Chapter 14

19.5K 1.9K 13
                                        

"Aurin! Lo kok bisa telat sih! Untung masih bisa masuk," ucap Hanna sambil mengunyah roti yang dibeli nya di kantin.

"Gue sebenernya udah mau bolos, tapi gue teringat kan ada lo di sekolah, gajadi bolos deh gue,"

"Awww Aurin so sweet," ucap Hanna dengan manja sambil mencubit pipi Aurin.

"Ih apaan sih hahahaha," ucap Aurin. Mereka berdua saat ini berada di kantin. Aurin memandangi Hanna yang terlihat makin cantik dan lebih fashionable belakangan ini.

"Hann, lo kok makin cantik sih? Serius nanya,"

"Emang dasarnya gue cantik!"

"Engga, engga, aura lo itu... beda. Gue juga pengen gitu!" ucap Aurin.

"Kalau gitu kita mulai dari baju kedodoran yang lo pake itu, oke? Nanti sepulang sekolah lo bawa semua seragam sekolah lo kerumah gue,"

"Ouhhh okee!" Aurin tersenyum lebar. Hanna hanya menggeleng gemas melihat temannya yang satu ini.

"Oiya Hann beliin gue mie goreng sama minuman dong, secara kan lo gak mau nerima makanan dari anak-anak lagi jadi gue bingung karena biasanya dapat gratisan," ucap Aurin dengan polosnya.

"Lo ga punya duit?" tanya Hanna dengan nada sarkas. Aurin menganggukkan kepalanya. Tapi menurut Aurin, jika bisa didapat dengan gratis, kenapa harus mengeluarkan uang? Hanna mendengar jawaban absurd Hanna hanya bisa menghela nafas. Dasar cewek gila, batin Hanna.

"Yaudah gue beliin, jagain tempat gue," Hanna berdiri dan berjalan ke kios yang menjual mie goreng. Di tengah perjalanan, Hanna lupa menanyakan minuman apa yang diinginkan Aurin. Hanna sambil berjalan memutar kepalanya dan bertanya kepada Aurin.

"Aurin! Mau minum apa?!" teriak Hanna agak keras dengan maksud agar Aurin bisa mendengarnya.

"Jus Jeruk Hann!" jawab Aurin. Hanna tidak mendengar Aurin sama sekali.

"Hah?! Ga denger!"

"JUS JERUK HANNA KELLY!" teriak Aurin lebih keras. Orang-orang dikantin mulai memperhatikan tingkah mereka yang aneh. Hanna yang masih saja berjalan tanpa melihat kedepan akhirnya mendengar Aurin.

"Oke! Jus jeru— ah!" Hanna menabrak seseorang. Orang tersebut sedang membawa minuman yang tumpah mengenai seragam mereka berdua.

"Astaga maaf banget gue gak sengaja!" ucap Hanna sambil membersihkan baju orang tersebut dengan tangan kosongnya. Tidak ada gunanya.

"LO JALAN PAKE MATA!" teriak orang itu dengan suara yang berat. Hanna tidak terlalu mengenal cowok ini. Berarti cowok ini adalah anak kelas 12, karena Hanna jarang berurusan dengan mereka dulu.

"Sorry...," ucap Hanna sambil tetap mencoba membersihkan baju cowok itu. Cowok itu yang risih langsung menepis tangan Hanna. Murid-murid di kantin itu saling berbisik satu sama lain.

"Gak guna," cowok itu membuka bajunya di dalam kantin. Ya, membuka baju di dalam kantin. Hanna berpikir wah cowok ini sudah gila juga ternyata. Tapi untungnya cowok ini masih menggunakan baju dalam jadi ia tidak bertelanjang dada seperti orang gila. Cowok itu melemparkan bajunya ke Hanna.

"Bersihin," ucap cowok itu kepada Hanna, lalu cowok itu pergi dari kantin itu. Hanna berjalan kembali dengan lunglai ke tempat duduknya tadi setelah sudah memesan pesanan Aurin.

"Aurin siapa sih cowok tadi? Gue malu banget tau gak!" ucap Hanna langsung kepada Aurin.

"Hann, lo gak papa? Baju lo kotor...," ucap Aurin yang merasa bersalah.

"Gapapa, gue bisa pake baju olahraga. Sekarang coba jawab, siapa sih dia?" tanya Hanna sekali lagi. Aurin menjelaskan siapa cowok itu, namanya adalah Ezra. Lebih tepatnya Ezra Pratama. Ezra adalah murid yang sangat disegani di Medley. Dari penjelasan Aurin, Hanna bisa menangkap bahwa Ezra adalah tipikal badboy yang disukai banyak cewek. Alasan Hanna tidak mengenal Ezra adalah karena Hanna 2010 memang tidak perduli dengan murid-murid kelas 12 apalagi dengan murid cowoknya.

"Hanna tapi masa' lo gak tau siapa kak Ezra? Dia cowok yang paling banyak disuka sama cewek-cewek disini," ucap Aurin. "Kan bener gue bilang," batin Hanna. Aurin melihat ke kiri dan kanan lalu ia memajukan badannya dan membisikkan sesuatu ke Hanna. "Bahkan ada gosip bilang kalo cowok disini juga suka sama dia!" Hanna bergidik ngeri mendengar ucapan Aurin.

"Termasuk lo?" tanya Hanna kepada Aurin.

"Ew, gue gak suka cowok kasar," ucap Aurin dengan santainya. "Lo ngapain bawa baju dia Hann?" lanjutnya.

"Oh gue disuruh cuci sama dia,"

"Dan lo mau?" Hanna mengangguk pelan. Hanna berpikir karena dari awal memang Hanna lah yang salah dalam situasi ini, jadi wajar saja jika Ezra memintanya bertanggung jawab.

"Haaah Hanna Hanna, yaudah deh semangat ya Hann," ucap Aurin sambil menepuk-nepuk tangan Hanna.

Hanna membawa baju Ezra dan membersihkan nya di wastafel kamar mandi perempuan. Ia menggosok baju itu dengan kuat agar noda yang menempel di baju Ezra bisa segera hilang, rasanya baju itu hampir koyak sangking kuatnya Hanna mengucek.

"Akhirnya ilang," batin Hanna. Hanna keluar menuju kelasnya sambil mengibas-ngibaskan baju itu. Untungnya Hanna tidak membasahi seluruh baju itu, hanya bagian yang terkena noda saja. Hanna bingung dimana ia bisa menjemur baju ini agar cepat kering.

Didalam kelas nya Hanna melihat ada bangku kosong dan langsung berinisiatif menarik bangku tersebut keluar kelas agar bisa menggantung baju Ezra.

"Hmm kurang kena panas nih," ucap Hanna kepada dirinya sendiri. Lalu ia melihat ke sekitar dan perhatian tertuju di tengah lapangan yang sedang panas terik dan tidak ada orang yang sedang menggunakan lapangan itu. Hanna langsung menarik bangku itu lagi ketengah lapangan.

"Nah kalo gini pas bel pulang sekolah pasti udah kering," ucap Hanna dengan bangga kepada dirinya sendiri, ia tersenyum-senyum sendiri seperti orang gila. Hanna tidak sadar kalau orang-orang sedang melihat ke arah dirinya.

"Zra, itu baju lo bukan yang ditengah lapangan?" ucap Ryan, teman dekat Ezra.

"Iya, tadi baju lo ketumpahan kan?" ucap Reza yang merupakan teman dekat Ezra juga. Ezra yang mendengar perkataan mereka langsung menoleh ke arah lapangan dan melihat Hanna dengan bajunya. Ezra melihat aneh ke arah Hanna, karena Hanna senyum-senyum saat itu. Bagaimana bisa orang bahagia saat menjemur baju?

"Wah baju lo dijemur ditengah lapangan, hahahaha," ucap Ryan sambil tertawa, diikuti Reza yang sadar dengan hal itu. Mereka bertiga masih memandangi Hanna yang berada ditengah lapangan.

"Dia siapa sebenarnya? Gue gak pernah lihat, anak baru?" tanya Ezra kepada kedua temannya.

"Itu Hanna Kelly, lo pasti tau," ucap Reza. Ezra langsung membelalakkan matanya.

"Itu yang namanya Hanna Kelly? Cewek yang suka nge bully anak-anak disini?" tanya Ezra memastikan. Temannya hanya mengangguk. Ezra sering mendengar nama Hanna Kelly karena kelakuannya, tapi Ezra tidak pernah berpapasan dengan anak itu.

"Tapi kata orang-orang dia udah berubah Zra, gue gak tau sih itu beneran atau cuma akting," lanjut Reza.

"Berubah jadi cantik ya?" ucap Ryan yang disambut dengan pukulan hangat dari Reza. "Dasar lo! Lihat cewek cantik dikit aja langsung ya,"

"Aw sakit anjing," ucap Ryan sambil memegangi kepalanya.

"Dia tiba-tiba berubah jadi baik? Interesting," batin Ezra. Ia menyunggingkan senyuman yang tidak dapat dimengerti.

———

One More ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang