6. GUDANG

29 2 0
                                    

"Kembalilah kepada Allah, walaupun kau telah berdosa seribu kali"
At-Taubah: 40


6.GUDANG

Pelangi masuk keruangan guru dengan perasaan gundah. Pelangi mengacak rambutnya kasar. "Ais! Kalau kena marah gimana?  Udah konsekuensinya."

"Maaf buk saya telat." ujarnya ketika sudah sampai di ruang guru dan berhadapan langsung dengan Bu Arabiya.

"Kamu tahu ini sudah jam berapa Pelangi? Saya suruh tadi jam berapa?"

"Iyaa buk, maaf. Saya telat ngasih bukunya ke ibuk. Hukum aja saya," jawab Pelangi frustasi.

"Kamu emang harus dihukum!"

"Lagian kenapa sih ibuk gak ngambil bukunya sendiri?" celetuk Pelangi.

Eh Pelangi mau ngomong di dalem hati malah keceplosan.

"Saya tidak membutuhkan kalian, tapi kalianlah yang membutuhkan saya."

Apa sih ibuk, aku tuh gak ngertii tau gakk?  Batin Pelangi.

"Saya hukum kamu. Sana kamu berdiri dilapangan menghadap bendera. Sampai pelajaran saya dimulai."

"H-ha?"

"Kenapa kaget kamu?"

"Kan itu lama banget buk. Sampe istirahat habis juga ibu belum masuk kekelas saya."

"Saya tidak peduli. Itu urusan kamu. Salah kamu telat mengantarkan bukunya."

"Iya buk"

🌈🌈

Lonceng istirahat berbunyi. Namun sialnya Pelangi masih berdiri didepan tiang bendera. Sudah panas terik, perut lapar, badan mulai lemas. Kapan sih penderitaan ini berakhirr?

"Di hukum lo?" tanya Zean yang tiba-tiba saja datang menghampiri.

"Menurut kamu? Ini juga gara-gara kamu! Udah perut aku laper lagi."

"Derita lo sih," balas Zean tepat di telinga Pelangi, lalu  tanpa dosanya cowok itu meninggalkan Pelangi sendirian.

"Dasar cowok gak punya perasaan!!"

🌈🌈

Zean masuk kedalam kelasnya. Mencari sebuah kotak bekal berwarna merah muda.

"Ngapain lo Zean?" tanya Kanan yang sedang memainkan gitarnya didepan pintu kelasnya. Biar kalau cewek-cewek pada lewat Kanan bisa langsung godain.

"Gak ngapa-ngapain"

"Masa? Tu lo ngambil apaan?"

"Oh, itu bekel dari Pelangi," jawab Bayu. Seketika Bayu tersadar, "Lah bukannya tadi lo tolak?"

"Diem lo!"

"Iya-iya," jawab Bayu.

Zean keluar dari kelasnya. "Selamat menempuh hidup baru, bos!" teriak Kanan memandangi bahu Zean yang sudah jauh sambil tertawa kecil.

Bayu hanya melongo. "Apasih goblok?"

Agra tahu persis bagaimana sifat Zean. Mungkin, kisah cinta Pelangi dan Zean tidak akan berjalan mulus seperti yang ia bayangkan.

PELANGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang