabannya ya Hanna, hehehe," lanjutnya. Hanna tertawa dan mengiyakan perkataan Ayu. Tidak lupa ia berterima kasih kepada Ayu karena sudah membantu nya mengerjakan tugasnya.
Setelah bel berbunyi, Hanna langsung menyiapkan buku-bukunya untuk pergi ke kelas Rio. Aurin yang melihat Hanna membawa buku langsung bertanya kepada Hanna hendak pergi kemana.
"Mau belajar plus ngerjain tugas, ga kaya lo tidur aja," Hanna menjulurkan lidahnya sambil menolak pelan dahi Aurin dengan telunjuknya lalu ia berlari keluar kelas.
"Hanna! Gue nyontek nanti yaaaah!" teriak Aurin kepada Hanna.
Langkah Hanna terhenti saat dirinya melihat Rio sedang berjalan berdampingan dengan seorang cewek. Hanna jadi takut mengganggu Rio dengan cewek itu, tapi tidak ada salahnya bertanya sebentar bukan? Hanna berlari pelan dan menepuk pundak Rio.
"Hai Rio," Rio menoleh ke belakang dan melihat Hanna membawa buku-buku. Cewek itu pun ikut menoleh.
"Oh hi Hann, ada apa?"
"Umm... jadi gini gue mau minta tolong lo untuk bantuin gue ngerjain tugas matematika gue...," Hanna agak malu mengatakannya.
"Hmm kok minta tolong sama gue?" Rio meletakkan salah satu tangannya di bawa dagunya. "Dasar anak ini, batin Hanna.
"Well, karena gue denger gosip katanya lo pinter matematika, gitu,"
"Hahahaha, oke-oke tugasnya tenta—"
"Rio ayo dong Pak Darius udah nungguin, kok jadi cerita sama dia sih?" ucap cewek itu. Hanna menatap cewek itu dari atas sampai bawah, sombong sekali cewek ini. Padahal Hanna berbicara tidak terlalu lama dengan Rio.

KAMU SEDANG MEMBACA
One More Chance
Fiksi Remaja10 tahun yang lalu Hanna merupakan murid nakal yang suka mengganggu anak lain. Ia tidak memiliki banyak teman. Karena Hanna merupakan seorang bully disekolah nya, membuat orang-orang tidak menyukai dirinya. Sekarang Hanna yang berusia 26 tahun telah...