Zean langsung di larikan kerumah sakit. Cowok itu langsung di bawa ke ruangan UGD. Pelangi menunggu Zean di depan ruang rawat cowok itu. Seluruh tubuh cewek itu bergetar. Ia mondar-mandir di depan ruang rawat Zean. Sesekali ia mengigit buku kuku jarinya. Ia mengintip Zean dari balik jendela. Cewek itu menangis melihat Zean yang sedang di berikan pertolongan pertawa oleh dokter. "Aku mohon Zean kamu harus bertahan," pekiknya.
Pelangi merosotkan dirinya pada dinding di samping pintu ruang rawat Zean. Ia memeluk kedua lututnya sambil menangis dalam diam.
Seorang dokter keluar. Pelangi segera bangkit dan menghapus jejak air matanya. "Kamu keluarganya?"
"I-iya Dok , bagaimana keadaan Zean?"
"Pasien masih dalam keadaan koma, pasien kekurangan banyak darah. Darahnya terlalu banyak keluar akibat luka di kepalanya, untung saja bagian dalamnya tidak mengalami kerusakan."
"Saya mohon Dok, berikan perawatan yang terbaik untuknya."
"Kami pasti akan melakukan yang terbaik."
"Terima kasih dokter," Pelangi langsung masuk dan menemui Zean. Ia duduk di samping bangkar cowok itu.
Zean terkulai lemah dengan kepala yang di penuhi perban, dan infus yang melekat pada tangannya serta tabung oksigen yang terpasang di hidungnya.
Pelangi tidak kuat menahan tangis, air matanya jatuh begitu saja tanpa seizinnya. Cewek itu mengambil tangan Zean lalu menaruhnya di pipinya. "Aku mohon Zean...kamu harus kuat, kamu bisa laluin masa sulit ini. Aku bakal disini, di samping kamu," katanya lirih.
"Zean kenapa???" Bayu baru saja datang bersama Agra dan juga Kanan.
Tadi karna Pelangi benar-benar
sangat khawatir ia menelpon Bayu dari handphone Zean. Cewek itu tidak bisa berpikir jernih tadi, karena ibunya syok berat,ia stress, ia menenangkan dirinya di rumah dengan psikiater pribadi-nya.Pelangi langsung bangkit dan dengan buru-buru menghapus air matanya.
Bayu mengoyang-goyangkan tubuh Zean. Ia juga mengecek detak jantung Zean dengan cara menaruh kepalanya di atas dada Zean. Kanan langsung menoyor kepala Bayu, membuatnya menoleh, "jangan di gituin ada ceweknya."
Bayu nyengir, "maaf ya, Pelangi, gue emang gini orangnya, suka lebay." ujar Bayu pada Pelangi.
Pelangi hanya tersenyum simpul.
"Ini Zean beneran? Dia beneran koma? Dia beneran kritis? Sumpah demi apa?" tanya Kanan dengan bertubi-tubi.
"Biasanya juga Zean tahan sama yang beginian, kenapa sekarang gak?"
"Lo berdua jangan gitu, Zean beneran koma malah lo bercandain." kata Agra pada Bayu dan Kanan.
"Zean koma? Yang bener a-"
Kanan langsung membekap mulut Bayu membuatnya diam seketika. "Emang si anjing ini lebay-nya kelewatan." Bayu hanya menatap Kanan dengan isyarat, 'lepasin mulut gue sekarang!'
"Zean kenapa? Kenapa dia bisa kaya gitu?" tanya Agra pada Pelangi. Mereka di luar ruang rawat sekarang, meninggalkan Bayu dan juga Kanan.
Mata Pelangi berkaca-kaca. Ia menunduk. "M—mama berubah jadi Kirana dan gak sadar kalau udah ngelukain Zean."
"Nyokap lo punya 2 kepribadian?"
Pelangi mengangguk.
"Kok bisa?"
"Panjang ceritanya."
Agra melirik jam tangannya. "Om Zevgas bentar lagi bakal nyampe, lo bisa pulang sendiri kan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
PELANGI
Romance[SEMANGAT LO BISA GAPAI YANG LO MAU. DOA & USAHA NOMOR SATU] "Gimana sih lo? Punya mata lo kan? Gue yang segede ini masa lo gak liat? Buta mata lo?! Main tabrak aja!" gerutu cowok itu. "Iyaa Maaf." balas Pelangi. Cewek itu masih menunduk membersihk...