Hanna merasa sepertinya ia telah melakukan kesalahan.
Semenjak Hanna menyadari perasaannya kepada Rio beberapa hari yang lalu, Hanna menjadi selalu mencoba menghindari Rio di saat mereka berjumpa di sekolah. Hanna ingin bertanya pendapat temannya apakah hal yang dilakukan Hanna ini sudah tepat atau tidak. Ia berencana untuk memberi tahu mengenai hal ini kepada Aurin karena walaupun Aurin tidak pernah berpacaran, tapi Aurin handal dalam mengenai hal percintaan. Berbeda dengan Ayu yang masih polos, well tidak terlalu polos sebenarnya. Mungkin sebaiknya Hanna bertanya kepada mereka berdua.
"Di kantin ada jualan baru loh," ucap Ayu. Saat ini mereka sedang masuk jam istirahat dan sedang memikirkan ingin makan apa. "Jualan apaan?" Aurin terlihat penasaran.
"Gue lupa namanya, tadi kayanya orang di kelas bilang namanya macaroni hotel entah apa gitu," ucap Ayu sambil berusaha mengingat-ngingat.
"Macaroni Schotel?" Hanna menyambung.
"Haaa iya bener bener!"
"Macaroni hotel ke macaroni schotel jauh banget astaga... Diem aja deh lo," ucap Aurin sambil memukul pelan kepala Ayu dengan buku didepannya. Entah sejak kapan Aurin menjadi melunak kepada Ayu, yang hal itu merupakan hal yang sangat bagus menurut Hanna. Hanna memandang mereka lucu karena walaupun Aurin kadang terlihat ketus kepada Ayu, tapi ia bisa melihat kalau Aurin peduli terhadap Ayu.
"Udah ah ayok ke kantin sebelum
habis!" Ayu menarik tangan Aurin dan Hanna keluar kelas dan menuntun mereka ke kantin."Btw gimana kabar Mama lo Hanna? Udah ada kabar baru?" tanya Aurin selagi mereka berjalan.
Setelah menceritakan mengenai Mamanya kepada Rio, Hanna langsung menceritakan hal itu keesokan harinya kepada Aurin dan Ayu.
"Udah kok semua baik-baik aja, cuman Papa gue bilang belum tau kapan balik ke Indonesia," jawab Hanna. Ayu dan Aurin mengangguk, mereka lega karena mendengar hal itu.
Sesampainya di kantin, Ayu dan Aurin bertugas pergi membeli makanan untuk mereka bertiga, sedangkan Hanna mendapatkan tugas untuk membeli minuman agar menghemat waktu.
Setelah mendapatkan minumannya, Hanna duduk di salah meja kosong di kantin tersebut sambil menunggu temannya.
"Hanna,"
Hanna mendengar suara yang tidak asing di telinganya, saat ia berbalik ia melihat Dion bersama dengan Verro disampingnya.
"Gue ama Verro boleh duduk disini ga? Meja yang lain udah pada penuh...," ucap Dion. Padahal Hanna rencananya ingin menceritakan tentang Rio kepada Aurin dan Ayu tapi sepertinya hal itu harus di undurnya karena tidak mungkin Hanna bercerita disaat ada Dion dan Verro di meja itu.
"Boleh dong, sini sini," ucap Hanna ramah. Dion dan Verro tersenyum lalu mereka duduk di samping Hanna. "Tumben kalian barengan," lanjut Hanna.
"Iya semenjak join ekskul musik, kita jadi sering main bareng," ucap Verro.
"Wah gak ngajak-ngajak parah ih padahal gue ekskul musik juga," ucap Hanna dengan nada bercanda. Mereka hanya tertawa. "Yaudah next time gue ajak deh," ucap Dion.
"Hanna macaroni nya abis huaa jadi kita beli ini," Ayu dan Aurin duduk lalu memberikan makanan itu kepada Hanna.
"Hann siapa?" tanya Aurin langsung kepada Hanna sambil menunjuk menggunakan wajahnya kearah Dion dan Verro.
"Dion, Verro kenalin ini Ayu dan Aurin temen kelas gue. Aurin, Ayu kenalin ini Dion dan Verro temen ekskul gue," ucap Hanna dengan lancarnya. Mereka semua hanya saling tersenyum satu sama lain. Ayu mendekat ke arah Aurin dan membisikkan sesuatu ke telinga Aurin.

KAMU SEDANG MEMBACA
One More Chance
Teen Fiction10 tahun yang lalu Hanna merupakan murid nakal yang suka mengganggu anak lain. Ia tidak memiliki banyak teman. Karena Hanna merupakan seorang bully disekolah nya, membuat orang-orang tidak menyukai dirinya. Sekarang Hanna yang berusia 26 tahun telah...