"Beneran Rin?" tanya Hanna kepada Aurin memastikan.
"Iya Hann, tadi gue udah jambak rambut dia supaya dia ngaku tapi ternyata dia punya alibi yang kuat,"
"Dia bilang apa?"
"Hanna lo bilang foto itu diambil tanggal 14 kan? Katanya pas di hari foto itu diambil, dia lagi gak di Jakarta jadi mustahil kalau dia yang ambil fotonya,"
"Tapi bisa aja kan dia suruh orang lain untuk ambil fotonya?" ucap Ayu. Ezra dan Rio mengangguk mengiyakan perkiraan Ayu. Saat ini mereka berlima sedang berdiskusi membicarakan stalker Hanna.
"Gue rasa hal itu terlalu berlebihan bagi anak SMA, sampe nyewa orang lain ngestalk Hanna? Emangnya kita lagi syuting film barat apa?" sahut Aurin. Ucapan Aurin ada benarnya.
"Hmm ya itu masuk akal karena dari hasil fotonya keliatan terlalu amatir,"
"Ngomong-ngomong untuk sementara waktu, gimana kalo kalian berdua nginep di rumah Hanna supaya dia ga sendirian? Sampe pelakunya ketemu," ucap Ezra kepada Aurin dan Ayu.
"Boleh banget! Gimana Hanna?" ucap Aurin. Hanna hanya tersenyum dan mengiyakan. Dengan adanya teman mungkin hal itu dapat membuat Hanna tidak terlalu paranoid.
"Iya gue seneng kalau kalian bisa nginep dirumah gue, tapi orang tua kalian bakalan ngizinin ga?" tanya Hanna kepada Ayu dan Aurin.
"Ah iya juga ya... Kalau gitu nanti gue kabarin ya Hanna!" ucap Aurin kepada Hanna. "Ayu lo juga jangan lupa nanya orang tua," Ayu mengiyakan sambil tersenyum lebar.
Rio yang akhirnya melihat Hanna tersenyum langsung membisikkan sesuatu di telinga Hanna untuk menghiburnya. "Kalau mereka berdua gak bisa gue aja yang nginep di rumah- ahh!" Rio terlihat kesakitan saat Hanna mencubit pahanya.
"J-jangan aneh-aneh!" ucap Hanna yang wajahnya memerah. Ezra hanya diam menyaksikan mereka berdua. "Eh dia bilang apaan Hanna?!" ucap Aurin penasaran. Hanna hanya diam saja sambil berdehem. "Eh Rio gue harap lo selalu jagain Hanna karena dia sekarang udah jadi pacar lo, ngerti?!"
"Kalian tau dari mana mereka udah jadian?" tanya Ezra.
"Umm dari anak-anak lain, kak Ezra tau kan kalo disini gosip tersebar cepat banget?" Ezra langsung paham, ia tidak menyangka beritanya tersebar secepat itu.
"Tapi nanti gue mau denger semuanyaaaa dari lo Hanna, okay? Agak sedih sih tau temen gue jadian dari orang lain hm," ucap Aurin dengan maksud bercanda.
"Sorry Rin, Ayu. Gue sebenernya mau cerita hari ini cuman udah keduluan sama foto-foto itu...,"
"Heyyy gue becanda kali jangan dibawa serius Hanna," Aurin tertawa sambil memeluk temannya itu. "Kita ngerti kok!" ucap Ayu sambil memeluk Hanna juga.
"Seneng banget punya temen kaya kalian," ucap Hanna sambil memeluk mereka kembali. Tak berapa lama bel masuk kelas berbunyi.
"Hanna kita bisa ngobrol bentar sepulang sekolah kan? Tadi kita gajadi ke kantin," ucap Ezra sebelum kembali ke kelasnya.
"Mau ngomongin apa?" tanya Rio langsung.
"Privasi,"
"Dia pacar gue jadi gue harus tau,"
"Sebagai pacar bukan berarti lo harus tau apa yang gue mau bicarain sama Hanna,"
Rio dan Ezra tetap saja bertikai membuat Hanna gerah, Hanna seperti mengalami deja vu saat berada di Mall kemarin.
"Rio gapapa ya gue ngobrol sama Ezra pulang sekolah nanti? Nanti setelah itu kita pulang bareng, gimana?" ucap Hanna yang mencoba memberikan alternatif terbaik, Hanna masih merasa bersalah karena telah meninggalkan Ezra sendiri setelah memilih hadiah ulang tahun untuk neneknya.
"Yaudah nanti pas pulang sekolah gue tungguin ya Hanna, jangan lama-lama ngobrolnya," Ezra yang mendengar hal itu langsung memutar bola matanya. Aurin dan Ayu yang hanya mendengar percakapan mereka hanya bisa tersenyum sambil mencubit satu sama lain karena merasa gemas dan bisa melihat kalau Rio sedang cemburu.
———
Hanna dan Ezra yang berada di kantin saat ini merasa masih saja ada murid-murid yang memandangi mereka, mereka tidak tahu maksud dari tatapan-tatapan itu.
"Udah gausah dipeduliin mereka," ucap Ezra langsung. "Lo baik-baik aja kan?" tanya Ezra lagi.
Hanna tertawa sedikit mendengar Ezra selalu bertanya apakah dia baik-baik saja.
"Hahaha iya Ezra gue gapapa kok sekarang, perasaan gue udah agak lega," ucap Hanna. "Lagipula gue punya kalian disamping gue, jadi gue ngerasa aman,"
"Kalian?" Ezra ingin memastikan maksud Hanna.
"Iya kalian, Rio, Aurin, Ayu dan...," Hanna menunjuk ke arah wajah Ezra sambil tersenyum, Ezra yang melihat senyuman Hanna merasa-
"Ehem, lo jangan sering senyum-senyum deh saran gue," ucap Ezra langsung.
"Apa salahnya?" tanya Hanna jujur.
"Senyum lo manis banget," batin Ezra.
"Aneh, jangan sering senyum-senyum juga depan pacar lo," ucap Ezra sambil menunjuk ke arah bibir Hanna.
"Apaan sih hahaha," ucap Hanna sambil tertawa. Ezra sebenarnya tidak ada niatan untuk menghibur Hanna tapi Ezra senang melihat Hanna bisa tertawa dan tidak terlihat ketakutan lagi seperti saat di kelas sebelumnya.
"Oh iya, lo jadi kan datang ke acara Gammy sabtu ini?" tanya Ezra memastikan.
"Jadi dong, kan gue udah janji,"
"Iya tapi apa pacar lo bakal ngizinin?"
"Hah emangnya kalo mau pergi ke suatu tempat harus izin sama pacar dulu? Kan masih pacaran bukan suami istri?" tanya Hanna yang benar-benar merasa hal itu aneh.
"Well-, lo ada benernya juga sih...," ucap Ezra.
"Tapi menurut gue itu salah satu bentuk menghargai pacar lo, karena coba bayangin kalau Rio pergi ke rumah temen cewe nya untuk ngerayain ulang tahun neneknya, apa lo ga kesel kalau dia ga bilang?"
Hanna langsung ingin mengatakan tentu saja ia kesal! Setelah Ezra memberikan contoh seperti itu, barulah Hanna mengerti maksud dari Ezra.
"Masuk akal sih..., yaudah gue bakalan bilang dulu nanti ke Rio, makasih sarannya Ezra!" Ezra hanya menganggukkan kepalanya.
"Kalau gitu gue balik deluan ya Ezra, Rio udah nungguin soalnya... Oh iya! Tadi gue gajadi traktir lo di kantin jadi kita reschedule besok aja ya?"
"Iya gue tunggu," ucap Ezra sambil melambaikan tangannya ke Hanna yang sedang berjalan menuju parkiran mobil.
"Coba aja gue duluan yang nyatain perasaan gue ke Hanna...," ucap Ezra dengan nada yang hanya dapat didengar oleh dirinya sendiri.
———
Don't forget to leave some votes and comments! ♥️

KAMU SEDANG MEMBACA
One More Chance
Teen Fiction10 tahun yang lalu Hanna merupakan murid nakal yang suka mengganggu anak lain. Ia tidak memiliki banyak teman. Karena Hanna merupakan seorang bully disekolah nya, membuat orang-orang tidak menyukai dirinya. Sekarang Hanna yang berusia 26 tahun telah...