Chapter 10

25.6K 2K 3
                                        

"Rio?!" Hanna memukuli Rio yang tiba-tiba muncul disebelahnya. Rio hanya bisa tertawa sendiri sambil melindungi tubuhnya dari pukulan Hanna.

"Apaan sih lo? Sampe ngikutin gue kesini?" Hanna heran, anak ini sebenarnya mau apa dari dirinya.

"Pede banget, siapa yang ikutin lo?" jawab Rio. "Gue kesini disuruh Pak Badi ambil buku-buku," lanjutnya. Hanna langsung merasa malu karena mengira Rio mengikutinya.

"Seharusnya gue yang nanya, ngapain lo disini sambil baca buku ga jelas itu?" tanya Rio lagi. Shit, anak bau kencur ini melihat Hanna membaca buku tadi. Rio yang melihat Hanna terlihat kebingungan langsung melipat tangannya dan menaikkan alisnya sebelah.

"Jangan-jangan lo baca buku itu supaya tau cara jadi orang baik?" ucap Rio lagi.

"Ya iyalah! Ini anak mancing emosi apa gimana ya?" batin Hanna. Karena Hanna tidak menjawab juga, tiba-tiba Rio tertawa terbahak-bahak, untung saja di perpustakaan itu tidak ada siapa-siapa, jika ada sudah dipastikan Rio akan diusir dari tempat itu. Hanna yang merasa semakin malu karena anak ini melihat Hanna membaca buku 'Cara Menjadi Orang Baik' langsung menutup mulut Rio agar Rio berhenti tertawa.

"Hush! Diem diemm!" bisik Hanna kepada Rio yang suara tawa nya tertahan tangan Hanna. Padahal saat itu tangan Hanna masih sakit tapi karena ia merasa malu, Hanna tidak merasakan rasa sakit itu lagi.

"Lagian lo kenapa tiba-tiba mau jadi orang baik?" ucap Rio yang masih mengeluarkan sedikit suara tawa.

"Gue...," Hanna yang merasa sudah tertangkap basah ingin menjelaskan kepada Rio mengapa ia melakukan hal ini.

"Wait, gausah disini. Istirahat pertama jumpain gue di kantin, okay? Gue ke kelas dulu nanti kena marah Pak Badi," ucap Rio dengan cepat sambil mengambil buku yang disuruh Pak Badi. Hanna terpelengo melihatnya. Apakah Rio mengira Hanna akan menuruti perkataan nya? Enak saja! Tapi, apa salahnya? Saat ini Hanna tidak memiliki teman berbicara karena Aurin sedang di skors.

Hanna kembali ke kelasnya karena bel pergantian pelajaran sudah berbunyi. Untung saja Pak Hendi sudah keluar dari kelas, akhirnya Hanna bisa masuk ke kelas nya.

"Ayu  gue boleh pinjem catatan pelajaran Pak Hendi tadi ga?" ucap Hanna ke teman sekelasnya yang berada di depan Hanna. Ayu menoleh dan melihat ke arah Hanna.

"I-iya, boleh kok," jawab Ayu canggung sambil memberikan buku catatannya kepada Hanna. Hanna masih yakin sekali jika orang-orang masih takut dengan dirinya.

"Santai aja Ayu, nanti gue balikin kok, oke?" jawab Hanna dengan ramah. Ayu hanya mengiyakan lalu menghadap kedepan. Well, wajar saja Ayu takut dengan Hanna. Bagaimana tidak? Dulu Hanna 2010 pernah menyiram Ayu dengan air sisa pel dan melemparkan telur busuk ke badan Ayu. Hanya karena Ayu tidak memberikan contekan saat Hanna memintanya. Benar-benar kelakuan yang sangat menjijikkan.

Bukan hanya Ayu saja yang pernah menerima perlakuan tidak menyenangkan dari Hanna. Ada Citra, Ketrin, Marissa, Nadia, Silvia, Oliv, dan masih banyak lagi korban-korban Hanna yang jika disebutkan satu persatu akan membuat daftar yang sangat panjang.

"Ayu?" Hanna memanggil Ayu lagi. Ayu menoleh dan menyahuti panggilan Hanna.

"Gue benar-benar minta maaf ya atas kelakuan gue dulu sama lo, jangan takut sama gue lagi, ya?" ucap Hanna dengan sungguh-sungguh. Ayu sampai bingung mau berkata apa.

"Han? Jadi permintaan maaf lo semalam itu beneran?" ucap Ayu ragu-ragu.

"Kan bener gue bilang? Mereka gaada yang percaya! Pantas aja si Ica cewek gila itu nanya gue hal yang sama," batin Hanna.

"Yes! 100% bener, jadi tolong jangan canggung lagi kalo sama gue ya?"

"O-oke Han," Ayu tersenyum tipis lalu menghadap kedepan lagi.

Hanna semakin yakin jika permintaan maaf nya semalam belum cukup untuk membuat orang-orang bersikap normal kepadanya. Hanna harus bertindak agar kehidupan SMA nya saat ini benar-benar berubah, tidak seperti dahulu.

———

Jangan lupa vote + comment nya ya lovely readers! ♡

One More ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang