Chapter 32

13.5K 1.1K 34
                                        

"Umm, emangnya tenda kalian udah berdiri?" ucap Hanna kepada Rio dan Ezra yang berada disamping kiri dan kanannya.

"Kelly..., lo gak lihat cuman tenda lo yang masih datar sama tanah?" ucap Ezra malas sambil melipat tangannya. Hanna melihat ke sekitarnya dan semua tenda murid lain sudah berdiri dengan baiknya. Kenapa anak-anak ini sangat cepat membangun tenda mereka, batin Hanna.

"Gue udah kok, tuh," jawab Rio sambil menunjuk ke arah tendanya.

"Gausah deh, gue sama Aurin bisa kok-," Aurin menarik Hanna tiba-tiba dan menutup mulut sahabatnya itu. "Wah makasih banyak loh Rio dan Kak Ezra! Tolongin ya! Soalnya kami bego!" ucap Aurin sambil tersenyum lebar, lalu ia pergi menarik Hanna dari situ agar Hanna tidak menganggu Rio dan Ezra. Ezra yang melihat Hanna diseret tertawa kecil karena Hanna tidak bisa berkutik. Hanna yang mulutnya masih dibekap Aurin langsung menjilat dan mengigit tangan Aurin.

"Aduh! Jorok banget sih!" Aurin menarik tangannya dan mengelapnya di baju Hanna.

"Rasain!" ucap Hanna kesal, lalu ia melangkah menuju tenda mereka kembali, ia berencana menyuruh Rio dan Ezra pergi. "Eh! Udah biarin aja kali!" Aurin menahan Hanna lagi. "Lo coba jujur deh sama gue Hann," ucapnya.

"Jujur? Jujur a-apa?" ucap Hanna yang takut mendengar kalimat yang akan keluar selanjutnya dari mulut Aurin, karena sepertinya Hanna tahu apa yang akan ditanyakan Aurin kepada dirinya.

"Lo... sebenernya ada hubungan apa sama Rio dan Kak Ezra?" tanya Aurin dengan tatapan curiga. Ia mengelilingi Hanna seperti sedang mengintrogasi anak itu. "Jangan coba-coba ngalihin pembicaraan,"  ucap Aurin dengan tegas di wajah Hanna lalu ia mengelilingi Hanna lagi.

"Lo bisa diem ga? Kepala gue pusing," ucap Hanna langsung. Aurin langsung diam dan menunggu jawaban yang akan diberikan Hanna. Hanna menjelaskan secara detail dari cerita mengenai Rio sampai dengan Ezra. Sahabatnya ini pantas mengetahui hal itu karena setelah Hanna pikir-pikir, Hanna tidak pernah bercerita mengenai hal ini kepada Aurin karena Hanna tahu sahabatnya itu akan memberikan respon dan praduga yang absurd.

"Fix Hann, mereka berdua jatuh cinta sama lo," ucap Aurin sambil menjetikkan jarinya.

"Kan bener apa gue bilang," batin Hanna.

"Dah deh Rin, ngomong sama lo kaya ngomong sama Bu Yeti,"

"Ih apaan sih hahahaha, gimana gue gak bilang gitu? Lihat aja tuh mereka sampe berebut mau bantuin lo bangun tenda,"

"Berebut? Itu mereka akur kok," ucap Hanna sambil menunjuk ke arah tendanya. Dari jauh memang Rio dan Ezra terlihat akur, tapi sebenarnya...

"Pegang yang bener, ini goyang," ucap Ezra datar. Rio di sisi lain yang sudah merasa dirinya benar, membalas perkataan Ezra.

"Itu tiangnya salah, bukan disitu letaknya. Makanya goyang kaya gini," Rio menggoyang-goyangkan tenda tersebut dan benar saja, tenda tersebut hampir roboh. "Woy!" ucap Ezra sambil refleks menahan tenda tersebut.  "Udah gue aja yang masang," ucap Rio sambil mengambil tiang yang benar.

"Aduh Hanna Hanna, gue emang bego dalam urusan pelajaran, tapi urusan begini gue tau," ucap Aurin dengan percaya dirinya. "Lihat aja nanti, pasti omongan gue bener," lanjutnya sambil merangkul Hanna lalu memandang ke arah Rio dan Ezra.

"Gak mungkin lah mereka suka sama gue, atas dasar apa coba?" batin Hanna. Hanna menganggap perilaku baik Rio dan Ezra karena mereka memang orang baik. Berbeda dengan anggapan Aurin yang mengatakan kalau perilaku baik mereka kepada Hanna didasari oleh rasa ketertarikan mereka kepada Hanna.

Yang ada dipikiran Hanna saat ini adalah bersenang-senang dengan teman-temannya.

———

One More ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang